Monday, December 5, 2016

ANALISIS TEORI KEPERAWATAN MARTHA E. ROGERS (UNITARY HUMAN BEINGS)




2.1 ANALISIS TEORI KEPERAWATAN MARTHA E. ROGERS (UNITARY HUMAN BEINGS)
       1.    Background of the teorist
Martha E. Rogers lahir 12 Mei 1914 di Dallas, Texas anak tertua dari empat bersaudara, dari pasangan Bruce Tailor Rogers dan Lucy Mulholland Keener Rogers. Ia memulai pendidikan tingginya di Universitas Tennessee di Knoxville, dimana ia mempelajari ilmu pengetahuan dari tahun 1931 sampai 1933. Ia meraih diploma ilmu keperawatan dari General Hospital School of Nursing di tahun 1936. Tahun 1937 ia menerima B.S. dari George Peabody College di Nashville, Tennessee. Gelar sarjana lainnya adalah M.A. di bidang public health nursing supervision dari Teacher’s Collage, Universitas Collumbia, New York tahun 1945; M.P.H. tahun 1952 dan Sc,D. tahun 1954. Keduanya dari Universitas John Hopkins di Baltimore (Tomey & Alligood: 2006)

Sunday, December 4, 2016

Penerapan Midle Range Theory Phil Barker: The Tidal Model of Mental Health Nursing



TINJAUAN TEORI


2.1         Latar Belakang Teori
Phil Barker lahir di Skotlandia dan  daerah pantai, dan mulai berpengaruh dan tertarik dengan air, kiasan hidup yang terakhir. Ia berhutang kepada ayah dan kakeknya dengan “Memelihara dan disiplin”yang menolong dirinya untuk menghargai bahwa“" hidup adalah suatu jawaban yang menantikan pertanyaan yang benar”. Ia seperti mereka  menjadi filosofer ( Barker,1999b).Hidup pada konteks ini juga mendukung kecurigaan dan filosofinya setiap hari dengan berespon melalui model Pasang surut (Alligood, 2010).
Barker mengikuti pelatihan pelukis dan menjadi ahli pahat  pertengahan tahun 1960 dan menang serta mendapatkan Pernod Award untuk pelukis muda tahun 1974, yang mana waktu itu ia sudah siap menjadi perawat Jiwa. Ia terus melukis catatan metaphor. Barker masuk sekolah seni dengan memperkenalkan dirinya “ Belajar dari kenyataan “, pengalaman yang nyata, dengan focus pada temuan filosofinya. Daya tariknya dengan filosofi timur, yang mulai  pada sekolah seni, meluncurkan  teori Pasang Surut dengan gema yang kacau balau, ketidaktentuan, perubahan, dan gagan cina pada saat krisis. Awal keterlibatan pada seni juga membantu untuk menjelaskan pandangan Barker’s tentang keperawatan yaitu “ Keahlian dalam CARING” ( Barker, 2000)

Saturday, December 3, 2016

Phylosopical Nursing Theory Kari Marie Martinsen



2.1  Tujuan Teori
Teori filosofikal, ilmiah dasar dan aplikasi praktis yang dikembangkan oleh Kari Marie Martinsen berfokus pada telaah di sisi moral keperawatan, dan etika keperawatan serta caring. Pandangan dunia fenomenologis berbasis Martinsen adalah manusia tidak dapat dipahami atau dipertimbangkan dalam isolasi dari lingkungannya. Manusia dan lingkungan merupakan suatu perangkat yang menyebabkan setiap situasi tergantung konteks dan bersifat unik.
Caring yang berhubungan atau menekankan rasa empati, refleksi, keterbukaan dan kemurahan hati dan kepercayaan. Pada pelaksanaan asuhan keperawatan di masyarakat saling terkait satu sama lainnya, karena pelayanan yang diberikan haruslah bersifat komprehensif dan berkesinambungan karena kebutuhan tiap individu berbeda satu sama lainnya, maka perawat haruslah bersikap sesuai dengan kebutuhan pasien saat itu (Alligood, M. R., & Tomey, A. M, 2010).

Friday, December 2, 2016

Konsep bab1: PENGARUH EKSTRAK DAUN TEH ROSSELA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT EDEMA PADA TIKUS LUKA BAKAR DERAJAT 2




Penelitian ini membahas mengenai hubungan antara pemberian ekstrak teh daun rossela yang akan diberikan secara minum terhadap tingkat edema yang terjadi pada tikus yang mengalami luka bakar derajat 2. Penelitian ini merupakan penelitian laboratorium berdesain eksperimental yang dilakukan di laboratorium.

