Sunday, November 6, 2016

Contoh Kasus Pemecahan Masalah Dilema Etik Keperawatan



KASUS DAN PEMBAHASAN

KASUS :
Seorang laki-laki usia 65 tahun menderita kanker kolon terminal dengan metastase yang telah resisten terhadap tindakan kemoterapi dan radiasi dibawa ke IGD karena jatuh dari kamar mandi dan menyebabkan robekan di kepala.  laki-laki  tersebut mengalami nyeri abdomen dan tulang  dan kepala yang hebat dimana sudah tidak dapat lagi diatasi dengan pemberian dosis morphin intravena. Hal itu ditunjukkan dengan adanya rintihan ketika istirahat dan nyeri bertambah hebat saat laki-laki itu mengubah posisinya. Walapun klien tampak bisa tidur namun ia sering meminta diberikan obat analgesik. Kondisi klien semakin melemah dan mengalami sesak yang tersengal-sengal sehingga mutlak membutuhkan bantuan oksigen dan berdasar diagnosa dokter, klien maksimal hanya dapat bertahan beberapa hari saja.
Melihat penderitaan pasien yang terlihat kesakitan dan mendengar informasi dari dokter, keluarga memutuskan untuk mempercepat proses kematian pasien melalui euthanasia pasif dengan pelepasan alat-alat kedokteran yaitu oksigen dan obat obatan lain dan dengan keinginan agar dosis analgesik ditambah. Dr spesilalist onkologi yang ditelp pada saat itu memberikan advist dosis morfin yang rendah dan tidak bersedia menaikan dosis yang ada karena sudah maksimal dan dapat bertentangan dengan UU yang ada. Apa yang seharusnya dilakukan oleh anda selaku perawat yang berdinas di IGD saat itu menghadapi desakan keluarga yang terus dilakukan?.


Kasus di atas merupakan salah satu contoh masalah dilema etik (ethical dilemma). Dilema etik merupakan suatu masalah yang sulit dimana tidak ada alternatif yang memuaskan atau suatu situasi dimana alternatif yang memuaskan dan tidak memuaskan sebanding. Dalam dilema etik tidak ada yang benar atau salah. Untuk membuat keputusan yang etis, seseorang harus tergantung pada pemikiran yang rasional dan bukan emosional. Kerangkan pemecahan dilema etik banyak diutarakan dan pada dasarnya menggunakan kerangka proses keperawatan / pemecahan masalah secara ilmiah (Thompson & Thompson, 1985).

Kozier et. al (2004) menjelaskan kerangka pemecahan dilema etik sebagai berikut :
  1. Mengembangkan data dasar
  2. Mengidentifikasi konflik
  3. Membuat tindakan alternatif tentang rangkaian tindakan yang direncanakan dan mempertimbangkan hasil akhir atau konsekuensi tindakan tersebut
  4. Menentukan siapa pengambil keputusan yang tepat
  5. Mendefinisikan kewajiban perawat
  6. Membuat keputusan



PEMECAHAN KASUS DILEMA ETIK

1. Mengembangkan data dasar :
            Mengembangkan data dasar disini adalah dengan mencari lebih lanjut informasi yang ada mengenai dilema etik yang sedang dihadapi. Mengembangkan data dasar melalui :
a)      Menggali informasi lebih dalam terhadap pihak pihak yang terlibat meliputi : Klien, keluarga dokter, dan perawat.
b)      Identifikasi mengenai tindakan yang diusulkan : tidak menuruti keinginan keluarga untuk melepas alat bantu nafas atau juga untuk memberikan penambahan dosis morphin.
c)      Maksud dari tindakan tersebut : agar tidak membahayakan diri klien dan tidak melanggar peraturan yang berlaku.
d)     Konsekuensi tindakan yang diusulkan, bila tidak menuruti keluarga untuk melepas alat bantu nafas dan tidak diberikan penambahan dosis morphin, klien dan keluarganya menyalahkan perawat karena dianggap membiarkan pasien menderita dan apabila keluarga klien kecewa terhadap pelayanan di IGD mereka bisa menuntut ke rumah sakit.

2. Mengidentifikasi konflik akibat situasi tersebut :
Penderitaan klien dengan kanker colon yang sudah mengalami metastase mengeluh nyeri yang tidak berkurang dengan dosis morphin yang telah ditetapkan. Keluarga meminta penambahan dosis pemberian morphin untuk mengurangi keluhan nyerinya dan memutuskan untuk tidak memberikan alat bantu apapun termasuk oksigen, Keluarga mendukung keinginan klien agar terbebas dari keluhan nyeri. Konflik yang terjadi adalah :
a)      Tidak memberikan Oksigen dan penambahan dosis pemberian morphin dapat mempercepat kematian klien yang berarti melanggar prinsip etik Beneficience- Nonmaleficience
b)      Tidak memenuhi keinginan klien terkait dengan pelanggaran hak klien yang dapat melanggar nilai autonomy.


