Wednesday, November 30, 2016

KONSEP BAB.1: Hubungan Perilaku Caring Perawat ruangan dengan tingkat Kepuasan Pasen di Rumah Sakit A




Penelitian ini membahas mengenai adakah pengaruh pemberian perilaku Caring dari Perawat yang ada di ruangan rawat inap dengan  tingkat kepuasan yang dirasakan oleh Pasien di Rumah sakit. Kita tahu bahwa masih banyak pasien merasa belum puas dengan pelayanan yang diberikan di rumah sakit terutama dari perawat. Karena itulah penelitian ini mencoba mencari tahu.

Untuk mempermudah anda membuat latar belakang judul ini, maka sesuaikanlah dengan yang kami buat dibawah ini, Kami menyusun kerangka ini agar tulisan anda nanti dapat dengan mudah dimengerti oleh Dosen pembimbing anda sehingga mengurangi revisi yang mungkin terjadi. Kami membuatnya dalam format per-paragraph dimana tiap paragraph hanya berisi satu topik saja.
Setiap Judul Penelitian memiliki 2 variabel, kami mengembangkan konsep bab 1 ini dari 2 variabel tersebut, baca lebih lanjut disini 

'DUA VARIBEL' DALAM SKRIPSI KEPERAWATAN
Selamat mengerjakan


Judul:  Hubungan Perilaku Caring Perawat ruangan dengan tingkat Kepuasan Pasen di Rumah Sakit A


Buatlah Latar Belakang anda sesuai panduan berikut:

[Paragraph 1] Apa itu Perilaku Caring: Jelaskan tentang perilaku caring disini, Karena tidak semua tau tentang perilaku caring, maka jelaskan maksud atau arti perilaku caring di paragraph ini.

[Paragraph 2] Manfaat perilaku caring: apa saja manfaat perilaku caring, apa yang dihasikan jika perawat memberikan caring bagi pasien. 

[Paragraph 3] Perilaku caring dengan Keperawatan profesional. Hubungkan perilaku caring dengan kewajiban perawat untuk profesional. Bahwa untk menjadi profesional, perawt perlu menjalankan beberapa tugas seperti perilaku caring. 

[Paragraph 4] Kepuasan : jabarkan arti kepuasan disini. Apakah itu kepuasan konsumen? apa arti kepuasan pasien?.

Monday, November 28, 2016




PEMANFAATAN TEKNOLOGI TELEKOMUNIKASI (TELENURSING) DALAM KASUS HENTI JANTUNG. “LET’S YOUR SMARTPHONE SAVING YOU”



Latar Belakang
Dunia saat ini sedang menghadapi peningkatan angka kejadian, kematian dan disability yang luar biasa dari penyakit kronik. Data statistik yang dikemukakan oleh WHO (2008) menunjukkan bahwa 60% kematian manusia pada umumnya disebabkan oleh penyakit kronik dan 80%-nya terjadi pada negara dengan pendapatan yang rendah dan sedang. WHO juga memproyeksikan kematian global akibat penyakit kronik akan meningkat 17% selama 10 tahun kedepan dengan angka kematian tertinggi akan terjadi di daerah Pasifik barat dan Asia tenggara. Diabetes, penyakit cardiovaskuler, penyakit pernafasan dan kanker merupakan pembunuh terbesar dunia yang menyebabkan 35 juta kematian setiap tahunnya (ICN, 2010).

Untuk kasus henti jantung sendiri berdasarkan data dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) melalui survey di Amerika mengatakan bahwa selama periode Oktober 2005 hingga Deember 2010 didapatkan sekitar 31,689 kasus cardiac arrest yang terjadi di luar rumah sakit (Bryan et al, 2011). Sementara itu di Indonesia berdasarkan hasil dari laporan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2007, diapatkan rasio 5,1% kematian akibat penyakit kantung iskemik pada semua umur dan 7,2% pernah mengalami gejala penyakit jantung.  Diperkirakan sekitar 10 ribu warga, atau berarti 30 orang per hari terkena penyakit jantung. Kejadian terbanyak dialami oleh penderita jantung koroner (Depkes, 2006). Hal yang paling penting dipahami bagi perawat dan lainnya adalah untuk mengerti besarnya permasalahan dan dibutuhkannya aksi segera untuk promosi kesehatan, pencegahan penyakit, penyediaan perawatan dan managemen yang tepat bagi yang membutuhkan (ICN, 2010).

Friday, November 25, 2016

Apakah Sengstaken Blakenmore Tube lebih efektif untuk GI Bleeding?





Is Sengstaken Blakenmore Tube efective for GI Bleeding?



