Saturday, November 5, 2016

Aplikasi Teori Caring Watson




TINJAUAN TEORI

2.1      Konsep Caring
2.1.1  Latar Belakang Teori
Teori caring berkembang dari kepercayaan, nilai dan asumsi Watson tentang perawatan. Menurut Watson (1985), merawat dan cinta menyusun jiwa dan merupakan inti dari sifat perikemanusiaan. Beliau mencatat bahwa dalam  sejarahnya, keperawatan melibatkan caring dan berkembang dari caring. Selain itu, beliau menyebutkan bahwa caring akan menentukan kontribusi keperawatan dalam memanusiakan manusia di dunia (De Laune dan Ladner, 2002).
Dalam teori caring, nilai-nilai, pengetahuan dan praktik perawatan diintegrasikan dengan proses penyembuhan dari dalam diri dan pengalaman hidup klien, sehingga memerlukan seni perawatan-penyembuhan dan kerangka kerja yang disebut faktor carative. Faktor ini bersifat melengkapi, tapi berbeda dengan faktor kuratif. Kuratif dikembangkan oleh dokter, sementara carative dikembangkan oleh perawat (Parker, 2001). Menurut Watson (1997), di awal perkembangannya keperawatan memiliki ruang lingkup praktik yang sangat sempit, sangat dipengaruhi oleh paradigma kedokteran dan ilmu biomedik tradisional. Hal tersebut tidak sesuai karena paradigma keperawatan seharusnya berfokus pada perawatan-penyembuhan, bukan diagnosis-penatalaksanaan medis yang berfokus pada penyakit dan patologinya seperti paradigma kedokteran (Fawcett, 2002).
Berikut merupakan evolusi teori caring yang digagas oleh Jean Watson :
1979    Nursing: the philosophy and science of caring
1985    Nursing: human science and human care
1988    New dimensions of human caring theory
1989      Watson’s philosophy and theory of human caring in nursing


2.1.2 Definisi dan Konsep Mayor
Ilmu caring merupakan suatu orientasi human science dan kemanusiaan terhadap proses, fenomena, dan pengalaman perawatan manusia. Ilmu caring, seperti juga ilmu lainnya, meliputi seni dan kemanusiaan. Caring merupakan proses interpersonal yang terdiri dari intervensi yang menghasilkan pemenuhan manusia (Torres, 1986; Potter dan Perry, 2005). Transpersonal caring mengakui kesatuan dalam hidup dan hubungan-hubungan yang terdapat dalam lingkaran perawatan yang konsentrik–dari individu, pada orang lain, pada masyarakat, pada dunia, pada planet Bumi, pada alam semesta (Watson, 2004).
Watson (1988) dalam George (1990), mendefinisikan caring lebih dari sebuah exisestensial philosophy, dasar spiritual. Caring adalah ideal moral dari keperawatan. Manusia akan eksis bila dimensi spiritualnya meningkat, yang ditunjukkan dengan penerimaan diri, tingkat kesadaran diri yang tinggi, kekuatan dari dalam diri, dan intuitif. Caring sebagai esensi dari keperawatan berarti juga pertanggungjawaban hubungan antara perawat-klien, di mana perawat membantu partisipasi klien, membantu klien memperoleh pengetahuan, dan meningkatkan kesehatan (Cara, 2003).
Berdasarkan Watson (2004), konsep mayor dalam teorinya adalah : (a) Faktor Carative, (b) The Transpersonal Caring Relationship, dan (c) Momen/Waktu Caring.
1)    Faktor Carative
Dikembangkan pada tahun 1979, dan direvisi pada tahun 1985 dan 1988, Watson memandang Faktor Carative sebagai panduan inti dari keperawatan. Beliau menggunakan istilah Carative untuk membedakan dengan kedokteran yaitu faktor kuratif. Faktor Carative beliau berusaha untuk menghargai dimensi manusia dalam keperawatan dan kehidupan serta pengalaman pribadi seseorang yang kita beri perawatan (Watson, 1997; 2004). Faktor Carative terdiri dari 10 elemen :
(1)      Sistem nilai humanistik dan altruistik (mengutamakan kepentingan orang lain).
(2)       Kejujuran dan harapan.
(3)       Sensitifitas pada pribadi seseorang dan orang lain.
(4)       Rasa tolong menolong-Saling percaya, hubungan antar sesama manusia.
(5)       Mengekspresikan perasaan positif dan negatif.
(6)       Proses pemecahan masalah keperawatan yang kreatif.
(7)       Proses belajar mengajar transpersonal.
(8)       Lingkungan fisik, social, spiritual dan mental yang supportif, protektif, dan korektif.
(9)       Pertolongan dalam memenuhi kebutuhan manusia.
(10)    Kekuatan spiritual-fenomenologikal-eksistensial (Watson, 1979/1985).