3.Tindakan alternatif tentang rangkaian tindakan yang direncanakan dan konsekuensi tindakan tersebut
a. Tidak menuruti keinginan pasien tentang penambahan dosis obat pengurang nyeri dan melepaskan oksigen
   Konsekuensi :
1)      Tidak mempercepat kematian klien
2)      Membiarkan Klien meninggal sesuai proses semestinya
3)      Tidak melanggar peraturan mengenai pemberian morfin
4)      Keluhan nyeri pada klien akan tetap berlangsung
5)      Pelanggaran terhadap hak pasien untuk menentukan nasibnya sendiri
6)      Keluarga dan pasien cemas dengan situasi tersebut

b. Tidak menuruti keinginan klien, dan perawat membantu untuk manajemen nyeri.
   Konsekuensi :
1)     Tidak mempercepat kematian pasien
2)     Klien dibawa pada kondisi untuk beradaptasi pada nyerinya (meningkatkan ambang nyeri)
3)     Keinginan klien untuk menentukan nasibnya sendiri tidak terpenuhi

c. Menuruti keinginan klien untuk menambah dosis morphin namun tidak sering dan apabila diperlukan. .
   Konsekuensi :
1)      Risiko mempercepat kematian klien sedikit dapat dikurangi
2)      Klien pada saat tertentu bisa merasakan terbebas dari nyeri sehingga ia dapat cukup beristirahat.
3)      Hak klien sebagian dapat terpenuhi.
4)      Kecemasan pada klien dan keluarganya dapat sedikit dikurangi.
5)      Beresiko melanggar peraturan yang berlaku.

d. Tidak menuruti keinginan keluarga dan membantu keluarga dalam proses berdukanya
    Konsekuensi :
1)      Tidak mempercepat kematian klien
2)      Keluarga dapat melewati proses berduka dengan seharusnya
3)      Keluarga tidak menginginkan  dilakuakn euthanasia terhadap pasien


4. Menentukan siapa pengambil keputusan yang tepat :
Pada kasus di atas dokter adalah pihak yang membuat keputusan, karena dokterlah yang secara legal dapat memberikan ijin penambahan dosis morphin. Namun hal ini perlu didiskusikan dengan klien dan keluarganya mengenai efek samping yang dapat ditimbulkan dari penambahan dosis tersebut. Perawat membantu klien dan keluarga klien dalam membuat keputusan bagi dirinya. Perawat selalu mendampingi pasien dan terlibat langsung dalam asuhan keperawatan yang dapat mengobservasi mengenai respon nyeri, kontrol emosi dan mekanisme koping klien, mengajarkan manajemen nyeri, sistem dukungan dari keluarga serta sistem berduka keluarga dan lain-lain.

5. Mendefinisikan kewajiban perawat
1)      Memfasilitasi klien dalam manajemen nyeri yang sesuai
2)      Membantu proses adaptasi klien terhadap nyeri / meningkatkan ambang nyeri
3)      Mengoptimalkan sistem dukungan keluarga untuk pasien
4)      Membantu klien untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan keyakinannya
5)      Membantu Keluarga untuk menemukan mekanisme koping yang adaptif terhadap masalah yang sedang dihadapi
6)      Memfasilitasi sistem berduka keluarga dengan memberikan support.

6. Membuat keputusan
Dalam kasus di atas terdapat dua tindakan yang memiliki risiko dan konsekuensi masing-masing terhadap klien. Perawat dan dokter perlu mempertimbangkan pendekatan yang paling menguntungkan / paling tepat untuk klien. Namun upaya alternatif tindakan lain perlu dilakukan terlebih dahulu misalnya manajemen nyeri (relaksasi, pengalihan perhatian, atau meditasi) beserta perbaikan terhadap sistem berduka keluarga dan kemudian dievaluasi efektifitasnya. Apabila terbukti efektif diteruskan namun apabila alternatif tindakan tidak efektif maka keputusan yang sudah ditetapkan antara petugas kesehatan dan klien/ keluarganya akan dilaksanakan.


BACA JUGA:


PEMECAHAN DILEMA ETIKA KEPERAWATAN

PEMBERIAN LAYANAN INFORMED CONSENT PADA SETTING INSTALASI GAWAT DARURAT : PERAN HUKUM DALAM MENYELESAIKAN SENGKETA

2 comments:

Unknown said...

contoh kasus sama cara menyelesaikannya tidak di masukkan kalau bisa tolong dimasukkan secara detail menjadi referensi buat yang lain, Terimakasih

uu sunarya said...

Blom lengkap problem solving
Nmuh SDH bgs

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Facebook Themes