Latar Belakang
Pendarahan Akut Gastrointestinal atau acute upper gastrointestinal  bleeding (UGIH) adalah salah satu kegawat-daruratan medis yang sering terjadi dan kebanyakan kasusnya membutuhkan pengkajian medis yang segera. Prioritas utama adalah untuk segera membawa pasien ke rumah sakit, dengan maksud untuk memperbaiki dengan segera status sirkulasi akibat shok baru kemudian menemukan sumber pendarahan yang terjadi. Penting untuk semua perawat mengetahui waspada dengan tanda dan gejala yang dialami, mangement perawatan acute upper GI bleeding, dan berbagai masalah yang terkait (Smith, 2004).
Insiden acute upper gastrointestinal  bleeding (UGIH) mencapai 150 kejadian dari 100.000 pendarahan dalam tubuh. Insiden ini paling sering terjadi pada masyarakat dengan tingkat pendapatan yang rendah. Walaupun insidennya sekarang sudah mulai menurun, angka kematian yang diakibatkannya tetap tinggi. Sebuah audit UGIH di Inggris pada tahun 1995 menunjukkan bahwa pasien yang masuk rumah sakit dengan pendarahan sebagai diagnosis utama angka kematiannya mencapai 11%. Sedangkan mereka yang mengalami pendarahan gastrointestinal untuk kedua kalinya, tingkat kematiannya mencapai 33%. Kematian terbanyak dari UGIH terjadi pada lansia yang mana memang tidak memiliki status kesehatan yang optimal (Fellows, 2000).

Hubungan Pola Asuh Orang tua dengan Perilaku sulit makan Anak usia pra-sekolah





Penelitian ini membahas mengenai adakah pengaruh Pola asuh yang diterapkan oleh orangtua dengan perilaku kurang makan pada anak pra-sekolah. Penelitian ini menjadi menarik karena kita tahu banyak anak yang kurang mau makan. Apakah ini ada hubungannya dengan pola asuh? bisa jadi bisa juga tidak.

Untuk mempermudah anda membuat latar belakang judul ini, maka sesuaikanlah dengan yang kami buat dibawah ini, Kami menyusun kerangka ini agar tulisan anda nanti dapat dengan mudah dimengerti oleh Dosen pembimbing anda sehingga mengurangi revisi yang mungkin terjadi. Kami membuatnya dalam format per-paragraph dimana tiap paragraph hanya berisi satu topik saja.
Setiap Judul Penelitian memiliki 2 variabel, kami mengembangkan konsep bab 1 ini dari 2 variabel tersebut, baca lebih lanjut disini 

'DUA VARIBEL' DALAM SKRIPSI KEPERAWATAN
Selamat mengerjakan


Judul: Hubungan Pola Asuh Orang tua dengan Perilaku sulit makan Anak usia pra-sekolah


Buatlah Latar Belakang anda sesuai panduan berikut:

[Paragraph 1] Apa itu Perilaku, apakah perilaku sulit makan?: Jelaskan tentang apa yang anda maksudkan dengan perilaku sulit makan itu. Apakah paramater seorang anak dikatakan sulit makan. Jelaskan di paragraph ini.
[Paragraph 2] Prevalensi: Jelaskan seberapa banyak anak yang mengalami kesulitan makan. Bila anda sulit mendapatkan data di Indonesia, cobalah pakai data dari luar negeri. Prevalensi disini penting untuk menguatkan dugaan anda.

[Paragraph 3] Akibat: Jelaskan apa saja akibat dari tidak maunya anak untuk makan. Apakah berat badannya berkurang, atau ada akibat-akibat lainnya.

[Paragraph 4] Hal-hal yang membuat anak sulit makan. JElaskan mengapa anak sulit makan, apakah yng dapat mempengaruhinya?


PENATALAKSANAAN DIAGNOSTIK PERITONEAL LAVAGE PADA PASIEN TRAUMA ABDOMEN : DIGANTIKAN USG?




Pendahuluan
Trauma pada abdomen adalah trauma yang menyebabkan kerusakan organ abdomen (lambung, usus halus, pankreas, kolon, hepar, limpa, ginjal) yang disebabkan oleh trauma tembus, biasanya tikaman atau tembakan; atau trauma tumpul akibat kecelakaan mobil, pukulan langsung atau jatuh. Rongga abdomen memuat baik organ-organ yang padat maupun organ yang berongga. Trauma abdomen biasanya disebabkan trauma tumpul. Trauma tumpul disebabkan adanya deselerasi cepat dan adanya organ-organ yang tidak mempunyai kelenturan (noncompliant organ) seperti hati, limpa, pankreas, ginjal, atau pembuluh darah dapat menimbulkan kehilangan darah substansional ke dalam rongga peritoneum. Trauma tumpul pada abdominal dapat terjadi karena kecelakaan motor, jatuh, atau pukulan. Sedangkan Kompresi dan perlambatan dari trauma tumpul menyebabkan fraktur pada kapsula dan parenkim organ padat, sementara organ berongga dapat kolaps dan menyerap energi benturan. Trauma abdomen didefinisikan sebagai trauma yang melibatkan daerah antara diafragma atas dan panggul bawah (Guilon, 2011).