Untuk mempermudah anda membuat latar belakang judul ini, maka sesuaikanlah dengan yang kami buat dibawah ini, Kami menyusun kerangka ini agar tulisan anda nanti dapat dengan mudah dimengerti oleh Dosen pembimbing anda sehingga mengurangi revisi yang mungkin terjadi. Kami membuatnya dalam format per-paragraph dimana tiap paragraph hanya berisi satu topik saja.
Setiap Judul Penelitian memiliki 2 variabel, kami mengembangkan konsep bab 1 ini dari 2 variabel tersebut, baca lebih lanjut disini 

'DUA VARIBEL' DALAM SKRIPSI KEPERAWATAN
Selamat mengerjakan


Judul:  PENGARUH EKSTRAK DAUN TEH ROSSALI TERHADAP PENURUNAN TINGKAT EDEMA PADA TIKUS LUKA BAKAR DERAJAT 2

Buatlah Latar Belakang anda sesuai panduan berikut:

[Paragraph 1] Apa itu Luka bakar: Jelaskan tentang arti luka bakar dalam paragraph ini, bagaimanakah definisinya. Sebutkan juga derajat luka bakar terutama luka bakar derajat 2.

[Paragraph 2] Akibat Luka bakar: apa saja akibat luka bakar? Luka bakar akan mengakibatkan inflamasi, kerusakan jaringan dll. Fokuskan pada akibat inflamasi salah satunya ttg edema

[Paragraph 3] Definisi Edema: apa itu edema? Apa karakteristik edema? Jelaskan disini

[Paragraph 4] Jelaskan patofisiologi edema: bagaimana edema bisa terjadi? apa faktor yang mempengaruhi edema?isalnya istrhat, obat2an atau mungki terapi lain seperti relaksasi.

Thursday, December 1, 2016

KONSEP BAB.1: HUBUNGAN TINGKAT KETERAMPILAN PERAWAT DALAM (MEMASANG DAN MERAWAT INFUS) TERHADAP KEJADIAN PLEBILIS DI RUANG MAWAR RS.B




Penelitian ini membahas mengenai hubungan antara tingkat keterampilan seorang perawat dalam memasang dan merawat infus dengan kejadian plebitis di ruang perawatan. Peelitian ini didasarkan pada fakta bahwa sampai saat ini masih banyak pasien yang mengalami plebitis sehingga masih perlu untuk dicari tau penyebanya.

Untuk mempermudah anda membuat latar belakang judul ini, maka sesuaikanlah dengan yang kami buat dibawah ini, Kami menyusun kerangka ini agar tulisan anda nanti dapat dengan mudah dimengerti oleh Dosen pembimbing anda sehingga mengurangi revisi yang mungkin terjadi. Kami membuatnya dalam format per-paragraph dimana tiap paragraph hanya berisi satu topik saja.
Setiap Judul Penelitian memiliki 2 variabel, kami mengembangkan konsep bab 1 ini dari 2 variabel tersebut, baca lebih lanjut disini 

'DUA VARIBEL' DALAM SKRIPSI KEPERAWATAN
Selamat mengerjakan


Judul:  HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DALAM (MEMASANG DAN MERAWAT INFUS) TERHADAP KEJADIAN PLEBILIS DI RUANG MAWAR RS.B 


Buatlah Latar Belakang anda sesuai panduan berikut:

[Paragraph 1] Apa itu Plebitis: Jelaskan tentang arti plebitis. Berikan dua/tiga definisi mengenai plebitis.

[Paragraph 2] Epidimiologi plebitis: BErapa banyak pasien yang mengalami plebitis? tampilkan data yang cukup rinci karena ini menjadi salah satu dasar penelitian anda. 

[Paragraph 3] Akibat Plebitis: Apa saja yang terjadi karena adanya plebitis? apakah efek negatifnya untuk pasien atau untuk rs? Jelaskan dalam paragraph  ini.

[Paragraph 4] Hubungan plebitis dengan Pelayanan profesional. jelaskan bahwa plebitis merupakan tanda adanya pelayanan yang kurang maksimal, sehingga harus dilakukan perbaikan.

PARADIGMA KEPERAWATAN




Paradigma Keperawatan


2.1.1        Pengertian
Paradigma merupakan pola atau skema yang mencoba mengorganisasikan atau menerangkan  suatu proses. Paradigma juga disebut sebagai tahap kedua perkembangan ilmu pengetahuan (Kuhn, 1962)  dimana pada tahap ini pencarian jalan keluar permasalahan yang rasional dilakukan  berdasarkan asumsi metodologis dan metafisik untuk memahami bagaimana hagian-bagian dari alam semesta melakukan kegiatan dan bagaimana cara mempelajari hal tersebut. Paradigma memiliki arti pengetahuan umum dimana didalamnya terdapat proses ilmiah umum yang secara historis mencerminkan berbagai keberhasilan dalam suatu disiplin.
Para ilmuwan di bidang sosial menganggap pendapat Kuhn terlalu sempit untuk diaplikasikan kedalam  pengetahuan sosial. Para ilmuwan ini berpendapat bahwa paradigma menyajikan kesepakatan bersama antar ilmuwan dalam suatu disiplin tentang konsep atau beberapa konsep yang akan mendasari perkembangan ilmu pengetahuan dalam disiplin tersebut. Paradigma memiliki dimensi penting dan memperlihatkan citra keilmuan mereka sebagai agen scientifik.