Bersamaan dengan beliau mengembangkan teorinya, beliau memperkenalkan konsep proses caritas klinis, yang kini menggantikan faktor carative-nya. Watson (2001) menjelaskan kata caritas berasal dari bahasa Yunani, yang berarti untuk memberikan kebahagiaan dan untuk memberikan perhatian/kasih sayang yang spesial (De Laune dan Ladner, 2002). Berikut merupakan translasi faktor carative dalam proses caritas klinis.
(1)      Praktik Perawatan yang secara sadar diberikan dengan keramahan dan ketenangan hati.
(2)       Mampu menampilkan, memungkinkan dan mempertahankan sistem kepercayaan mendalam dan kehidupan subyektif seseorang atau orang yang diberi perawatan.
(3)       Mengupayakan praktik spiritual dan transpersonal seseorang, mengesampingkan ego pribadi, membuka cara pandang orang lain dengan sensitifitas dan perasaan kasihan.
(4)       Mengembangkan dan mempertahankan hubungan perawatan dengan rasa tolong menolong dan saling percaya.
(5)       Mampu menampilkan, mendukung, perasaan negatif dan positif yang berhubungan dengan jiwa terdalam diri dan orang yang diberikan perawatan.
(6)       Menggunakan proses pemecahan masalah yang kreatif dan sistematis, digabungkan dengan pengetahuan perawatan yang dimiliki, serta melibatkan seni praktik perawatan-penyembuhan.
(7)       Mendukung proses belajar-mengajar transpersonal yang menggunakan pengalaman untuk mempersatukan pemahaman, dan melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain.
(8)       Menyediakan lingkungan fisik, psikis, sosial, dan spiritual yang supportif, protektif, dan korektif yang kondusif untuk proses perawatan pada setiap level (lingkungan fisik sebaik lingkungan non fisik, lingkungan yang penuh energi positif di mana kebersamaan, kenyamanan, harga diri, dan kedamaian tumbuh dengan maksimal).
(9)       Membantu pemenuhan kebutuhan dasar manusia dengan memuaskan, dengan penuh kesadaran, memberikan perawatan dengan body language yang baik, dengan memperhatikan seluruh aspek perawatan, merawat baik kesadaran jiwa maupun spiritual.
(10)    Mengijinkan kekuatan spiritual-fenomenal-eksistensial menjadi pembuka dimensi misteri-spiritual dan eksistensial kehidupan dan kematian seseorang, perawatan jiwa bagi diri sendiri dan orang yang diberikan perawatan.

2)    Transpersonal Caring Relationship
Menurut Watson (1999) dalam Cara (2003), hubungan perawatan transpersonal mencirikan jenis hubungan perawatan spesial, yang tergantung pada:
(1)      Komitmen moral perawat dalam melindungi dan meningkatkan harga diri manusia yang setinggi-tingginya.
(2)       Kesadaran perawat dalam berkomunikasi untuk memelihara dan menghargai jiwa seseorang, sehingga tidak menyamakan status seseorang tersebut dengan obyek (benda).
(3)       Kesadaran perawat dalam memberikan perawatan berpotensi menyembuhkan, sehubungan dengan pengalaman, persepsi, dan hubungan yang intensif berperan dalam penyembuhan.

Hubungan ini menggambarkan bagaimana perawat berperan, dalam melakukan pengkajian yang objektif juga tetap memperhatikan subyektif orang yang diberi perawatan dan pemahamannya tentang kesehatan serta pelayanan kesehatan yang diinginkan. Kesadaran perawat dalam memberikan perawatan sangat penting, sehingga bisa memahami perspektif orang yang diberikan perawatan. Pendekatan ini menekankan pada keunikan pribadi perawat dan yang diberi perawatan, dan hubungan yang saling menguntungkan antara 2 individu, yang merupakan dasar dari sebuah hubungan. Perawat dan yang diberi perawatan, keduanya sama-sama mencari arti dan kebersamaan, dan mungkin juga pemahaman spiritual tentang sakit (Watson, 2004). Kata transpersonal berarti meninggalkan ego pribadi, sehingga membuat seseorang mampu mencapai pemahaman spiritual mendalam yang membuatnya mampu meningkatkan kenyamanan dan kesembuhan pasien. Tujuan utama dari hubungan perawatan transpersonal berhubungan dengan melindungi, meningkatkan, dan memunculkan harga diri, kemanusiaan, kebersamaan dan inner harmony seseorang.

3)    Momen/Waktu Caring
Menurut Watson (1999) dalam Cara (2003), waktu perawatan adalah saat di mana (terbatas pada waktu dan tempat) perawat dan orang yang diberi perawatan bersama-sama dalam suatu kondisi pemberian perawatan. Keduanya, dengan pandangan uniknya, dimungkinkan untuk saling tukar menukar perasaan dan pemahaman. Menurut Watson, pandangan unik seseorang didasarkan pada pengalamannya yang melibatkan emosi, sensasi tubuh, pemikiran, kepercayaan, tujuan, pengharapan, kondisi lingkungan dan persepsi seseorang terhadap sesuatu—semuanya berdasarkan pengalaman masa lalu, saat ini dan pandangan terhadap masa depan.
Menurut Watson (1999), sebagai seorang pemberi perawatan, perawat juga perlu untuk menyadari pemahaman dan pengertiannya tentang bagaimana harus bersikap selama memberikan perawatan. Dalam kata lain, baik perawat dan yang diberi perawatan bisa dipengaruhi oleh waktu perawatan melalui pilihan-pilihan dan perilaku yang diputuskan ketika hubungan berlangsung, sehingga mempengaruhi dan menjadi bagian dari cerita kehidupan mereka. Waktu perawatan menjadi transpersonal jika melibatkan kedua belah pihak, ditambah keterbukaan dan kemampuan untuk mengembangkan kekuatan suatu individu (Fawcett, 2002).