Wednesday, November 23, 2016

Penanganan masalah Psikologis Korban Bencana





A.   Bencana

  1. Definisi
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya  korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis (Peraturan pemerintah no.21 th.2008).
Bencana adalah segala kejadian yang menyebabkan kerugian, baik ekonomi, kerugian jiwa manuasia dan kerugian pelayanan kesehatan/jasa kesehatan dengan skala yang cukup besar sehingga memerlukan penanganan diluar  penanganan normal yang memerlukan bantuan  daerah Luar dari daerah dampak bencana.(WHO, 2008).
Definisi bencana seperti dipaparkan diatas mengandung tiga aspek dasar, yaitu:
a.    Terjadinya peristiwa atau gangguan yang mengancam dan merusak (hazard).
b.    Peristiwa atau gangguan tersebut mengancam kehidupan, penghidupan, dan fungsi dari masyarakat.
c.    Ancaman tersebut mengakibatkan korban dan melampaui kemampuan masyarakat untuk mengatasi dengan sumber daya mereka.

KONSEP BAB.1: Pengaruh Senam Yoga terhadap penurunan Tekanan darah lansia di Panti Werdha





Penelitian ini membahas mengenai adakah pengaruh Senam Yoga terhadap penurunan Tekanan darah lansia di sebuah Panti Werdha. hal ini mungkin saja diteliti karena salah satu permasalahan lansia terbesar adalah Hipertensi. Dan penanganan hipertensi selama ini masih paling banyak menggunakan obat-obatan.

Untuk mempermudah anda membuat latar belakang judul ini, maka sesuaikanlah dengan yang kami buat dibawah ini, Kami menyusun kerangka ini agar tulisan anda nanti dapat dengan mudah dimengerti oleh Dosen pembimbing anda sehingga mengurangi revisi yang mungkin terjadi. Kami membuatnya dalam format per-paragraph dimana tiap paragraph hanya berisi satu topik saja.
Setiap Judul Penelitian memiliki 2 variabel, kami mengembangkan konsep bab 1 ini dari 2 variabel tersebut, baca lebih lanjut disini 

'DUA VARIBEL' DALAM SKRIPSI KEPERAWATAN
Selamat mengerjakan


Judul: Pengaruh Senam Yoga terhadap penurunan Tekanan darah lansia di Panti Werdha


Buatlah Latar Belakang anda sesuai panduan berikut:

[Paragraph 1] Apa itu lansia: Jelaskan tentang definisi lansia disini, berapa populasinya.

[Paragraph 2] Masalah pada lansia. lansia akan mengalami permasalahan fisik dan psikis, jelaskan permasalah apa saja yg mungkn terjadi di paragraph ini. 

[Paragraph 3] Hipertensi: Jelaskan arti dari hipertensi disini. 

[Paragraph 4] Akibat hipertensi: jabarkan akibat hipertensi mulai dari yang paling ringan hingga komplikasi berat seperti stroke dll.


Tuesday, November 22, 2016

Konsep Bab.1: Pengaruh Simulasi P3K terhadap keterampilan menangani kecelakaan pada siswa SMA





Penelitian ini membahas mengenai adakah pengaruh simulasi Penanganan Pertama pada Kecelakaan terhadap tingkat keterampilan siswa SMA untuk menangani kecelakaan yang mungkin akan terjadi.

Untuk mempermudah anda membuat latar belakang judul ini, maka sesuaikanlah dengan yang kami buat dibawah ini, Kami menyusun kerangka ini agar tulisan anda nanti dapat dengan mudah dimengerti oleh Dosen pembimbing anda sehingga mengurangi revisi yang mungkin terjadi. Kami membuatnya dalam format per-paragraph dimana tiap paragraph hanya berisi satu topik saja.
Setiap Judul Penelitian memiliki 2 variabel, kami mengembangkan konsep bab 1 ini dari 2 variabel tersebut, baca lebih lanjut disini 

'DUA VARIBEL' DALAM SKRIPSI KEPERAWATAN
Selamat mengerjakan


Judul: Pengaruh Simulasi P3K terhadap keterampilan menangani kecelakaan pada siswa SMA


Buatlah Latar Belakang anda sesuai panduan berikut:

[Paragraph 1] Apa itu Kecelakaan: Jelaskan tentang kecelakaan disini. Apa itu pengertian kecelakaan menurut definisi yang ada, mungkin menuru UU atau aturan lalu lintas

[Paragraph 2] Akibat Kecelakaan: Tuliskan disini apa saja akibat dari kecelakaan mulai dari tingkatan yang ringan hingga yang paling berat yaitu kematian.