Contoh pendekatan Penyelesaian masalah melalui Filsafat




Pendidikan yang terjebak dalam semangat komersialisme


Saat  ini, Dunia Pendidikan sepertinya tidak hanya berfokus pada bagaimana caranya mendidik siswa/mahasiswa menjadi insan ilmu yang memenuhi kebutuhan jaman. Sebagian perhatian Dunia Pendidikan saat ini terfokus pada aspek pemasukan atau penerimaan keuangan. Bisnis, begitulah mungkin istilahnya dewasa ini. Berbagai Institusi pendidikan tinggi dengan gencarnya didirikan dan menarik perhatian calon mahasiswa untuk masuk, walau tidak ada jaminan akan kualitas yang diberikan.  Institusi pendidikan saat ini mungkin sudah menambah  fungsi  Tri Dharma Perguruan tingginya dengan fungsi baru yaitu untuk mencari keuntungan bagi pemilik atau yayasannya.
Pendidikan kita saat ini menjadi sebuah ranah komersialisasi dimana siapa yang berduit akan mendapatkan fasilitas pendidikan yang berkualitas sedangkan yang miskin tidak akan bisa mendapat pendidikan yang di inginkannya. Padahal disebutkan secara jelas  dalam pembukaan UUD 1945 bahwa pembangunan, pendidikan “untuk mencerdaskan kehidupan bangsa” merupakan sebuah kalimat yang tidak mendiskrimanasi si kaya dan si miskin dalam mendapatkan kualitas pendidikan. Namun, sayangnya dilapangan jauh berbeda untuk masuk sekolah yang mutunya bagus harus membayar mahal dan untuk dapat masuk kuliah harus membayar uang pembangunan yang mahal.

Wednesday, November 30, 2016

KONSEP BAB.1: Hubungan Perilaku Caring Perawat ruangan dengan tingkat Kepuasan Pasen di Rumah Sakit A




Penelitian ini membahas mengenai adakah pengaruh pemberian perilaku Caring dari Perawat yang ada di ruangan rawat inap dengan  tingkat kepuasan yang dirasakan oleh Pasien di Rumah sakit. Kita tahu bahwa masih banyak pasien merasa belum puas dengan pelayanan yang diberikan di rumah sakit terutama dari perawat. Karena itulah penelitian ini mencoba mencari tahu.

Untuk mempermudah anda membuat latar belakang judul ini, maka sesuaikanlah dengan yang kami buat dibawah ini, Kami menyusun kerangka ini agar tulisan anda nanti dapat dengan mudah dimengerti oleh Dosen pembimbing anda sehingga mengurangi revisi yang mungkin terjadi. Kami membuatnya dalam format per-paragraph dimana tiap paragraph hanya berisi satu topik saja.
Setiap Judul Penelitian memiliki 2 variabel, kami mengembangkan konsep bab 1 ini dari 2 variabel tersebut, baca lebih lanjut disini 

'DUA VARIBEL' DALAM SKRIPSI KEPERAWATAN
Selamat mengerjakan


Judul:  Hubungan Perilaku Caring Perawat ruangan dengan tingkat Kepuasan Pasen di Rumah Sakit A


Buatlah Latar Belakang anda sesuai panduan berikut:

[Paragraph 1] Apa itu Perilaku Caring: Jelaskan tentang perilaku caring disini, Karena tidak semua tau tentang perilaku caring, maka jelaskan maksud atau arti perilaku caring di paragraph ini.

[Paragraph 2] Manfaat perilaku caring: apa saja manfaat perilaku caring, apa yang dihasikan jika perawat memberikan caring bagi pasien. 

[Paragraph 3] Perilaku caring dengan Keperawatan profesional. Hubungkan perilaku caring dengan kewajiban perawat untuk profesional. Bahwa untk menjadi profesional, perawt perlu menjalankan beberapa tugas seperti perilaku caring. 

[Paragraph 4] Kepuasan : jabarkan arti kepuasan disini. Apakah itu kepuasan konsumen? apa arti kepuasan pasien?.

Monday, November 28, 2016




PEMANFAATAN TEKNOLOGI TELEKOMUNIKASI (TELENURSING) DALAM KASUS HENTI JANTUNG. “LET’S YOUR SMARTPHONE SAVING YOU”



Latar Belakang
Dunia saat ini sedang menghadapi peningkatan angka kejadian, kematian dan disability yang luar biasa dari penyakit kronik. Data statistik yang dikemukakan oleh WHO (2008) menunjukkan bahwa 60% kematian manusia pada umumnya disebabkan oleh penyakit kronik dan 80%-nya terjadi pada negara dengan pendapatan yang rendah dan sedang. WHO juga memproyeksikan kematian global akibat penyakit kronik akan meningkat 17% selama 10 tahun kedepan dengan angka kematian tertinggi akan terjadi di daerah Pasifik barat dan Asia tenggara. Diabetes, penyakit cardiovaskuler, penyakit pernafasan dan kanker merupakan pembunuh terbesar dunia yang menyebabkan 35 juta kematian setiap tahunnya (ICN, 2010).

