Sunday, November 6, 2016

PROPOSAL PROGRAM PEMBELAJARAN : PENGEMBANGAN KURIKULUM INTERPROFESIONAL EDUCATION



PROPOSAL

2.1 Tinjauan Teori

Interprofesional Learning didefiniskan sebagai ‘belajar bersama untuk mempromosikan praktek kolaborasi (Hammick, 1998). Interprofesional Learning terjadi ketika dua atau lebih profesi belajar bersama, dari dan masing masing untuk meningkatkan kerjasama dan kualitas perawatan dan termasuk di dalamnya pembelajaran saat di perkuliahan dan pembelajaran klinik sebelum dan setelah kualifikasi, adaptasi dari sudut pandang profesi masing-masing. Interprofessional education diyakini penting untuk mengembangkan hubungan pekerjaan baik di antara profesional berbeda dengan meningkatkan interprofessional sikap dan perilaku yang positif (Barr, 2002). Hal ini terjadi ketika beberapa mahasiswa profesi belajar untuk mengefektifkan kolaborasi dan meningkatkan pelayanan kesehatan. Kegiatan pendidikan dilakukan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran interaktif antar profesional untuk mengembangkan praktik kolaboratif antar profesi pendidikan (Freeth, 2002). Selain itu, Interprofessional education merupakan langkah yang diperlukan dalam mempersiapkan tenaga kesehatan yang lebih baik dan siap untuk menghadapi masalah kesehatan. Keberhasilan interprofessional education tergantung pada interaksi staf dan mahasiswa dengan konsep pembelajaran interprofessional education dan dicampur sebagai pembelajaran yang dipilih dan proses (Barr, 2002).

Secara spesifik, interprofessional education dapat dimanfaatkan untuk membahas isu-isu kesehatan maupun kasus tertentu yang terjadi di masyarakat supaya melalui diskusi interprofesional tersebut ditemukan solusi-solusi yang tepat dan dapat diaplikasikan secara efektif dan efisien. Penerapan interprofessional education diharapkan dapat membuka mata masing-masing profesi, untuk menyadari bahwa dalam proses pelayanan kesehatan, seorang pasien menjadi sehat bukan karena jasa dari salah satu profesi saja, melainkan merupakan konstribusi dari tiap profesi yang secara terintegrasi melakukan asuhan kesehatan (HPEQ Project, 2011).
Pada Intinya Interprofessional education memiliki tujuan utama untuk mempersiapkan mahasiswa di fakultas kesehatan atau kedoteran untuk dapat bekerja sama, berkolaborasi satu dengan lainnya inter-profesi. Kerjasama ini penting dilakukan karena adanya perubahan paradigma masalah kesehatan menjadi lebih luas dan kompleks. Manfaat IPE dapat dijelaskan dengan gambar dibawah :


            Gambar diatas menjelaskan bagaimana peranan interprofessional education dalam memberikan manfaat untuk dunia kesehatan. Interprofesional education menjadi dasar adanya praktek kolaborasi di dalam praktek tenaga kesehatan. Dengan kata lain bila pemahaman akan interprofessional education penting sebagai dasar praktek kolaborasi. Mahasiswa yang mampu memahami pokok penting Interprofesional education tentunya akan dapat mempraktekan kolaborasi interprofesi dengan baik. Dan akhirnya sebagaimana gambar diatas, terjadi optimalisasi layanan kesehatan yang akan meningkatkan status kesehatan masyarakat.
Menurut IPEC (2011), kompetensi utama dalam Interprofesional Collaborative Practice terdiri dari empat domain yaitu nilai/etik untuk praktik  interprofesional, peran dan tanggungjawab, komunikasi Inter-professional, team dan teamwork.
Berikut gambar tentang Interprofesional Collaborative Practice Domains:



Domain Kompetensi 1 : Nilai/etik untuk praktik  interprofesional
Nilai dan etik yang berhubungan dengan sistem interprofesional merupakan hal yang penting, bagian baru dalam membentuk sebuah identitas profesional. Nilai dan Etik itu berfokus pada pasien dan berorientasi pada komunitas, tertanam dalam tujuan bersama untuk mendukung kemajuan dalam pelayanan kesehatan, dan mencerminkan komitmen bersama untuk membuat pelayanan yang lebih aman, efektif dan efisien. Teamwork memasukkan nilai dengan membawa serta pasien atau keluarga dan komunitas untuk mendapatkan kesehatan, mencegah penyakit, dan menyediakan pelayanan yang komprehensif bagi yang sakit. Hormat-menghormati dan kepercayaan adalah fondasi untuk efektif kerjasama interprofesional untuk perawatan kolaborasi diantara profesi kesehatan. Pada saat yang bersamaan, perawatan kolaborasi menghormati perbedaan yang tercermin dalam keahlian tiap profesi dalam memberikan pelayanan. Beberapa nilai dan etika yang menjadi tumpuan dalam kolaborasi interprofesional seperti menempatkan kepentingan pasien dan keluarga ditengah-tengah praktek, menghormati martabat dan privasi klien sewaktu memperikan pelayanan, bekerja dalam kerjasama dengan mereka yang menerima perawatan, mereka yang memberikan perawatan dan mereka yang terlibat didalamnya dan lainnya.
Domain Kompetensi 2 : Peran dan Tanggungjawab
Belajar menjadi inter-professional membutuhkan pemahaman bagaimana peran dan tanggung-jawab masing-masing dalam pelayanan yang berfokus pada pasien dan berorientasi pada komunitas. Domain ini secara tidak langsung merupakan fitur penting dalam kerangka kerja kompetensi interprofesi. Kebutuhan untuk menangani promosi kesehatan dan permasalahan penyakit dalam konteks ‘complex care’ dan faktor komunitas membuat adanya batasan dari keahlian profesi dan membuat perlunya kerjasama, koordinasi dan kolaborasi diantara profesi. Bagaimanapun, koordinasi dan kolaborasi yang efektif terjadi disaat setiap profesi mengetahui dan menggunakan masing-masing keahlian dan profesi dalam pelayanan yang terfokus kepada pasien. Contoh kompetensi peran dan tanggung jawab ini tercermin dalam poin-poin : 1) Memaparkan peran dan tanggung-jawab masing-masing secara jelas kepada pasien, tim dan petugas lain, 2) memahami masing-masing batasan dalam pengetahaun, skill dan kemampuan, 3) Berkomunikasi dengan anggota tim untuk mengkarifikasi masing-masing peran dan tanggung-jawab dalam melaksanakan bagian pelayanan dan lain sebagainya.
Domain Kompetensi 3 : Komunikasi Inter-professional
Garis terdepan profesi kesehatan mengidentifikasi bahwa komunikasi merupakan inti kedua dari domain kompetensi model interproffesional ini dan sebagai  aspek inti dari praktek kolaborasi inter-profesi. Mengembangkan kemampuan dasar komunikasi adalah hal biasa untuk profesi tenaga kesehatan, namun siswa kesehatan seringkali hanya memiliki sedikit pengetahuan atau pengalaman komunikasi inter-profesi. Lebih dari satu dekade sebelumnya, AAMC mengatakan bahwa komunikasi dalam  kedokteran mengakui pentingnya dapat melakukan komunikasi yang efektif dengan anggota laiinya dalam tim kesehatan. Kompetensi komunikasi membantu profesi menyiapkan praktik kolaborasi. Komunikasi sebagai persiapan sebelum bekerja bersama memulai kolaborasi inter-profesi yang efektif. Baggs & Schmitt ( 1997) mengatakan bahwa menjadi tersedia dalam temapt, waktu dan pengetahuan sebagaimana pula mau menerima melalui kepentingan yang diutarakan, mampu mendengarkan secara aktif, membuka diri dan mempunyai keinginan untuk berdiskusi adalah elemen yang menunjukkan kesiapan. Beberapa contoh kompetensi dalam domain ini yaitu : 1) Memilih cara dan teknik berkomunikasi yang efektif meliputi sistem informasi dan teknologi komunikasi untuk memfasilitasi diskusi dan interaksi untuk meningkatkan kemampuan tim, 2) mengatur dan mengkomunikasikan informasi dengan pasien, keluarga dan tim kesehatan lainnya untuk membentuk pengertian bersama.
Domain Kompetensi 4 : Team dan Teamwork
Belajar untuk menjadi interprofesi berarti belajar untuk menjadi anggota tim yang baik. Kelakuan kerjasama tim dipraktekkan dalam berbagai keadaan dimana profesi profesi kesehatan berinteraksi dalam keinginan untuk berbagi tujuan bersama dalam menangani pasien.Kerjasma tim ini termasuk bekerjasama dalam sistem yang terfokus kepada pasien, mengkoordinasikan pelayanan seseorang dengan profesi lain sehingga ketidakinginan, jarak dan kesalahan itu dapat dihindari. Kompetensi yang terdapat dalam domain ini beberapa diantaranya adalah menjelaskan perkembangan tim, peran dan praktik tim yang efektif, mengaplikasikan praktik kepemimpinan yang mendukung praktik kolaborasi dan keefektifan tim.
            Untuk mencapai kompetensi diatas, pengembangan kurikulum interprofesional education harus diterapkan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Lee et al In Press telah menyusun dan mengembangkan kurikulum bagi institusi pendidikan kesehatan yang dapat digunakan untuk mempersiapkan mahasiswa dalam memasuki pendidikan profesi di pelayanan kesehatan yaitu Four Dimensional Curriculum Development Framework. Kurikulum dirancang dalam empat dimensi, yaitu : dimensi pertama identifying future healthcare practice needs, dimensi kedua defining and understanding capabilities, dimensi ketiga teaching, learning & assessment dan dimensi keempat yaitu supporting institutional delivery.