[Paragraph 3] Prevalensi KEcelakaan. Seberapa banyak kecelakaan yang terjadi per-tahun. APa angkanya semakin meningkat?

[Paragraph 4] Pentingnya penangan pertama. jelaskan betapa pentingnya segera menangani korban kecelakaan karena semakin lama waktu yang terbuang akan semakin memperburuk kondisi pasien. Oleh karena itu butuh penangan cepat melalui P3K


teori Kari Marie Martinsen Philosophiof caring




TINJAUAN TEORI


2.1  Tujuan Teori
Teori filosofikal, ilmiah dasar dan aplikasi praktis yang dikembangkan oleh Kari Marie Martinsen berfokus pada telaah di sisi moral keperawatan, dan etika keperawatan serta caring. Pandangan dunia fenomenologis berbasis Martinsen adalah manusia tidak dapat dipahami atau dipertimbangkan dalam isolasi dari lingkungannya. Manusia dan lingkungan merupakan suatu perangkat yang menyebabkan setiap situasi tergantung konteks dan bersifat unik.
Caring yang berhubungan atau menekankan rasa empati, refleksi, keterbukaan dan kemurahan hati dan kepercayaan. Pada pelaksanaan asuhan keperawatan di masyarakat saling terkait satu sama lainnya, karena pelayanan yang diberikan haruslah bersifat komprehensif dan berkesinambungan karena kebutuhan tiap individu berbeda satu sama lainnya, maka perawat haruslah bersikap sesuai dengan kebutuhan pasien saat itu (Alligood, M. R., & Tomey, A. M, 2010).

2.2. Konsep Dasar Terkait Paradigma Dalam Keperawatan dan Definisinya (Alligood, M. R., & Tomey, A. M, 2010).
1. Keperawatan
Asumsi dasar philosophical caring termasuk dalam hal praktik keperawatan dimana perawat memberikan asuhan keperawatan merawat dan peduli pada orang lain. Hal yang harus diperhatikan ketika melakukan caring ke pasien yaitu : caring berkaitan dengan hubungan, praktik, dan moral. Caring dapat praktikkan dalam kasus nyata dimana caring melibatkan setidaknya dua orang atau lebih yang saling berinteraksi. Caring yang berkaitan dengan moral dapat diartikan sebagai situasi dalam mencapai tujuan yang diinginkan didasarkan pada evaluasi tindakan keperawatan.
2. Manusia
Menurut Martinsen (1975), manusia tidak dapat dipisahkan dari lingkungan sosial dan komunitasnya. Martinsen berpendapat bahwa terdapat hubungan yang paralel antara manusia dengan tubuhnya. Sebagai tubuh, manusia berhubungan dengan diri sendiri, orang lain, dan dunia, sedangkan manusia adalah tubuh itu sendiri dimana sebagai tubuh, manusia mempunyai persepsi dan pemahaman. Tubuh terdiri dari jasmani dan jiwa.
3. Kesehatan
Sehat adalah refleksi dari kondisi organisme, selain itu juga merupakan ekspresi tingkat kompetensi dalam pengobatan. Dampak yang membahayakan dari pengobatan dan pelayanan yang tidak adekuat bagi orang yang menderita penyakit kronis menyebabkan Martinsen kembali berpikir ke konsep konservatif yaitu sehat secara ideal.
4. Lingkungan
Manusia selalu berada dalam situasi yang berbeda dari satu tempat ke tempat yang lain dan dalam ruang yang satu ke ruang yang lain (berada dalam tempat dan ruang khusus). Dilihat dari dimensi ruang terdapat waktu, ambience, dan kekuatan. Martinsen menyatakan bahwa waktu, arsitektur, dan pengetahuan dapat bekerja terhadap ambience suatu dimensi ruang. Arsitektur, hubungan dengan orang lain, penggunaan obyek, kata-kata, pengetahuan, keberadaan kita di dalam ruangan, semuanya tersusun teratur dalam ruang dan situasi. Manusia masuk dalam ruang universal, ruang alami, tetapi melalui penciptaan ruang budaya. Kita membangun rumah dengan ruangan-ruangan dan aktivitas pelayanan kesehatan menempati ruangan yang berbeda.