2.1.3  Faktor Carative dalam Caring
Original carative factors kemudian dikembangkan oleh Watson menjadi clinicalcaritas processes yang menawarkan pandangan yang lebih terbuka (Watson, 2004), yaitu:
1)    Menerapkan perilaku yang penuh kasih sayang dan kebaikan dan ketenangan dalam konteks kesadaran terhadap caring.
2)    Hadir dengan sepenuhnya, dan mewujudkan dan mempertahankan system keperacayaan yang dalam dan dunia kehidupan subjektif dari dirinya dan orang dirawat.
3)    Memberikan perhatian terhadap praktek spiritual dan transpersonal diri orang lain, melebihi ego dirinya.
4)    Mengembangkan dan mempertahakan suatu hubungan caring yang sebenarnya, yang saling bantu dan saling percaya.
5)    Hadir untuk menampung dan mendukung ekspresi perasaan positif dan negative. sebagai suatu hubungan dengan semangat yang dalam dari diri sendiri dan orang yang dirawat.
6)    Menggunakan diri sendiri dan semua cara yang diketahui secara kreatif sebagai bagian dari proses caring, untuk terlibat dalam penerapan caring-healing yang artistik.
7)    Terlibat dalam pengalaman belajar mengajar yang sebenarnya yang mengakui keutuhan diri orang lain dan berusaha untuk memahami sudut pandang orang lain.
8)    Menciptakan lingkungan healing pada seluruh tingkatan, baik fisik maupun non fisik, lingkungan yang kompleks dari energi dan kesadaran, yang memiliki keholistikan, keindahan, kenyamanan,martabat, dan kedamaian.
9)    Membantu terpenuhinya kebutuhan dasar, dengan kesadaran caring yang penuh, memberikan “human care essentials”, yang memunculkan penyesuaian jiwa, raga dan pikiran, keholistikan, dankesatuan diri dalam seluruh aspek care; dengan melibatkan jiwa dan keberadaan secara spiritual.
10) Menelaah dan menghargai misteri spritual, dan dimensi eksistensial dari kehidupan dan kematian seseorang, “soulcare” bagi diri sendiri dan orang yang dirawat.



2.1.4 Hubungan Carative Factor, Caritas Prosess dan Caritas Literasi (Kompetensi)
NO
Carative Faktor
 Caritas Proses

Caritas Literasi (Kompetensi)
1
     Pembentukan sistem   humanistik-altruistik nilai
Berlatih cinta kasih dan keseimbangan batin dalam konteks kesadaran peduli.
Kata-kata dari sistem lain menggunakan teori Watson:
1.    nilai altruistik dan berlatih cinta kasih dengan diri dan orang lain.
2.    Praktek bertindak kebaikan.
Hormat saya untuk pasien memungkinkan i tersedia untuk pasien :
1.     Membuka untuk keterhubungan w / diri, orang lain, lingkungan, alam semesta
2.    Model perawatan diri dan merawat orang lain.
3.     Validasi keunikan diri dan orang lain.
4.     Mengakui tindakan kebaikan
5.     Honors sendiri dan hadiah lain dan bakat.
6.     Mengakui kerentanan dalam diri dan orang lain.
7.     Memperlakukan diri dan orang lain dengan cinta kasih.
8.     Mendengarkan masing dengan perhatian yang tulus kepada orang lain.
9.     Menerima diri dan orang lain seperti mereka.
10.   Menunjukkan rasa hormat terhadap diri dan orang lain.
11.   Mendengarkan orang lain.
12.   Memperlakukan orang lain dengan kebaikan.
13.   Memperhatikan orang lain.
14.   Menghormati orang lain.
15.   Honors martabat manusia diri dan orang lain.
2
Berangsur-angsur dari iman menuju harapan.
Menjadi otentik membantu dan melestarikan sistem kepercayaan yang mendalam. .
Kata-kata dari sistem lain menggunakan teori Watson:
1.    Menanamkan iman,  pengharapan dan kehormatan orang lain
2.     Menanamkan kepercayaan dan berharap dengan menjadi tersedia untuk memenuhi kebutuhan orang lain.

1.    Menciptakan kesempatan untuk diam
2.     Meningkatkan hubungan manusia yang disengaja dengan orang lain.
3.    Tampilan hidup sebagai misteri yang harus dieksplorasi dari pada masalah yang harus dipecahkan.
4.    Mampu untuk melepaskan kontrol kekuasaan yang lebih tinggi.
5.     Berinteraksi dengan seni peduli dan ilmu untuk mempromosikan penyembuhan dan keutuhan.
6.     Menggabungkan nilai-nilai lain, keyakinan, dan apa yang bermakna dan penting bagi mereka dalam rencana perawatan.
7.    Memanfaatkan kontak mata yang tepat dan sentuhan.
8.     Panggilan lain dengan nama yang mereka sukai.
9.     Membantu orang lain untuk percaya pada diri sendiri.
10.   Belajar tentang dan mendukung keyakinan orang lain.
11.   Mendukung rasa lain dari harapan.
12.   Mendorong orang lain dalam kemampuan mereka untuk melanjutkan kehidupan

3
Kepekaan terhadap diri sendiri dan orang lain
Praktek dan transpersonal diri, melampaui ego diri (bekerja dari kesadaran yang lebih penuh hati2.
Kata-kata dari sistem lain menggunakan teori Watson:
1.    Memelihara keyakinan individu, pertumbuhan pribadi, dan praktik.
2.    Peliharalah keyakinan spiritual individu dan praktik keagamaan.