Berikut digambarkan Four Dimensional Curriculum Development Framework.


Berdasarkan pada gambar diatas, dapat dijelaskan :
Dimensi 1 : Identifying future healthcare practice needs
Pada tahap ini menjelaskan tentang perlunya dilakukan tracer study kepada pihak lahan / pelayanan kesehatan terkait dengan apa kebutuhan pelayanan kesehatan saat ini. Tentunya ini akan menjadikan dasar perumusan pengembangan pengetahuan, kompetensi dan skill mahasiswa yang akan dirancang didalam kurikulum institusi. Sehingga harapannya pembelajaran yang diterapkan di dalam institusi pendidikan ini sudah sesuai dengan kebutuhan yang ada dalam pelayanan kesehatan
Dimensi 2 : Defining and understanding capabilities
Pada tahap ini dijelaskan tentang pengetahuan, kompetensi dan skill yang harus tercapai oleh mahasiswa selama mereka menduduki pendidikan akademik. Kompetensi utama dalam Interprofesional Collaborative Practice yang terdiri dari empat domain yaitu nilai/etik untuk praktik  interprofesional, peran dan tanggungjawab, komunikasi Inter-professional, team dan teamwork juga patut untuk dirumuskan dalam rangka mencapai interprofesional education.
Dengan adanya pengetahuan, kompetensi dan skill yang sudah disusun sesuai dengan standart dalam rangka mencapai interprofesional education, maka hal ini akan menjadikan dasar pembentukan  dan persiapan bagi mahasiswa untuk melakukan praktek profesi dilayanan kesehatan secara maksimal dan sebagai persiapan untuk menjadi tenaga kesehatan professional.
Dimensi 3 : Teaching, learning & assessment
Tahap ini merupakan dasar penyusunan dan menentukan bagaimana metode pembelajaran yang tepat dilakukan berdasarkan kurikulum yang telah disusun berdasarkan dimensi 1 dan dimensi 2
Dimensi 4 : Supporting institutional delivery
Tahapan ini menjelaskan tentang pemenuhan hal-hal yang diperlukan dalam rangka mencapai kurikulum dan metode pembelajaran yang telah dirumuskan, baik dari segi sumber daya manusia, sarana dan prasarana, administrsi maupun kebutuhan lainnya