2.3 Proposisi (Junaidi , 2011).
1. Perawatan
2. Penilaian Profesional
3. Praktik Moral Ditemukan Dalam Perawatan
4. Person Oriented Professional
5. Ungkapan Hidup Tertinggi
6. Area Yang Tak Dapat Disentuh
7. Vokasi
8. Mata Hati
9. The Registering Eye

2.4. Struktur Ide Philosophy of Caring (Alligood, M. R., & Tomey, A. M, 2010).
1. Perawatan
Perawatan adalah suatu bentuk yang bukan hanya sekadar nilai dasar keperawatan, tetapi juga merupakan nilai dasar hidup kita. Perawatan ialah perkembangan positif individu ke arah yang lebih baik. Perawatan berbentuk trinitas, terdiri dari hubungan, praktik, dan moral yang terjadi secara simultan. Perawatan mempunyai arah untuk menuju situasi orang lain. Dalam konteks profesional, perawatan memerlukan pendidikan dan latihan. Tanpa pengetahuan profesional, hubungan dengan pasien akan berubah menjadi sentimentil. Tanpa perwalian, tidak ada kelalaian, dan tidak sentimentil merupakan ekspresi dari perawatan.
2. Penilaian Profesional
Penilaian profesional menunjukkan kualitas suatu hubungan yang sebenarnya. Hal ini bisa dicapai melalui latihan menilai secara profesional baik dalam praktik maupun kehidupan sehari-hari berdasarkan observasi klinis kita. Penilaian profesional tidak hanya dilatih dengan melihat, mendengar dan menyentuh secara klinis, tetapi juga perlu dilatih bagaimana melihat, mendengar, dan menyentuh secara klinis dengan cara yang baik dan benar.
Pasien memberikan kesan yang berbeda-beda pada kita (perawat) karena persepsi seseorang memiliki analog dengan variasi karakter yang ditimbulkannya dan bergantung pada situasi tertentu. Satu hal yang perlu diingat dan direnungkan adalah adanya hubungan antara kesan dengan situasi, pengetahuan profesional yang dimiliki, dan pengalaman sebelumnya. Kebijaksanaan menunjukkan pengetahuan profesional melalui kepekaan alami dan bahasa sehari-hari.
3. Praktik Moral Ditemukan Dalam Perawatan
Praktik moral dapat terjadi bila empati dan refleksi ditampilkan secara bersama-sama saat bekerja sehingga caring dapat diekspresikan dalam tindakan keperawatan. Moral itu ada dalam situasi nyata yang harus diperhitungkan. Tindakan kita perlu dipertanggungjawabkan, yang didasarkan pada empati dan refleksi.
4. Person Oriented Professional
Person Oriented Professional mempunyai makna bahwa perawat sebagai tenaga profesional memandang pasien sebagai orang yang menderita dan harus dilindungi integritasnya. Hal ini memberikan tantangan bagi profesional untuk meningkatkan kompetensi dirinya dalam menjalin hubungan yang saling menguntungkan dan bersifat manusiawi dengan tujuan untuk melindungi dan merawat pasien. Selain itu, profesionalisme berbasis individu juga berbicara tentang pemahaman terhadap posisi  masing-masing pihak dimana pihak satu membutuhkan pihak lainnya, dan menempatkan pasien sebagai fokus dari caring.
5. Ungkapan Hidup Tertinggi
Ungkapan hidup tertinggi adalah keterbukaan, kemurahan hati, kepercayaan, harapan, dan cinta. Hal ini merupakan fenomena yang dapat kita terima seperti kita menerima waktu, ruang, udara, air, dan makanan. Tanpanya hidup menjadi kacau, dan caring tidak dapat dilaksanakan (Hem, M. H., & Pettersen, T, 2011).
6. Area Yang Tak Dapat Disentuh
Ungkapan ini menunjukkan bahwa ada area-area yang tidak boleh kita masuk ke dalamnya, menemui orang lain ataupun menemui alam lain. Terdapat batasan yang harus kita hormati. Dalam caring, area yang tidak tersentuh adalah kesatuan, yang merupakan lawan dari keterbukaan. Keterbukaan dan area yang tak tersentuh merupakan suatu hal yang kontradiktif dalam caring.
7. Vokasi
Vokasi adalah suatu kebutuhan hidup yang membuat manusia merasa sempurna dalam berhubungan dan merawat (peduli) terhadap orang lain.
8. Mata Hati
Hati bicara tentang eksistensi individu, derita orang lain dan situasi yang ada didalamnya. Mata hati berhubungan dengan perhatian yang didasarkan pada hubungan resiprokal yang saling memahami .
9. The Registering Eye
The Registering Eye adalah objektifitas dan perspektif dari pengamat. Hal itu berkaitan dengan mencari koneksi, sistematisasi, peringkat, klasifikasi, dan menempatkan dalam sistem. The registering eye merupakan aliansi antara ilmu pengetahuan alam modern, teknologi, dan industrialisasi. Jika seorang pasien dan seorang profesional menggunakan tatapan ini secara sepihak, kasih sayang akan keluar dari situasi tersebut, dan kemauan untuk hidup berkurang (Martinsen, E. H, 2011).