Dengan menjadi lebih responsif terhadap kebutuhan dan perasaan pasien, menciptakan hubungan yang lebih mempercayai,membantu,peduli :
1.    Praktek refleksi diri (journal, doa, meditasi, ekspresi seni)
2.    menunjukkan kesediaan untuk mengeksplorasi perasaan seseorang, keyakinan dan nilai-nilai untuk pertumbuhan diri.
3.     Praktek kearifan dalam mengevaluasi keadaan dan situasi
4.    Mengembangkan ritual yang bermakna untuk berlatih rasa syukur, pengampunan, menyerah, dan kasih sayang.
5.     Menerima diri dan orang lain pada tingkat spiritual dasar sebagai unik dan patut dihormati dan kepedulian kita.
6.     Mentransformasi "tugas" ke dalam interaksi penyembuhan.
7.    Menunjukkan kemampuan untuk memaafkan diri dan orang lain.
8.    Menunjukkan minat yang tulus pada orang lain.
9.     Nilai-nilai kebaikan intrinsik dari seseorang diri dan orang lain sebagai manusia.
10.   Praktek dari hati.
4
Pengembangan sikap saling percaya peduli kepada manusia
Mengembangkan dan mempertahankan hubungan membantu-percaya peduli otentik.
Kata-kata dari sistem lain menggunakan teori Watson:
1.    Mengembangkan hubungan peduli.
2.    Mengembangkan hubungan membantu dan saling percaya dengan / pasien, keluarga.

Membantu  hubungan percaya dengan pasien ( orang lain ) , keluarga , dan anggota tim kesehatan .
1.    Memasuki ke dalam pengalaman untuk mengeksplorasi kemungkinan pada saat ini dan dalam hubungan.
2.    Gelar orang lain dengan cinta tanpa syarat
3.    Berusaha untuk bekerja
4.    Gelar ruang sakral penyembuhan bagi orang lain di saat mereka membutuhkan .
5.    Praktek tidak menghakimi sikap .
6.    Merespon orang lain dengan keselarasan dengan pengalaman hidup orang lain .
7.    Praktek otentik keberadaan
8.     Membawa penuh jujur
9.     Menunjukkan kepekaan dan keterbukaan terhadap orang lain
10.   Menunjukkan kesadaran gaya sendiri dan yang lain dari komunikasi ( verbal dan nonverbal ) .
11.  Mencari klarifikasi yang diperlukan .
12.   Meningkatkan langsung, konstruktif , komunikasi hormat  yang bergerak dalam komunikasi mempromosikan hidup sehat , tidak terlibat dalam gosip .
13.   Mendorong kegiatan yang memaksimalkan kemerdekaan dan kebebasan individu, bukan ketergantungan .
14.  Bergerak dalam kegiatan yang mempromosikan pertumbuhan yang sehat .
15.  Bergerak dalam kegiatan yang mempromosikan etika.
5
Promosi dan penerimaan ekspresi perasaan positif dan negatif
Ekspresi perasaan positif dan negatif sebagai koneksi dengan semangat yang lebih .
Kata-kata dari sistem lain menggunakan teori Watson:
1.    Mempromosikan dan menerima perasaan positif dan negatif, otentik mendengarkan cerita orang lain.
2.    Mempromosikan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negatif
Menciptakan hubungan peduli dalam merawat lingkungan untuk mempromosikan pertumbuhan rohani dengan cara :
1.    Membuat ruang
2.    Mengakui penyembuhan sebagai perjalanan batin.
3.    Memungkinkan untuk ketidakpastian
4.    Mendorong narasi sebagai cara untuk mengekspresikan pemahaman.
5.     Memungkinkan untuk cerita
6.    Mendorong refleksi perasaan dan pengalaman.
7.    Penawaran berkat, doa, dan ekspresi spiritual yang sesuai.
8.    Membantu orang lain melihat beberapa aspek yang baik dari situasi mereka.
9.    aktif mendengarkan dan memungkinkan aliran energi melalui diri seseorang tanpa dikonsumsi oleh perasaan lain.
10.  Menerima dan membantu orang lain mengatasi perasaan negatif mereka.
6
Sistematis  penggunaan metode pemecahan masalah ilmiah dan pengambilan keputusan
Kreatif menggunakan diri dan segala cara untuk mengetahui sebagai bagian dari proses peduli ,terlibat dalam kesenian praktek peduli penyembuhan.
Kata-kata dari sistem lain menggunakan teori Watson:
1.    Gunakan metode ilmiah kreatif pemecahan masalah untuk merawat pengambilan keputusan.
2.    Gunakan kreatif pemecahan masalah untuk memenuhi kebutuhan orang lain

Pemecahan masalah dalam merawat pasien :
1.    Mengintegrasikan estetika, etika, cara-cara empiris, personal, dan metafisik mengetahui dengan kreatif, imajinatif, dan berpikir kritis untuk ekspresi penuh seni ,peduli dan ilmu.
2.    Mengakui dan mengintegrasikan kesadaran bahwa kehadiran diri sendiri adalah unsur yang efektif dari rencana perawatan untuk orang lain.
3.     Menggunakan diri untuk menciptakan lingkungan penyembuhan melalui: sentuhan disengaja, suara, kehadiran otentik, gerakan, ekspresi seni, bermain-tawa-keceriaan, spontanitas, musik / suara, persiapan, pernapasan, relaksasi / citra / visualisasi.
4.     Mendorong orang lain untuk mengajukan pertanyaan.
5.    Membantu orang lain mengeksplorasi cara-cara alternatif  untuk menemukan makna baru dalam situasi mereka
6.    perjalanan hidup dalam menangani kesehatan mereka /
7.    pendekatan diri kesehatan.

7
Promosi interpersonal pengajaran dan belajar
Terlibat dalam pengalaman belajar mengajar yang hadir untuk menjadi kesatuan dan makna,
Kata-kata dari sistem lain menggunakan teori Watson :
1.       Berbagi pengajaran dan pembelajaran yang membahas kebutuhan individu, kesiapan, dan gaya belajar.
2.       Lakukan pengajaran dan pembelajaran yang memenuhi kebutuhan individu dan gaya belajar.