Untuk kasus henti jantung sendiri berdasarkan data dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) melalui survey di Amerika mengatakan bahwa selama periode Oktober 2005 hingga Deember 2010 didapatkan sekitar 31,689 kasus cardiac arrest yang terjadi di luar rumah sakit (Bryan et al, 2011). Sementara itu di Indonesia berdasarkan hasil dari laporan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2007, diapatkan rasio 5,1% kematian akibat penyakit kantung iskemik pada semua umur dan 7,2% pernah mengalami gejala penyakit jantung.  Diperkirakan sekitar 10 ribu warga, atau berarti 30 orang per hari terkena penyakit jantung. Kejadian terbanyak dialami oleh penderita jantung koroner (Depkes, 2006). Hal yang paling penting dipahami bagi perawat dan lainnya adalah untuk mengerti besarnya permasalahan dan dibutuhkannya aksi segera untuk promosi kesehatan, pencegahan penyakit, penyediaan perawatan dan managemen yang tepat bagi yang membutuhkan (ICN, 2010).

Friday, November 25, 2016

Apakah Sengstaken Blakenmore Tube lebih efektif untuk GI Bleeding?





Is Sengstaken Blakenmore Tube efective for GI Bleeding?



Latar Belakang
Pendarahan Akut Gastrointestinal atau acute upper gastrointestinal  bleeding (UGIH) adalah salah satu kegawat-daruratan medis yang sering terjadi dan kebanyakan kasusnya membutuhkan pengkajian medis yang segera. Prioritas utama adalah untuk segera membawa pasien ke rumah sakit, dengan maksud untuk memperbaiki dengan segera status sirkulasi akibat shok baru kemudian menemukan sumber pendarahan yang terjadi. Penting untuk semua perawat mengetahui waspada dengan tanda dan gejala yang dialami, mangement perawatan acute upper GI bleeding, dan berbagai masalah yang terkait (Smith, 2004).
Insiden acute upper gastrointestinal  bleeding (UGIH) mencapai 150 kejadian dari 100.000 pendarahan dalam tubuh. Insiden ini paling sering terjadi pada masyarakat dengan tingkat pendapatan yang rendah. Walaupun insidennya sekarang sudah mulai menurun, angka kematian yang diakibatkannya tetap tinggi. Sebuah audit UGIH di Inggris pada tahun 1995 menunjukkan bahwa pasien yang masuk rumah sakit dengan pendarahan sebagai diagnosis utama angka kematiannya mencapai 11%. Sedangkan mereka yang mengalami pendarahan gastrointestinal untuk kedua kalinya, tingkat kematiannya mencapai 33%. Kematian terbanyak dari UGIH terjadi pada lansia yang mana memang tidak memiliki status kesehatan yang optimal (Fellows, 2000).

Hubungan Pola Asuh Orang tua dengan Perilaku sulit makan Anak usia pra-sekolah





Penelitian ini membahas mengenai adakah pengaruh Pola asuh yang diterapkan oleh orangtua dengan perilaku kurang makan pada anak pra-sekolah. Penelitian ini menjadi menarik karena kita tahu banyak anak yang kurang mau makan. Apakah ini ada hubungannya dengan pola asuh? bisa jadi bisa juga tidak.

Untuk mempermudah anda membuat latar belakang judul ini, maka sesuaikanlah dengan yang kami buat dibawah ini, Kami menyusun kerangka ini agar tulisan anda nanti dapat dengan mudah dimengerti oleh Dosen pembimbing anda sehingga mengurangi revisi yang mungkin terjadi. Kami membuatnya dalam format per-paragraph dimana tiap paragraph hanya berisi satu topik saja.
Setiap Judul Penelitian memiliki 2 variabel, kami mengembangkan konsep bab 1 ini dari 2 variabel tersebut, baca lebih lanjut disini 

'DUA VARIBEL' DALAM SKRIPSI KEPERAWATAN
Selamat mengerjakan


Judul: Hubungan Pola Asuh Orang tua dengan Perilaku sulit makan Anak usia pra-sekolah


Buatlah Latar Belakang anda sesuai panduan berikut:

[Paragraph 1] Apa itu Perilaku, apakah perilaku sulit makan?: Jelaskan tentang apa yang anda maksudkan dengan perilaku sulit makan itu. Apakah paramater seorang anak dikatakan sulit makan. Jelaskan di paragraph ini.
[Paragraph 2] Prevalensi: Jelaskan seberapa banyak anak yang mengalami kesulitan makan. Bila anda sulit mendapatkan data di Indonesia, cobalah pakai data dari luar negeri. Prevalensi disini penting untuk menguatkan dugaan anda.

[Paragraph 3] Akibat: Jelaskan apa saja akibat dari tidak maunya anak untuk makan. Apakah berat badannya berkurang, atau ada akibat-akibat lainnya.

[Paragraph 4] Hal-hal yang membuat anak sulit makan. JElaskan mengapa anak sulit makan, apakah yng dapat mempengaruhinya?


PENATALAKSANAAN DIAGNOSTIK PERITONEAL LAVAGE PADA PASIEN TRAUMA ABDOMEN : DIGANTIKAN USG?