2.5 Tentative (Junaidi, 2011)
Teori filosofikal, ilmiah dasar dan aplikasi praktis yang dikembangkan oleh Kari Marie Martinsen berfokus pada telaah di sisi moral keperawatan, dan etika keperawatan serta caring,  yang mengadopsi pada tiga filsuf secara khusus, antara lain: filsuf jerman, politisi dan sosialis, Karl Marx (1818-1883); filsuf jerman dan pendiri fenomenologi, Edmund Husserl (1859-1938); serta filsuf Perancis dan fenomenolog tubuh, Merleau-Ponty (1908-1961 ).

Martinsen juga memperluas sumber-sumber teoritisnya dengan memasukkan filsuf lain, teolog, dan sosiolog, antara lain: Martin Heidegger (1889 – 1976), seorang fenomenologis Jerman dan murid dari Husserl; Knud Eiler Logstrup (1905 – 1981), seorang filosofis Denmark dan teologis; Max Weber (1864 – 1920), seorang sosiologis Jerman dan memiliki signifikansi yang besar dalam filsafat ilmu sosial; Michel Foucault, seorang filosofis; Paul Ricoeur (1913 – sekarang), seorang filosofis Perancis.


5.1. Kesimpulan
1.    Karie Marie Martinsen adalah seorang perawat dan filosofer, mengungkapkan teori keperawatan philosophical caring dengan asumsi dasar bahwa caring termasuk dalam praktik keperawatan dimana perawat memberikan asuhan keperawatan, merawat dan peduli pada orang lain. Hal yang harus diperhatikan ketika melakukan caring kepada pasien yaitu: caring berkaitan dengan hubungan, praktik, dan moral.
2.    Menurut Martinsen (1975), manusia tidak dapat dipisahkan dari lingkungan sosial dan komunitasnya keduanya mempengaruhi kesehatan dimana sehat adalah refleksi dari kondisi organisme, selain itu juga merupakan ekspresi tingkat kompetensi dalam pengobatan.
3.    Manusia selalu berada dalam situasi yang berbeda dari satu tempat ke tempat yang lain dan dalam ruang yang satu ke ruang yang lain (berada dalam tempat dan ruang khusus).
4.    Konsep dasar dari teori yang diungkapkan filosofer Kari Marie Martinsen yaitu: perawatan, penilaian profesional, praktik moral ditemukan dalam perawatan, person oriented professional, ungkapan hidup tertinggi, area yang tidak dapat disentuh, vokasi, mata hati, the registering eye.

5.2 Saran
1. Setelah mempelajari tentang teori filosofikal keperawatan, sebaiknya mahasiswa program magister keperawatan benar-benar bisa memahami tentang konsep caring dan dapat menerapkannya dalam praktik keperawatan sehari-hari pada pasien.
2. Seorang perawat sebagai tenaga professional di pelayanan kesehatan sebaiknya mengetahui tentang konsep caring dan mengaplikasikannya dalam tugas sehari-hari sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan.







DAFTAR PUSTAKA



Alligood, M. R., & Tomey, A. M. (2010). Nursing Theorist and Their Work (7 ed.). United State of Amerika: Mosby Elsevier.

Hem, M. H., & Pettersen, T. (2011). Mature care and nursing in psychiatry: Notions regarding reciprocity in asymmetric professional relationships. Health Care Analysis : HCA, 19(1), 65-76. doi:http://dx.doi.org/10.1007/s10728-011-0167-y

Keliat, B. A., Wiyono, A. P., & Susanti, H. (2011). Manajemen Kasus Gangguan Jiwa (CMHN: intermediet course). Jakarta: EGC.

Martinsen, E. H. (2011). Care for nurses only? medicine and the perceiving eye. Health Care Analysis : HCA, 19(1), 15-27. doi:http://dx.doi.org/10.1007/s10728-010-0161-9

Junaidi (2011) Teori Filosofikal Keperawatan Kari Martinsen. Retrieved from http:// no.jun.org /wiki/ Kari Martinsen , 14 November ,2013.