Mempromosikan pengetahuan, pertumbuhan, pemberdayaan dan proses penyembuhan.
1.     aktif mendengarkan dengan seluruh keberadaan seseorang kepada orang lain
2.    menceritakan pengalaman hidup mereka.
3.    Berbicara dengan tenang, dan memberi mereka perhatian penuh pada saat ini.
4.    Mencari cara untuk belajar dari orang lain, memahami pandangan dunia mereka.
5.    Menerima orang lain seperti mereka dan di mana mereka dengan pemahaman, pengetahuan, kesiapan untuk belajar.
6.    Membantu orang lain memahami bagaimana mereka berpikir tentang penyakit mereka / kesehatan.
7.    Minta orang lain apa yang mereka ketahui tentang penyakit mereka / kesehatan.
8.    Membantu orang lain merumuskan dan menyuarakan pertanyaan dan kekhawatiran untuk meminta perawatan kesehatan profesional

8
Penyediaan untuk pelindung,koreksi mental, lingkungan fisik, sosial budaya, dan spiritual.
Menciptakan lingkungan penyembuhan di semua tingkatan (fisik, non fisik, lingkungan halus energi dan kesadaran)

Kata-kata dari sistem lain menggunakan teori Watson:
1.    Menciptakan lingkungan penyembuhan untuk fisik dan spiritual yang menghormati martabat manusia.
2.    Menciptakan lingkungan penyembuhan untuk kebutuhan jasmani dan rohani.

Mempromosikan hubungan peduli untuk  keutuhan dan penyembuhan sendiri.
1.    Menciptakan ruang untuk hubungan manusia terjadi secara alami.
2.     Berpartisipasi dalam kesadaran peduli penyembuhan.
3.    Menciptakan niat peduli.
4.    Menciptakan lingkungan penyembuhan:
1)     Perawat sebagai lingkungan
   lain sebagai pribadi yang unik
2)    Cahaya
3)    Seni
4)     Air
5)    Kebisingan
6)    Kebersihan
7)    Privasi
8)    Nutrisi
9)    Kecantikan
10) Keamanan
11)  Mencuci tangan
12) Tindakan kenyamanan

9
Bantuan dengan pemuasan kebutuhan manusia.
Membantu dengan kebutuhan dasar, dengan kesadaran peduli pemberian "perawatan penting kepadamanusia," mempotensiasi keselarasan pikiran-tubuh-jiwa, keutuhan dan kesatuan berada di semua aspek perawatan.
Kata-kata dari sistem lain menggunakan teori Watson :
1.      Membantu dengan kebutuhan fisik, emosional, dan spiritual dasar manusia.
2.      Membantu dengan kebutuhan fisik dan emosional dasar.
Mampu membantu memenuhi kebutuhan pasien diidentifikasi untuk dirinya sendiri.
1.    Membuat orang lain senyaman mungkin.
2.    Membantu orang lain yang  cemas.
3.    Apakah responsif terhadap keluarga orang lain yang signifikan
4.    Hormati kebutuhan orang lain untuk privasi.
5.    Hormati persepsi orang lain tentang dunia kebutuhan mereka.
6.    Melibatkan keluarga / orang lain yang signifikan.
7.    Membantu orang lain dengan kebutuhan khusus untuk relaksasi, restorasi, dan tidur.
8.    Pembicaraan secara terbuka kepada keluarga
10
Penyisihan kekuatan eksistensial,fenomenologis,spiritual
Membuka dan menghadiri spiritual,hal misterius, dan dimensi eksistensial "memungkinkan untuk mendapat suatu keajaiban".

Kata-kata dari sistem lain menggunakan teori Watson:
1.    Terbuka untuk misteri dan memungkinkan mukjizat terjadi.
2.    Memperlambat dan memungkinkan ruang untuk keajaiban tak terduga.
3.    Jadilah terbuka untuk penemuan kemungkinan dan peristiwa hidup,mati,& ajaib.

Memungkinkan mukjizat terjadi dengan diri dan orang lain.
1.    Memungkinkan untuk diketahui terungkap.
2.     Berpartisipasi dalam paradoks kehidupan.
3.    menyerahkan kontrol dan mengantisipasi mukjizat.
4.    memelihara / mendukung harapan.
5.    berpartisipasi dalam momen peduli manusia
6.     Mengakui sendiri dan perasaan batin orang lain.
7.    Tahu apa yang penting bagi diri dan orang lain.
8.    Menunjukkan rasa hormat terhadap hal-hal yang memiliki arti bagi orang lain.
9.    Percaya bahwa cinta dan kebaikan  terjadi di semua situasi di mana ada kehidupan.


2.1.5    Caring Behaviors
Caring dapat dilihat dengan berbagai cara, dapat berupa sikap maupun tindakan yang merupakan  sifat atau karakter dari sebuah perilaku. Caring diperlukan bagi seorang tenaga kesehatan untuk memberikan pelayanan kepada pasien sehingga harus dilakukan secara baik untuk mencapai tujuan dari pelayanan kesehatan.