Pendahuluan
Trauma pada abdomen adalah trauma yang menyebabkan kerusakan organ abdomen (lambung, usus halus, pankreas, kolon, hepar, limpa, ginjal) yang disebabkan oleh trauma tembus, biasanya tikaman atau tembakan; atau trauma tumpul akibat kecelakaan mobil, pukulan langsung atau jatuh. Rongga abdomen memuat baik organ-organ yang padat maupun organ yang berongga. Trauma abdomen biasanya disebabkan trauma tumpul. Trauma tumpul disebabkan adanya deselerasi cepat dan adanya organ-organ yang tidak mempunyai kelenturan (noncompliant organ) seperti hati, limpa, pankreas, ginjal, atau pembuluh darah dapat menimbulkan kehilangan darah substansional ke dalam rongga peritoneum. Trauma tumpul pada abdominal dapat terjadi karena kecelakaan motor, jatuh, atau pukulan. Sedangkan Kompresi dan perlambatan dari trauma tumpul menyebabkan fraktur pada kapsula dan parenkim organ padat, sementara organ berongga dapat kolaps dan menyerap energi benturan. Trauma abdomen didefinisikan sebagai trauma yang melibatkan daerah antara diafragma atas dan panggul bawah (Guilon, 2011).

Wednesday, November 23, 2016

Penanganan masalah Psikologis Korban Bencana





A.   Bencana

  1. Definisi
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya  korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis (Peraturan pemerintah no.21 th.2008).
Bencana adalah segala kejadian yang menyebabkan kerugian, baik ekonomi, kerugian jiwa manuasia dan kerugian pelayanan kesehatan/jasa kesehatan dengan skala yang cukup besar sehingga memerlukan penanganan diluar  penanganan normal yang memerlukan bantuan  daerah Luar dari daerah dampak bencana.(WHO, 2008).
Definisi bencana seperti dipaparkan diatas mengandung tiga aspek dasar, yaitu:
a.    Terjadinya peristiwa atau gangguan yang mengancam dan merusak (hazard).
b.    Peristiwa atau gangguan tersebut mengancam kehidupan, penghidupan, dan fungsi dari masyarakat.
c.    Ancaman tersebut mengakibatkan korban dan melampaui kemampuan masyarakat untuk mengatasi dengan sumber daya mereka.

KONSEP BAB.1: Pengaruh Senam Yoga terhadap penurunan Tekanan darah lansia di Panti Werdha





Penelitian ini membahas mengenai adakah pengaruh Senam Yoga terhadap penurunan Tekanan darah lansia di sebuah Panti Werdha. hal ini mungkin saja diteliti karena salah satu permasalahan lansia terbesar adalah Hipertensi. Dan penanganan hipertensi selama ini masih paling banyak menggunakan obat-obatan.

Untuk mempermudah anda membuat latar belakang judul ini, maka sesuaikanlah dengan yang kami buat dibawah ini, Kami menyusun kerangka ini agar tulisan anda nanti dapat dengan mudah dimengerti oleh Dosen pembimbing anda sehingga mengurangi revisi yang mungkin terjadi. Kami membuatnya dalam format per-paragraph dimana tiap paragraph hanya berisi satu topik saja.
Setiap Judul Penelitian memiliki 2 variabel, kami mengembangkan konsep bab 1 ini dari 2 variabel tersebut, baca lebih lanjut disini 

'DUA VARIBEL' DALAM SKRIPSI KEPERAWATAN
Selamat mengerjakan


Judul: Pengaruh Senam Yoga terhadap penurunan Tekanan darah lansia di Panti Werdha


Buatlah Latar Belakang anda sesuai panduan berikut:

[Paragraph 1] Apa itu lansia: Jelaskan tentang definisi lansia disini, berapa populasinya.

[Paragraph 2] Masalah pada lansia. lansia akan mengalami permasalahan fisik dan psikis, jelaskan permasalah apa saja yg mungkn terjadi di paragraph ini. 

[Paragraph 3] Hipertensi: Jelaskan arti dari hipertensi disini. 

[Paragraph 4] Akibat hipertensi: jabarkan akibat hipertensi mulai dari yang paling ringan hingga komplikasi berat seperti stroke dll.


Tuesday, November 22, 2016

Konsep Bab.1: Pengaruh Simulasi P3K terhadap keterampilan menangani kecelakaan pada siswa SMA





Penelitian ini membahas mengenai adakah pengaruh simulasi Penanganan Pertama pada Kecelakaan terhadap tingkat keterampilan siswa SMA untuk menangani kecelakaan yang mungkin akan terjadi.

Untuk mempermudah anda membuat latar belakang judul ini, maka sesuaikanlah dengan yang kami buat dibawah ini, Kami menyusun kerangka ini agar tulisan anda nanti dapat dengan mudah dimengerti oleh Dosen pembimbing anda sehingga mengurangi revisi yang mungkin terjadi. Kami membuatnya dalam format per-paragraph dimana tiap paragraph hanya berisi satu topik saja.
Setiap Judul Penelitian memiliki 2 variabel, kami mengembangkan konsep bab 1 ini dari 2 variabel tersebut, baca lebih lanjut disini 

'DUA VARIBEL' DALAM SKRIPSI KEPERAWATAN
Selamat mengerjakan


Judul: Pengaruh Simulasi P3K terhadap keterampilan menangani kecelakaan pada siswa SMA


Buatlah Latar Belakang anda sesuai panduan berikut:

[Paragraph 1] Apa itu Kecelakaan: Jelaskan tentang kecelakaan disini. Apa itu pengertian kecelakaan menurut definisi yang ada, mungkin menuru UU atau aturan lalu lintas

[Paragraph 2] Akibat Kecelakaan: Tuliskan disini apa saja akibat dari kecelakaan mulai dari tingkatan yang ringan hingga yang paling berat yaitu kematian.