Saturday, November 12, 2016

Teori Medeline Leininger : Transcultural nursing




Latar Belakang Teori

          Medeline Leininger adalah pendiri dan pelopor keperawatan transkultural dan teori perawatan manusia.  Dia lahir di Sutton, Nebraska, dan memulai karir perawat profesional setelah lulus pendidikan dasar keperawatan dari St. Anthony School of Nursing di Denver, Colorado tahun 1948. Bsc dari Benedectine Collage Atchison tahun 1950. Setelah lulus, dia bekerja sebagai instruktur, staf keperawatan, dan kepala perawat di unit medikal bedah, serta sebagai Direktur unit psikiatri di Rumah Sakit St. Joseph, Omaha, Nebraska.  Pada saat bersamaan, dia mendalami ilmu keperawatan, administrasi keperawatan, mengajar dan kurikulum keperawatan, test dan pengukuran di Universitas Creighton, Omaha.
          Tahun 1954, memperoleh gelar Master keperawatan psikiatri dari Universitas Catholic, Woshington DC.  Dia dipekerjakan di sekolah kesehatan Universitas Cincinnati, Ohio, disinilah dia menjadi master klinik, spesialis keperawatan psikiatri anak yang pertama di dunia. Dia juga mengajukan dan memimpin program keperawatan psikiatri di Universitas Cincinnati dan Pusat Keperawatan Psikiatri Terapeutik di Universitas Hospital.  Pada saat bersamaan, dia menulis salah satu dasar keperawatan Psikiatri, yang berjudul  Basic Psychiatri Concepts in Nursing, yang dipublikasikan tahun 1960 dalam 11 bahasa dan digunakan diseluruh dunia.

Friday, November 11, 2016

Teori keperawatan Maternal Role Attainment (MRA) Ramona T. Mercer



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


B.     Asumsi yang Mendasari Model Konseptual
Maternal Role Attainment-Becoming A Mother adalah model konseptual keperawatan yang dikemukakan oleh Ramona T. Mercer. Model ini tercipta setelah Mercer melakukan berbagai riset yang berkenaan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi parental attachment pada ibu post partum dan salah satu faktor yang mempengaruhi pencapaian peran ibu tersebut adalah emosional bayi baru lahir. Mercer mengidentifikasi bahwa komponen emosional bayi yang mempengaruhi peran ibu tersebut adalah temperamen bayi, kemampuan memberikan isyarat, penampilan, karakteristik umum, responsiveness dan kesehatan umum.
Asumsi Mercer berkaitan dengan pengembangan model maternal role attainment, di antaranya adalah bayi baru lahir diyakini sebagai partner yang aktif dalam proses pencapaian peran ibu, mempengaruhi dan dipengaruhi oleh peran ibu serta peran pasangan dan bayinya akan merefleksikan kompetensi ibu dalam menjalankan perannya sehingga dapat tumbush dan bekembang.
Perkembangan identitas peran ibu sangat terpengaruh oleh kondisi psikologis dan perilaku ibu dan bayi. Pada bayi, respon perkembangan yang berpengaruh terhadap interaksi dengan perkembangan identitas peran ibu antara lain adanya kontak mata sebagai isyarat komunikasi, refleks menggenggam, refleks tersenyum dan tingkah laku yang tenang sebagai respon terhadap perawatan ibu, konsistensi tingkah laku interaksi dengan ibu serta respon ibu terhadap bayinya dapat meningkatkan pergerakan bayi. Dengan demikian kondisi bayi baru lahir sangat berpengaruh terhadap pencapaian dan pengembangan peran ibu sehingga perawat bayi baru lahir adalah komponen penting dalam penerapan model konseptual yang dikemukakan oleh Mercer.

Thursday, November 10, 2016

End Of Life Theory Cornelia M Ruland



TINJAUAN TEORI


2.1  Latar Belakang Teorist

2.1.    1      Latar Belakang Cornelia M Ruland
Cornelia M Ruland telah menerima gelar Ph.D-nya dalam keperawatan dari Case Western Reserve University, Cleveland, Ohio sejak 1998. Dia sekarang menjabat sebagai Direktur Pusat ‘Shared Decicion Making and Nursing Research’ pada Universitas Rumah Sakit Rikshospitalet di Oslo, Norwat. Di juga menjabat sebagai ‘adjunt faculty’ pada Departemen Informasi Biomedical di Universitas Colombia, New York. Ruland telah melakukan penelitian yang mendalam terhadap sebuah program untuk meningkatkan pembuatan keputusan secara bersama/’shared decicions making’ dan penyediaan layanan kesehatan berdasar kerjasama pasien-petugas, dan juga pengembangan, implementasi dan evaluasi dari sistem informasi yang menyokongnya. Fokusnya adalah kepada aspek dan alat untuk pengambilan keputusan bersama dalam situasi klinik dimana :
1.    Ketika pasien dihadapkan dengan pengobatan yang sulit atau pilihan keputusan dimana mereka memerlukan bantuan untuk mengerti potensi dari keuntuangan dan bahaya intervensi tersebut serta opsi lainnya dan juga untuk memperoleh aspek nilai dan keinginan pasien.
2.    Managemen yang lebih disukai pasien dalam penanganan penyakit kroniknya atau penyakit serius yang lama.
Ruland menjadi yang pertama dalam meneliti aspek-aspek yang terkait dalam beberapa proyeknya dan telah menerima berbagai penghargaan.

