Friday, September 23, 2016

Hubungan antara Paradigma Keperawatan dengan Teori Keperawatan



Pengertian Paradigma Keperawatan atau teori Keperawatan sudah dapat dengan mudah kita temukan. namun bagaimanakah hubungan antara Paradigma Keperawatan itu sendiri dengan Teori Keperawatan?.


Pertama saya ingin menyampaikan terlebih dahulu posisi dari 2 hal ini (Paradigma dan Teori Keperawatan). 




Paradigma dan Teori Keperawatan dapat dijadikan kedalam satu kelompok, yaitu berdasarkan urutan/hierarki Ilmu pengetahuan yang telah kita kenal. Yaitu :
(diurutkan berdasar yang paling abstrak hingga yang paling praktikal) 

1. Metaparadigma : Orang, Lingkungan, Kesehatan dan Keperawatan.
2. Philosophy : Konsep dari Nightingle
3. Model Konseptual : Konsep Betty Neuman Sistem model
4. Teori : Grand teori, Middle range teori, dan Micro teori.

(Alligood, M.R., & Tomey, A.M. 2006. Nursing Theory).

Dari sini kita mengetahui bahwa ternyata posisi antara Paradigma Keperawatan dengan Teori cukup jauh, melompat 2 konsep terlebih dahulu (melewati Philosophy dan Model Konseptual). Hal ini menyiratkan bahwa Metaparadigma Keperawatan tidak dapat secara langsung memberikan arahan/masukan kepada Teori, Tidak seperti halnya Teori yang dapat langsung diturunkan dari Model Konseptual (Hierarki Ilmu diatasnya). 


Baca jugaPARADIGMA KEPERAWATAN


Bagi teman-teman yang belum mengerti, hierarki diatas adalah menjelaskan bagaimana Ilmu pengetahuan berkembang. Tentu Teori-Teori yang kita pelajari sekarang tidak langsung menjadi sebuah 'bahan bacaan' terstruktur seperti saat ini kita pelajari. Ilmu pengetahuan-pun berkembang, Semua tentu ada prosesnya mulai dari awal yang paling sederhana. Mulai dari Metaparadigma berkembang hingga teori-teori yang ada saat ini. 

Untuk memberikan gambaran coba kita amati perkembangan Alat Transportasi saat ini. Di jaman yang modern ini, sudah banyak sekali alat transportasi muai dari Mobil yang berbahan bakar hidrogen, kapal selam hingga Roket luar angkasa. Pertanyaannya, apakah 1000 tahun yang lalu juga sudah ditemukan alat transportasi diatas?. Bukankah dahulu alat trasnportasi yang paling sederhana adalah sebuah roda yang digunakan untuk memudahkan memindah barang?. Baru kemudian bekembang menjadi sebuah sepeda, mobil tenaga uap, kemudian ditemukan motor, kereta api uap dan terus berkembang hingga menjadi saat ini. Tidak ada yang langsung instan menjadi seperti yang kita lihat sekarang, semua ada 'asal mula' yang paling sederhana. 

Begitu pula dengan Ilmu pengatahuan, tidak mungkin dari dahulu sudah ditemukan teori-teori yang kita pelajari sekarang, semua ada prosesnya, mulai dari yang paling sederhana sekali. Bila kita anggap Teori sebagai sebuah Mobil listrik saat ini, mungkin metaparadigma adalah roda gerobak yang digunakan untuk mengangkut barang,


Bagaimanakah fungsi paradigma secara umum?

Paradigma merupakan suatu cara pandang atau cara menyikapi sesuatu. Paradigma memberikan arah pandang dalam menikapi, memberi makna dan memilih tindakan yang akan kita lakukan terhadap fenomena di sekeliling kita.