[Paragraph 3] Prevalensi KEcelakaan. Seberapa banyak kecelakaan yang terjadi per-tahun. APa angkanya semakin meningkat?

[Paragraph 4] Pentingnya penangan pertama. jelaskan betapa pentingnya segera menangani korban kecelakaan karena semakin lama waktu yang terbuang akan semakin memperburuk kondisi pasien. Oleh karena itu butuh penangan cepat melalui P3K


teori Kari Marie Martinsen Philosophiof caring




TINJAUAN TEORI


2.1  Tujuan Teori
Teori filosofikal, ilmiah dasar dan aplikasi praktis yang dikembangkan oleh Kari Marie Martinsen berfokus pada telaah di sisi moral keperawatan, dan etika keperawatan serta caring. Pandangan dunia fenomenologis berbasis Martinsen adalah manusia tidak dapat dipahami atau dipertimbangkan dalam isolasi dari lingkungannya. Manusia dan lingkungan merupakan suatu perangkat yang menyebabkan setiap situasi tergantung konteks dan bersifat unik.
Caring yang berhubungan atau menekankan rasa empati, refleksi, keterbukaan dan kemurahan hati dan kepercayaan. Pada pelaksanaan asuhan keperawatan di masyarakat saling terkait satu sama lainnya, karena pelayanan yang diberikan haruslah bersifat komprehensif dan berkesinambungan karena kebutuhan tiap individu berbeda satu sama lainnya, maka perawat haruslah bersikap sesuai dengan kebutuhan pasien saat itu (Alligood, M. R., & Tomey, A. M, 2010).

2.2. Konsep Dasar Terkait Paradigma Dalam Keperawatan dan Definisinya (Alligood, M. R., & Tomey, A. M, 2010).
1. Keperawatan
Asumsi dasar philosophical caring termasuk dalam hal praktik keperawatan dimana perawat memberikan asuhan keperawatan merawat dan peduli pada orang lain. Hal yang harus diperhatikan ketika melakukan caring ke pasien yaitu : caring berkaitan dengan hubungan, praktik, dan moral. Caring dapat praktikkan dalam kasus nyata dimana caring melibatkan setidaknya dua orang atau lebih yang saling berinteraksi. Caring yang berkaitan dengan moral dapat diartikan sebagai situasi dalam mencapai tujuan yang diinginkan didasarkan pada evaluasi tindakan keperawatan.
2. Manusia
Menurut Martinsen (1975), manusia tidak dapat dipisahkan dari lingkungan sosial dan komunitasnya. Martinsen berpendapat bahwa terdapat hubungan yang paralel antara manusia dengan tubuhnya. Sebagai tubuh, manusia berhubungan dengan diri sendiri, orang lain, dan dunia, sedangkan manusia adalah tubuh itu sendiri dimana sebagai tubuh, manusia mempunyai persepsi dan pemahaman. Tubuh terdiri dari jasmani dan jiwa.
3. Kesehatan
Sehat adalah refleksi dari kondisi organisme, selain itu juga merupakan ekspresi tingkat kompetensi dalam pengobatan. Dampak yang membahayakan dari pengobatan dan pelayanan yang tidak adekuat bagi orang yang menderita penyakit kronis menyebabkan Martinsen kembali berpikir ke konsep konservatif yaitu sehat secara ideal.
4. Lingkungan
Manusia selalu berada dalam situasi yang berbeda dari satu tempat ke tempat yang lain dan dalam ruang yang satu ke ruang yang lain (berada dalam tempat dan ruang khusus). Dilihat dari dimensi ruang terdapat waktu, ambience, dan kekuatan. Martinsen menyatakan bahwa waktu, arsitektur, dan pengetahuan dapat bekerja terhadap ambience suatu dimensi ruang. Arsitektur, hubungan dengan orang lain, penggunaan obyek, kata-kata, pengetahuan, keberadaan kita di dalam ruangan, semuanya tersusun teratur dalam ruang dan situasi. Manusia masuk dalam ruang universal, ruang alami, tetapi melalui penciptaan ruang budaya. Kita membangun rumah dengan ruangan-ruangan dan aktivitas pelayanan kesehatan menempati ruangan yang berbeda.