2.2 Tujuan
Merumuskan dan mengembangkan kurikulum interprofesional education

2.3 Sumber Daya
Penyusunan, perumusan dan pengembangan kurikulum interprofesional education ini melibatkan :
  1. Institusi pendidikan : dosen, mahasiswa
  2. Stakeholder terkait yaitu institusi pelayanan kesehatan (rumah sakit, puskesmas, dll) : manajemen dan pembimbing lahan
  3. Organisasi profesi
2.4 Rencana Strategi dan Aktivitas

No
Rencana Strategi
Aktivitas
1
Identifying future healthcare practice needs
1.    Survey tracer study ke pelayanan kesehatan
2.    Identifikasi kebutuhan pelayanan kesehatan

2
Defining and understanding capabilities
1.    Lokakarya perumusan kurikulum bersama stakeholder terkait dan organisasi profesi
2.    Penyusunan kurikulum didasarkan pada hasil yang ditemukan dalam strategi 1
3.    Penyusunan kurikulum didasarkan pada empat domain kompetensi

3
Teaching, learning & assessment
1.    Menentukan metode pembelajaran yang tepat digunakan untuk menjalankan kurikulum yang sudah ditetapkan dalam startegi 2
2.    Metode pembelajaran berfokus pada interprofesional education

4
Supporting institutional delivery
1.    Penyediaan sumber daya manusia
2.    Penyediaan sarana dan prasarana
3.    Penyediaan fasilitas pendukung
4.    Penyediaan administrasi





2.5 Metode Evaluasi Program
Metode evaluasi program dilakukan melalui :
1.    Evaluasi pembelajaran mahasiswa
2.    Umpan balik dari stakeholder terkait / pembimbing lahan terkait pemenuhan pengetahuan, kompetensi dan skill yang telah dicapai oleh mahasiswa dalam menerapkan interprofesional education




Azwar, A. (1994). Program menjaga mutu pelayanan kesehatan. Jakarta: Yayasan Penerbit IDI.

Barwell J et al (2013) How interprofessional learning improves careNursing Times; 109: 21, 14-16.

DIKTI, 2006. Standart pedoman pendidikan profesi. dikti.go.id

Hall, P. (2005). Interprofessional teamwork: Professional cultures as barriers. Journal of Interprofessional Care Suplement 1: 188-196.

HPEQ-Project. (2011). Mahasiswa kesehatan harus tahu!: Berpartisipasi dan berkolaborasi dalam sistem pendidikan tinggi ilmu kesehatan. Jakarta: Dikti-Kemendikbud.

HPEQ-Project. (2012). Apa kata mahasiswa?: Hasil kajian partisipasi & kolaborasi mahasiswa kesehatan di Indonesia. Jakarta: Dikti-Kemendikbud.

Keith, K.M. & Askin, D. F. (2008). Effective collaboration: The key to better healthcare. Canadian Journal of Nursing Leadership (CJNL), 21 (2): 51- 61.

Lee, A., Steketee, C., Rogers, G. & Moran,M.In press. Towards a theoretical  framework for curriculum development for health professional education. Focus on Health Professional Education : A Multy-disciplinary Journal

Newman D M : A community nursing center for the health promotion of senior citizens based on the Neuman systems model , N urs Educ Perspect 26 ( 4 ) : 221 – 223 , 2005 .


Royal College of Nursing. (2006). The impact and effectiveness of interprofessional education in primary care : An RCN literature review. London: RCN.

Thistlethwaite, J. & Monica M., (2010). Learning outcomes for interprofessional education (IPE): Literature review and synthesis. Journal of Interprofessional Care, September 2010, 24(5): 503-513.

USU, 2013. Program Studi Ners. USU : Sumut http://fkep.usu.ac.id/program-studi/pendidikan-profesi-ners.html

WHO, 2010. Framework for Action on Interprofessional Education & Collaborative Practice. CH-1211 Geneva 27, Switzerland. 


0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Facebook Themes