Wednesday, November 9, 2016

Tingkatan Teori Keperawatan




A.    Konsep Level of  Theoritical Thinking
Teori dapat diklasifikasikan beberapa   tingkat abstraksi dari meta teori sampai practice theoryGrand teori merupakan tingkat abstraksi  yang luas sampai tingkat abstrak practice / aplikasi teori. Diurut paling atas, grand teori paling abstak dan tidak mudah diaplikasikan atau di test.  Moody (1990) dalam Mc Kenna H, 2005 berpendapat bahwa teori digunakan secara umum pada situasi keperawatan lain, ini masih abstrak, tapi hal ini  sulit untuk mengoperasionalkan konsep-konsep dengan teori, dan tanpa indicator pengukuran, bagaimana dapat konsep dan proposisi di test secara sistemik dan diteliti. 

            Perkembangan teori dapat diklasifikasikan menjadi (Shirleey 2000): Sumber

1.      1. Metha teori

2.     2.  Grand teori

3.                     3. Middle Range teori

4.            4. Micro/Practice teori

Tuesday, November 8, 2016

MANAJEMEN BENCANA MENGGUNAKAN MODEL EKOLOGI






Dari segi letak geografisnya, Indonesia merupakan salah satu negara yang sangat beresiko untuk terjadi bencana alam, baik itu gempa bumi, banjir, tsunami, gunung meletus, maupun longsor.Penanganan yang tepat untuk menghadapi bencana sangat diperlukan sekali  mulai dari fase kesiapsiagaan sampai dengan rehabilitasi.Karena manajemen bencana merupakan kegiatan yang sangat kompleks. Jauh lebih kompleks dibanding manajemen kesehatan dalam kondisi biasa. Sehingga perlu pendekatan yang komprehensif termasuk aspek govermance dalam menangani bencana (Trisnantoro L, 2007).
Akan tetapi, kondisi yang terjadi selama ini, penanganan bencana masih kurang efektif dan bersifat parsial karena penanganan masih lebih sering hanya pada pemberian bantuan fisik selama bencana terjadi serta penanganan kondisi kegawatdaruratan.Kerjasama lintas sektor dalam kesiapsiagaan bencana dinilai masih sangat minim. Perlu penguatan dari seluruh lapisan mulai dari pemerintah pusat,  pemerintah daerah sampai dengan masyarakat untuk melakukan kesiapsiagaan bencana karena kesiapsiagaan merupakan hal yang penting dan harus dibangun pada setiap tingkat kelompok di masyarakat (Noor I, 2009).
Manajemen bencana menggunakan model ekologi dimungkinkan sangat tepat sekali untuk diterapkan karena tiap-tiap fase dalam bencana melibatkan seluruh lapisan komponen yang terlibat didalamnya mulai dari individu dan kelaurga sampai dengan pemerintah pusat.

Monday, November 7, 2016

Pemberian layanan Informed Consent pada Setting Instalasi Gawat Darurat : Peran Hukum dalam menyelesaikan Sengketa



Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan salah satu unit di rumah sakit yang memberikan pelayanan kepada penderita gawat darurat dan merupakan bagian dari rangkaian upaya penganggulangan penderita gawat darurat yang perlu diorganisir. Instalasi Gawat Darurat harus dapat Mencegah kematian dan cacat pada penderita gawat darurat hingga dapat hidup dan berfungsi kembali dalam masyarakat sebagaimana mestinya (Departemen Kesehatan RI, 1992). Di dalam ruangan IGD, seringkali petugas berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan nyawa pasien. Pada kondisi Gawat Darurat, tindakan penyelamat secara cepat menjadi baku standart pelayanan di IGD manapun.
Dalam keadaan tertentu, pelaksanaan Persetujuan Tindakan Medik/Informed Consent sebelum pelayanan terhadap pasien tidak selalu mudah untuk dijalankan. Hal ini dirasakan terutama apabila pasien korban kecelakaan lalu lintas dalam keadaan tidak sadar dibawa ke Unit Gawat Darurat. Keadaannya sudah sangat gawat dan tidak ada waktu lagi untuk mencari atau menghubungi anggota keluarganya terlebih dahulu untuk minta Persetujuan Tindakan Medik/Informed Consent. Akibatnya dalam keadaan ini dokter harus segera mengambil tindakan penyelamatan sesegera mungkin bagi pasien. Dilakukannya tindakan medik ini karena semata-semata untuk menolong jiwa pasien. Padahal, langkah untuk segera menyelamatkan jiwa pasien adalah lebih tinggi kepentingannya daripada masalah memperoleh Persetujuan Tindakan Medik/Informed Consent itu sendiri (Poernomo B, 2001).

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Facebook Themes