2.3 Proposisi (Junaidi , 2011).
1. Perawatan
2. Penilaian Profesional
3. Praktik Moral Ditemukan Dalam Perawatan
4. Person Oriented Professional
5. Ungkapan Hidup Tertinggi
6. Area Yang Tak Dapat Disentuh
7. Vokasi
8. Mata Hati
9. The Registering Eye

2.4. Struktur Ide Philosophy of Caring (Alligood, M. R., & Tomey, A. M, 2010).
1. Perawatan
Perawatan adalah suatu bentuk yang bukan hanya sekadar nilai dasar keperawatan, tetapi juga merupakan nilai dasar hidup kita. Perawatan ialah perkembangan positif individu ke arah yang lebih baik. Perawatan berbentuk trinitas, terdiri dari hubungan, praktik, dan moral yang terjadi secara simultan. Perawatan mempunyai arah untuk menuju situasi orang lain. Dalam konteks profesional, perawatan memerlukan pendidikan dan latihan. Tanpa pengetahuan profesional, hubungan dengan pasien akan berubah menjadi sentimentil. Tanpa perwalian, tidak ada kelalaian, dan tidak sentimentil merupakan ekspresi dari perawatan.
2. Penilaian Profesional
Penilaian profesional menunjukkan kualitas suatu hubungan yang sebenarnya. Hal ini bisa dicapai melalui latihan menilai secara profesional baik dalam praktik maupun kehidupan sehari-hari berdasarkan observasi klinis kita. Penilaian profesional tidak hanya dilatih dengan melihat, mendengar dan menyentuh secara klinis, tetapi juga perlu dilatih bagaimana melihat, mendengar, dan menyentuh secara klinis dengan cara yang baik dan benar.
Pasien memberikan kesan yang berbeda-beda pada kita (perawat) karena persepsi seseorang memiliki analog dengan variasi karakter yang ditimbulkannya dan bergantung pada situasi tertentu. Satu hal yang perlu diingat dan direnungkan adalah adanya hubungan antara kesan dengan situasi, pengetahuan profesional yang dimiliki, dan pengalaman sebelumnya. Kebijaksanaan menunjukkan pengetahuan profesional melalui kepekaan alami dan bahasa sehari-hari.
3. Praktik Moral Ditemukan Dalam Perawatan
Praktik moral dapat terjadi bila empati dan refleksi ditampilkan secara bersama-sama saat bekerja sehingga caring dapat diekspresikan dalam tindakan keperawatan. Moral itu ada dalam situasi nyata yang harus diperhitungkan. Tindakan kita perlu dipertanggungjawabkan, yang didasarkan pada empati dan refleksi.
4. Person Oriented Professional
Person Oriented Professional mempunyai makna bahwa perawat sebagai tenaga profesional memandang pasien sebagai orang yang menderita dan harus dilindungi integritasnya. Hal ini memberikan tantangan bagi profesional untuk meningkatkan kompetensi dirinya dalam menjalin hubungan yang saling menguntungkan dan bersifat manusiawi dengan tujuan untuk melindungi dan merawat pasien. Selain itu, profesionalisme berbasis individu juga berbicara tentang pemahaman terhadap posisi  masing-masing pihak dimana pihak satu membutuhkan pihak lainnya, dan menempatkan pasien sebagai fokus dari caring.
5. Ungkapan Hidup Tertinggi
Ungkapan hidup tertinggi adalah keterbukaan, kemurahan hati, kepercayaan, harapan, dan cinta. Hal ini merupakan fenomena yang dapat kita terima seperti kita menerima waktu, ruang, udara, air, dan makanan. Tanpanya hidup menjadi kacau, dan caring tidak dapat dilaksanakan (Hem, M. H., & Pettersen, T, 2011).
6. Area Yang Tak Dapat Disentuh
Ungkapan ini menunjukkan bahwa ada area-area yang tidak boleh kita masuk ke dalamnya, menemui orang lain ataupun menemui alam lain. Terdapat batasan yang harus kita hormati. Dalam caring, area yang tidak tersentuh adalah kesatuan, yang merupakan lawan dari keterbukaan. Keterbukaan dan area yang tak tersentuh merupakan suatu hal yang kontradiktif dalam caring.
7. Vokasi
Vokasi adalah suatu kebutuhan hidup yang membuat manusia merasa sempurna dalam berhubungan dan merawat (peduli) terhadap orang lain.
8. Mata Hati
Hati bicara tentang eksistensi individu, derita orang lain dan situasi yang ada didalamnya. Mata hati berhubungan dengan perhatian yang didasarkan pada hubungan resiprokal yang saling memahami .
9. The Registering Eye
The Registering Eye adalah objektifitas dan perspektif dari pengamat. Hal itu berkaitan dengan mencari koneksi, sistematisasi, peringkat, klasifikasi, dan menempatkan dalam sistem. The registering eye merupakan aliansi antara ilmu pengetahuan alam modern, teknologi, dan industrialisasi. Jika seorang pasien dan seorang profesional menggunakan tatapan ini secara sepihak, kasih sayang akan keluar dari situasi tersebut, dan kemauan untuk hidup berkurang (Martinsen, E. H, 2011).

2.5 Tentative (Junaidi, 2011)
Teori filosofikal, ilmiah dasar dan aplikasi praktis yang dikembangkan oleh Kari Marie Martinsen berfokus pada telaah di sisi moral keperawatan, dan etika keperawatan serta caring,  yang mengadopsi pada tiga filsuf secara khusus, antara lain: filsuf jerman, politisi dan sosialis, Karl Marx (1818-1883); filsuf jerman dan pendiri fenomenologi, Edmund Husserl (1859-1938); serta filsuf Perancis dan fenomenolog tubuh, Merleau-Ponty (1908-1961 ).