Caring dapat dilihat dari berbagai perspektif :
1)  Caring sebagai sifat manusia untuk saling berinteraksi dengan orang lain
2)  Caring sebagai keharusan moral seperti nilai atau keyakinan yang menjaga harkat dan martabat orang lain
3)  Caring sebagai melibatkan sifat emosional dan merefleksikan kepedulian kita kepada orang lain
4)  Caring sebagai interaksi interpersonal yang terjadi antara dua orang
5)  Merupakan komponen dari intervensi terapeutik dan perbuatan yang disengaja sesuai dengan apa yang ada di pikiran

Dalam memberikan pelayanan kesehatan, caring selalu melibatkan semua komponen di atas. Menurut Watson (1995), caring merupakan proses yang mengahruskan perawat untuk menjadi lebih responsive kepada orang lain sebagai individu yang unik, merasakan apa yang dirasakan orang lain. Watson (2006) juga menekankan hubungan professional yang berpusat pada praktik pemberian perawatan dan menyoroti peningkatan hubungan kemitraan, negosiasi dan koordinasi serta merupakan bentuk dari pola komunikasi.

            Sejumlah instrumen pengukuran yang ada dalam caring behaviour, berasal dari teori tentang caring dimana dengan pengukuran caring, akan dapat :
1)    Memberikan pemahaman kepada tenaga kesehatan bahwa caring adalah hal yang sangat penting
2)    Mengidentifikasi area kelemahan dan kekuatan dalam caring behavioursyang dilakukan oleh staf yang akan mempengaruhi mereka
3)    Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang pengaruh caring terhadap hasil dari pemberian pelayanan kesehatan
4)    Mengidentifikasi bagaimana caring behaviours dapat meningkatkan pelayanan yang dilakukan oleh staf serta memberikan pengalaman dan mencapai tujuan dari pelayanan kesehatan
5)    Memahami caring dari berbagai model

Pemahaman terhadap caring behaviours di atas telah dilihat dari berbagai perspektif baik dilihat dari perspektif staf, pengguna layanan kesehatan maupun anggota keluarga pasien. Menurut Scottissh Government (2010),ada 7 tema yang digunakan sebagai kerangka kerja dalam memetakan sifat caring behaviours, antara lain : 
1)    Care : pencapaian, kenyamanan, kesediaan, antisipasi, fasilitasi
2)    Compassion : empati, memberikan ketentrama, kepercayaan
3)    Communication : pertukaran informasi, komunikasi non verbal, kemampuan mendengarkan, sikap
4)    Collaboration : peran serta
5)    Clean and safe : pemeliharaan, menjaga kenyamanan lingkungan
6)    Continuity
7)    Clinical Excellence : kompetensi profesional

Caring merupakan sesuatu yang sangat penting sekali untuk diterapkan dalam pelayanan keperawatan. Menurut Watson (2006) menyatakan bahwa caring akan memberikan pengalaman kepada pasien yang akan memberikan kepuasan tersendiri bagi pasien. Beberapa penelitian telah mengungkapkan tentang pentingnya caring dalam pelayanan kesehatan. Dengan petugas kesehatan memberikan caring yang maksimal kepada pasien, akan dapat meningkatkan kerjasama diantara para petugas kesehatan. Hal tersebut merupakan sebuah kenyataan bahwa caring akan meningkatkan hubungan antara staf, pengguna pelayanan kesehatan maupun tim kesehatan lain.
Berikut dijelaskan dampak dari perilaku caring :
1)    Bagi pasien
(1)  Kemampuan emosional spiritualnya menjadi lebih baik (martabat, pengendalian diri, kepribadian)
(2)  Peningkatan penyembuhan fisik, lebih nyaman, mengurangi biaya
(3)  Meningkatkan kepercayaan, meningkatkan hubungan kekeluargaan
2)    Bagi perawat
(1)  Mnegembangkan rasa keberhasilan, kepuasan, mencapai tujuan dan rasa bersyukur        
(2)  Meningkatkan integritas, keutuhan dan harga diri
(3)  Mengembangkan tanggung jawab
(4)  Merefleksikan diri
(5)  Mengembangkan kasih saying, meningkatkan pengetahuan


2.1.5.1          Caring Behavior Assessment
Caring Behaviors Assessement (CBA) adalah salah satu alat yang dikembangkan untuk menilai Caring. Alat ini yang pertama sekali dilaporkan dalam literatur keperawatan yang memiliki dasar teoritis-konseptual untuk memperoleh item-item yang spesifik. Alat ini didasarkan pada teori Watson (1985,1988) dan 10 carative faktor yang diidentifikasi dalam pekerjaannya. Karya asli yang dikembangkan oleh Cronin dan Harrison (1988) CBA terdiri dari 63 perilaku caring perawat yang dikelompokkan ke dalam 7 sub-skala yang kongruen dengan teori Watson. Tiga pertama dari 10 carative faktor dikelompokkan bersama menjadi satu subskala, yang secara konseptual sama dan sebangun dengan teori Watson. Faktor keenam carative, "menggunakan kreatif, pemecahan masalah, proses caring", diasumsikan oleh penulis menjadi satu dalam semua aspek asuhan keperawatan, sehingga terlihat oleh pasien. Alat ini dikembangkan dengan bahasa yang ditulis dengan 6 level. Item yang dinilai pada skala Likert dengan 5 poin, untuk mencerminkan sejauh mana masing-masing perilaku keperawatan mencerminkan caring.
Penelitian awal dilakukan pada sampel dari 22 pasien koroner yang memiliki infark miokard. Konten validitas dinilai dengan empat ahli akrab teori Caring Watson. Cronin dan Harrison (1988) memperhitungkan readibilitas dan reliabilitas, serta validitas isi. Reliabilitas konsistensi internal awalnya dilaporkan berdasarkan Cronbach alpha (Cronin & Harrison, 1988) dan kemudian dinilai oleh Huggins et al. (1993). Termasuk tingkat berikut pada sub skala tertentu (Cronin & Harrison,1988).