Sumber gambar
Apakah yang anda pikirkan dari gambar diatas?
Dari percobaan yang saya sampaikan kepada mahasiswa, ada yang menjawab?
- Menyelamatkan orang
- kasihan 
- Peperangan
- Konflik Gaza
- Dll

Satu gambar, namun berbagai jawaban. Inilah paradigma/pandangan orang terhadap gambar diatas. Paradigma seseorang memberikan arah kemana dia akan berpikir dan menjawab. Begitu pula dengan Keperawatan, kemanakan arah Ilmu Keperawatan akan diarahka melalui Paradigma Keperawatan.





Lalu bagaimanakah hubungan antara Metaparadigma dengan Teori Keperawatan?


The empirical paradigm is rooted in the assumption that there is one reality, which can be verified through the senses (Monti & Tingen, 1999). Within this paradigm, knowledge is established by controlling the circumstances around variables, in order to determine their relationship (Monti & Tingen, 1999).


Paradigma berakar dari sebuah asumsi bahwa terdapat sebuah realitas/kenyataan, yang mana dapat diverifikasi melalui indera. Dalam paradigma ini, pengetahuan didirikan dengan mengontrol keadaan disekitar variabel untuk menentukan hubungannya.  


  Seperti kita tahu, dalam paradigma keperawatan terdapat 4 variabel. Dalam penjelasan diatas, pengetahuan (atau mungkin dalam hal ini adalah teori) dapat didirikan/diteliti dengan mengontrol keadaan (mengontrol parameter) salah satu variabel paradigma keperawatan, sehingga akan lebih jelas hubungannya dengan yang lain.

The empirical paradigm contributes to nursing research as it facilitates the development and testing of hypotheses, comparison of interventions, and the establishment of relationships between variables (Monti & Tingen, 1999).




Paradigma berkontribusi pada penelitian keperawatan yang mana paradigma ini memfasilitasi perkembangan dan pengujian hipotesis, membandingkan intervensi dan mendirikan hubungan antara variabel.

Disini jelas yang pertama dikatakan adalah bahwa paradigma berkontribusi pada penelitian keperawatan. Penelitian penting bagi sebuah ilmu Pengetahuan untuk terus berkembang. Seperti sebuah alat transportasi yang terus berkembang dan maju, ilmu Keperawatanpun dapat terus berkembang dan semakin maju. Sehingga bagi kita yang ingin melakukan penelitian keperawatan, kita bisa mencari ide melalui Paradigma Keperawatan. Bahkan lebih lanjut dikatakan paradigma keperawatn dapat menjadi tempat pengujian hipotesis, berkaitan hubungannya dengan variabel lain.

It is possible to predict the type of theories that can be developed from each nursing paradigm, based on the worldview that each paradigm presents. The empirical paradigm gives rise to a variety of theories within nursing.


Dimungkinkan untuk memprediksi tipe teori yang dapat dikembangkan dari setiap paradigma keperawatan, berdasar pandangan dunia terhadap kehadiran paradigma tersebut. 



Teori-teori Keperawatan baru yang muncul ternyata dapat diprediksi melalui paradigma keperawatan. Saya memaknai hal ini sebagai arahan/pandangan kemana teori itu akan engarah. Karena Paradigma Keperawatan memberikan pandangan atau arahan kemanakah Keperawatan itu akan mengarah. Paradigma Keperawatan ibarat sebuah petunjuk arah yang diberikan seseorang, misalnya bagaimana bepergian ke Surabaya dari Jakarta menggunakan bis. Kita diberitahu untuk megambil bis malam langsung ke surabaya kemudian turun di terminal bungurasih. Orang tersebut mengatakan perjalanan ini akan memakan waktu lebih kurang 20 jam. jadi seperti inilah mungkin pandangan yang diberkan Paradigma Keperawatan terhadap Teori Keperawatan. Paradigma tidak memberikan kepastian namun memberikan arahan kepada teori baru.