Martinsen juga memperluas sumber-sumber teoritisnya dengan memasukkan filsuf lain, teolog, dan sosiolog, antara lain: Martin Heidegger (1889 – 1976), seorang fenomenologis Jerman dan murid dari Husserl; Knud Eiler Logstrup (1905 – 1981), seorang filosofis Denmark dan teologis; Max Weber (1864 – 1920), seorang sosiologis Jerman dan memiliki signifikansi yang besar dalam filsafat ilmu sosial; Michel Foucault, seorang filosofis; Paul Ricoeur (1913 – sekarang), seorang filosofis Perancis.


5.1. Kesimpulan
1.    Karie Marie Martinsen adalah seorang perawat dan filosofer, mengungkapkan teori keperawatan philosophical caring dengan asumsi dasar bahwa caring termasuk dalam praktik keperawatan dimana perawat memberikan asuhan keperawatan, merawat dan peduli pada orang lain. Hal yang harus diperhatikan ketika melakukan caring kepada pasien yaitu: caring berkaitan dengan hubungan, praktik, dan moral.
2.    Menurut Martinsen (1975), manusia tidak dapat dipisahkan dari lingkungan sosial dan komunitasnya keduanya mempengaruhi kesehatan dimana sehat adalah refleksi dari kondisi organisme, selain itu juga merupakan ekspresi tingkat kompetensi dalam pengobatan.
3.    Manusia selalu berada dalam situasi yang berbeda dari satu tempat ke tempat yang lain dan dalam ruang yang satu ke ruang yang lain (berada dalam tempat dan ruang khusus).
4.    Konsep dasar dari teori yang diungkapkan filosofer Kari Marie Martinsen yaitu: perawatan, penilaian profesional, praktik moral ditemukan dalam perawatan, person oriented professional, ungkapan hidup tertinggi, area yang tidak dapat disentuh, vokasi, mata hati, the registering eye.

5.2 Saran
1. Setelah mempelajari tentang teori filosofikal keperawatan, sebaiknya mahasiswa program magister keperawatan benar-benar bisa memahami tentang konsep caring dan dapat menerapkannya dalam praktik keperawatan sehari-hari pada pasien.
2. Seorang perawat sebagai tenaga professional di pelayanan kesehatan sebaiknya mengetahui tentang konsep caring dan mengaplikasikannya dalam tugas sehari-hari sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan.







DAFTAR PUSTAKA



Alligood, M. R., & Tomey, A. M. (2010). Nursing Theorist and Their Work (7 ed.). United State of Amerika: Mosby Elsevier.

Hem, M. H., & Pettersen, T. (2011). Mature care and nursing in psychiatry: Notions regarding reciprocity in asymmetric professional relationships. Health Care Analysis : HCA, 19(1), 65-76. doi:http://dx.doi.org/10.1007/s10728-011-0167-y

Keliat, B. A., Wiyono, A. P., & Susanti, H. (2011). Manajemen Kasus Gangguan Jiwa (CMHN: intermediet course). Jakarta: EGC.

Martinsen, E. H. (2011). Care for nurses only? medicine and the perceiving eye. Health Care Analysis : HCA, 19(1), 15-27. doi:http://dx.doi.org/10.1007/s10728-010-0161-9

Junaidi (2011) Teori Filosofikal Keperawatan Kari Martinsen. Retrieved from http:// no.jun.org /wiki/ Kari Martinsen , 14 November ,2013.



Saturday, November 12, 2016

Teori Medeline Leininger : Transcultural nursing




Latar Belakang Teori

          Medeline Leininger adalah pendiri dan pelopor keperawatan transkultural dan teori perawatan manusia.  Dia lahir di Sutton, Nebraska, dan memulai karir perawat profesional setelah lulus pendidikan dasar keperawatan dari St. Anthony School of Nursing di Denver, Colorado tahun 1948. Bsc dari Benedectine Collage Atchison tahun 1950. Setelah lulus, dia bekerja sebagai instruktur, staf keperawatan, dan kepala perawat di unit medikal bedah, serta sebagai Direktur unit psikiatri di Rumah Sakit St. Joseph, Omaha, Nebraska.  Pada saat bersamaan, dia mendalami ilmu keperawatan, administrasi keperawatan, mengajar dan kurikulum keperawatan, test dan pengukuran di Universitas Creighton, Omaha.
          Tahun 1954, memperoleh gelar Master keperawatan psikiatri dari Universitas Catholic, Woshington DC.  Dia dipekerjakan di sekolah kesehatan Universitas Cincinnati, Ohio, disinilah dia menjadi master klinik, spesialis keperawatan psikiatri anak yang pertama di dunia. Dia juga mengajukan dan memimpin program keperawatan psikiatri di Universitas Cincinnati dan Pusat Keperawatan Psikiatri Terapeutik di Universitas Hospital.  Pada saat bersamaan, dia menulis salah satu dasar keperawatan Psikiatri, yang berjudul  Basic Psychiatri Concepts in Nursing, yang dipublikasikan tahun 1960 dalam 11 bahasa dan digunakan diseluruh dunia.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Facebook Themes