Humanism/Faith-hope-sensitivity                               0,84
Helping/trust                                                                0,76
Expression of positive/negative                                  0,67
Teaching/Learning                                                      0,90
Supportive/Protective/Corrective                               0,79
Human Need /Assistance                                           0,89
Existential/Phenomenological                                     0,66

Tingkat reliabilitas serupa juga dilaporkan oleh Huggins et al. (1993) dengan sampel 288 pasien rawat jalan dinilai dalam ruang gawat darurat. Lebih dari itu, CBA telah digunakan juga untuk mengukur perilaku caring dengan 19 pasien bedah dan 46 dewasa dengan AIDS atau HIV (Parsons et al, 1993;. Mullins, 1996), tetapi 2 penelitian terakhir tidak melaporkan pada reliabilitas (Kyle, 1995, Beck, 1999). Namun, sebuah studi yang dilakukan oleh Schultz et al. (1999) melaporkan uji tambahan reliabilitas, dengan kisaran 71 ke 88 untuk subskala, dan alpha dari 93 untuk skala total. Laporan terbaru dari penggunaan instrumen adalah dengan Manogin, Bechtel, mereka melaporkan reliabilitas alpha Cronbach untuk masing-masing tujuh sub-skala, yang berkisar 66-90. Sebuah panel ahli untuk mengkonfirmasi validitas isi.
Didalam riset originalnya, telah ditemukan dua item spesifik yang sangat penting, seperti yang dirasakan oleh pasien adalah: “membuat saya merasa seseorang ada di sana kalau aku butuh mereka” dan “tahu apa yang mereka lakukan”. Item yang paling penting adalah: “kunjungan saya ketika saya pindah ke unit rumah sakit lain” dan “bertanya padaku suka di panggil dengan nama apa.” Penemuan-penemuan ini telah ditafsirkan untuk memperkirakan perilaku caring, yang paling penting seperti yang dirasakan oleh pasien, orang-orang yang menunjukkan kompetensi profesional. Namun, Cronin dan Harrison (1988) memiliki perhatian yang tertuju pada kesimpulan seperti, menyarankan keterbatasan CBA, termasuk panjang dan variabilitas dalam item yang tercantum (Kyle, 1995; Beck, 1999). Instrumen ini adalah hak cipta oleh penulis dan pengembang CBA, dan mereka meminta bahwa siapa saja yang menggunakan instrumen menghubungi mereka. Berikut adalah tabel ringkasan status CBA dalam bentuk matriks dimana participants nya adalah pasien-pasien yang berada di emergency.
Perilaku perawat yang mengindikasikan tindakan caring diidentifikasi oleh Watson dalam teori caring dan carative factors sebanyak 63 item yang dikelompokkan dalam tujuh kategori, yaitu :
1)    Humanism/faith-hope-sensitivity
2)    Helping/trust
3)    Expressions of positive/negative
4)    Teaching/learning
5)    Support/protective/corrective behaviours
6)    Human need/assistance
7)    Existential/phenomological dimensions


Tabel: Matrix of Caring Behavior Assessment Tool (Cronin & Harrison, 1988)
Instrumen/
Tahun dikem-bangkan
Alamat Kontak Penulis
Tahun di terbitkan/ Sumber Rujukan
Dikembangkan untuk Mengukur
Deskripsi Instrumen
Partisi-pan
Hasil Reliability/ Validity
Theoretical-Conceptual Basis
Rujukan terakhir dalam literatur Kepera-watan
CBA (revised) 1993
Kathleen Huggins, MSN, RN, william Gandy, EdD, & Catherine Kohut Baptist Memorial Hospital, Memphis TN
Huggins, K, Gandy, W., & Kohut, C. (1993). Emergency department patient perceptions of nurse caring behaviors . Hearth and Lung, 22(4), L356-364
Persepsi Pasien tentang Perilaku Caring Perawat
Dimodifikasi untuk survei telepon & patiens darurat 65 item; 4 point ordinal; 6 sub-scales ordinal
Pasien emergensi n = 288
Laporan original  dari Cronin & Harrison (1988)
Watson theory / 10 Carative factors
Disto


Caring Behaviors Assessment Tool 
1
Memperlakukan saya sebaga individu
5
4
3
2
1
2
Melihat sesuatu dari sudut pandang saya
5
4
3
2
1
3
Tahu apa yang mereka lakukan
5
4
3
2
1
4
Menilai Saya
5
4
3
2
1
5
Membuat saya merasa ada seseorang saat saya membutuhkan mereka
5
4
3
2
1
6
Mendorong saya untuk percaya pada diri sendiri
5
4
3
2
1
7
Hal-hal yang positif tentang saya dan kondisi saya
5
4
3
2
1
8
Memberikan Pujian atas usaha saya
5
4
3
2
1
9
Memahami saya





10
Selalu bertanya tentang apa yang ingin saya lakukan
5
4
3
2
1
11
Menerima saya dengan cara saya
5
4
3
2
1
12
Peka dengan perasaan dan suasana hati saya
5
4
3
2
1
13
Baik dan penuh perhatian
5
4
3
2
1
14
Mengetahui ketika saya sudah muak dengan segala tindakan
5
4
3
2
1
15
Mempertahankan suasan tenang
5
4
3
2
1
16
Memperlakukan saya dengan hormat
5
4
3
2
1
17
Benar-benar mendengarkan ketika saya berbicara
5
4
3
2
1
18
Menerima perasaan saya tanpa menghakiminya
5
4
3
2
1
19
Datang kekamar saya hanya pada waktu memeriksa saya
5
4
3
2
1
20
Berbicara dengan saya tentang kehidupan saya diluar rumah sakit
5
4
3
2
1
21
Bertanya kepada saya panggilan apa yang paling disukai
5
4
3
2
1
22
Memperkenalkan diri kepada saya
5
4
3
2
1
23
Menjawab dengan cepat ketika saya memanggil mereka
5
4
3
2
1
24
Memberikan perhatian penuh pada saat bersama saya
5
4
3
2
1
25
Mengunjungi saya ketika  saya pindah ke rumah sakit lain
5
4
3
2
1
26
Menyentuh saya ketika saya memerlukan kenyamanan
5
4
3
2
1
27
Melakukan apa yang mereka katakana
5
4
3
2
1
28
Mendorong saya untuk mengungkapkan perasaan saya
5
4
3
2
1
29
Tidak sedih ketika saya marah
5
4
3
2
1
30
Membantu saya untuk mengerti tentang perasaan saya
5
4
3
2
1
31
Tidak menyerah ketika saya sulit meraih sesuatu dan membutuhkan waktu lama
5
4
3
2
1
32
Mendorong saya untuk bertanya  tentang penyakit dan pengobatan saya
5
4
3
2
1
33
Menjawab pertanyaan saya dengan jelas
5
4
3
2
1
34
Mengajarkan saya tentang penyakit saya.

5
4
3
2
1
35
Menanyakan saya kembali untuk meyakinkan bahwa saya sudah mengerti.

5
4
3
2
1
36
Menanyakan saya lagi tentang apa yang ingin saya ketahui seputar kesehatan ataupun penyakit saya.

5
4
3
2
1
37
Membantu saya menetapkan tujuan yang realistis untuk kesehatan saya.

5
4
3
2
1
38
Membantu saya mencari jalan keluar menetapkan tujuan yang realistis dalam perawatan.

5
4
3
2
1
39
Membantu saya membuat perencanaan untuk keluar darirumah sakit
5
4
3
2
1
40
Selalu mengatakan pada saya apa yang harus saya capai hari ini
5
4
3
2
1
41
Mengerti ketika saya ingin sendiri.

5
4
3
2
1
42
Menawarkan hal-hal (perubahan posisi, selimut, menggosok punggung, pencahayaan, dan lain-lain) yang membuat saya lebih nyaman
5
4
3
2
1
43
Meninggalkan kamar dalam keadaan rapi setelah melakukan pekerjaan.

5
4
3
2
1
44
Menjelaskan tindakan pencegahan untuk keselamatan pada saya dan keluarga.
5
4
3
2
1
45
Memberikan saya obat penghilang nyeri ketika saya membutuhkan.

5
4
3
2
1
46
Mendorong saya untuk melakukan apa yang saya bisa untuk diri saya sendiri.

5
4
3
2
1
47
menghormati saya dengan rendah hati (misalnya, menjaga privasi saya).
5
4
3
2
1
48
Memastikan dan meyakinkan saya kembali bahwa telah terpenuhi semua kebutuhan saya sebelum meninggalkan ruangan.
5
4
3
2
1
49
Memperhatikan kebutuhan spiritual saya.

5
4
3
2
1
50
Penuh dengan kelembutan pada saya
5
4
3
2
1
51
Penuh dengan keceriaan.
5
4
3
2
1
52
Membantu saya dalam perawatan sampai saya mandiri
5
4
3
2
1
53
Mengetahui bagaimana cara menusuk Intravena, dan lain-lain
5
4
3
2
1
54
Mengetahui bagaimana cara menggunakan peralatan (seperti: monitor).

5
4
3
2
1
55
Memberikan saya perawatan dan pengobatan dengan tepat waktu.

5
4
3
2
1
56
Menginformasikan kepada keluarga saya tentang perkembangan saya.

5
4
3
2
1
57
Membiarkan keluarga saya untuk mengunjungi sebanyak mungkin
5
4
3
2
1
58
Memastikan kondisi saya dengan seksama.

5
4
3
2
1
59
Membantu saya merasakan bahwa saya memiliki kontrol
5
4
3
2
1
60
Tahu kapan waktu yang tepat untuk menelpon dokter.

5
4
3
2
1
61
Bisa mengetahui bagaimana yang saya rasakan
5
4
3
2
1
62
Membantu saya melihat bahwa pengalaman masa lalu itu penting.

5
4
3
2
1
63
Membantu saya agar saya merasakan kenyamanan dalam diri saya.
5
4
3
2
1


DAFTAR PUSTAKA

Cara. 2003.  A Pragmatic View of Jean Watson’s Caring Theory. Closing key note conference. XVI Jornades Catalanes d’infermeria Intensiva, Barcelone, Espagne.

De Laune dan Ladner. 2002. Fundamentals of Nursing: standard and Practice 2nd edition. USA: Thompsons Learning Inc.

Fawcett. 2002. The Nurse Theorist: 21st Century Update-Jean Watson. Nursing Science Quarterly, 15 (3), Juli 2002: 214-219.

Julia. 1995. Nursing theories: the base for professional nursing practice, 4th edition. Connecticut: Apleton & Lange.

Kozier. 2004. Fundamentals of nursing: concepts, process, and practice. New Jersey: Pearson Education Inc.

Muhlisin dan Ichsan. 2008. Aplikasi Model Konseptual Caring dari Jean Watson dalam Asuhan Keperawatan. Berita Ilmu Keperawatan, 1 (3), September 2008 :147-150.

Parker. 2001. Nursing Theories and Nursing Practice. Philadelphia: FA Davis Company.

Potter dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses dan Praktik. Edisi 4. Alih bahasa oleh Yasmin Asih. Jakarta: EGC.


0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Facebook Themes