Kesimpulan

Dari penjelasan tersebut, jelas bahwa paradigma dalam keperawatan membuat kontribusi yang signifikan terhadap pengetahuan dan praktik disiplin ilmu. Paradigma Empiris menyediakan struktur untuk pengujian teori, dan perbandingan intervensi. Paradigma interpretif memfasilitasi pemahaman dari pengalaman manusia. Paradigma Kritis panggilan untuk pengakuan dan perubahan struktur kekuasaan yang menindas dalam masyarakat. Peran unik, keuntungan, dan kerugian dari masing-masing paradigma memberi contoh peran masing-masing paradigma dalam praktek keperawatan. Paradigma tidak merupakan konsep statis; mereka adalah alat yang nyata digunakan dalam praktek sehari-hari keperawatan. Masing-masing paradigma  tersebut membuat dampak yang sama berlaku pada praktik keperawatan dan penelitian, membentuk profesi dan disiplin keperawatan.




Sekian sedikit penjelasan mengenai hubungan antara Paradigma Keperawatan dengan Teori Keperawatan. Info yang saya sajikan merupakan pendapat saya pribadi dengan harapan dapat membantu pemahaman kita semua.

Trimakasih


Silahkan isi komentar dibawah bila ingin diskusi.




Thursday, September 22, 2016

Practice Theory/Micro Theory


Practice theory lebih spesifik dan jelas cakupannya dibanding middle range theory, teori pada level ini juga didefinisikan juga sebagai prescriptive theory, situations-spesific theory, dan micro theoryPractice theorymenetukan tindakan atau intervensi keperawatan yang cocok untuk mencapai tujuan tertentu, fokus pada fenomena keperawatan yang spesifik dengan memberikan arahan langsung pada praktek keperawatan dan mempunyai pernyataan teoritis yang jelas, hipotesis dengan menguraikan kejelasan fenomone. Practice theorymenyediakan kerangka kerja untuk intervensi keperawatan dan memprediksi hasil dan efek dari praktek keperawatan itu sendiri (Peterson & Bredow, 2004).




Practice theory berkembang dari middle range theory, pengalaman praktik keperawatan dan uji empiris. Pengalaman praktik klinis perawat dapat menjadi sumber utama untuk pengembangan practice theorykeperawatan. Kedalaman dan kompleksitas teori keperawatan digambarkan dan dijelaskan melalui apresiasi secara mendalam terhadap fenomena keperawatan dan hubungan antara aspek pada situasi keperawatan (McKenna, 1997). Contoh Practice theory yaitu bonding attachment theory, therapeutic touch, exercise as selfcare, caring for patient with chronic skin disease, quality of care, dll (Peterson & Bredow, 2004).


Paradigma dan Teori Keperawatan dapat dijadikan kedalam satu kelompok, yaitu berdasarkahn urutan/hierarki Ilmu pengetahuan yang telah kita kenal yaitu (diurutkan berdasar yang paling abstrak hingga yang paling praktikal) :

1. Metaparadigma : Orang, Lingkungan, Kesehatan dan Keperawatan.
2. Philosophy : Nightingle
3. Model Konseptual : Neuman sistem model
4. Teori : Grand teori, Midle range teori, 

(Alligood, M.R., & Tomey, A.M. 2006. Nursing Theory).

Konsep Mikro Teori/ Teori Praktek
Mikro teori/ teori praktek merupakan teori yang dikembangkan berdasarkan perkembangan dari middle range theory, karenanya teori ini lingkupnya  lebih sempit dan lebih konkrit keabstrakannya dibandingkan dengan ketiga teori  dalam tingkatan teori. (Jacox, 1974 dalam McKenna, 1997). Lebih lanjut dikatakan, teori praktek/ micro theory adalah teori yang memberikan arahan langsung pada perawat untuk mencapai tujuan, artinya teori ini memberikan suatu produk intervensi  spesifik yang harus dilakukan perawat agar dapat memberi efek pada kondisi pasien. Parker dan  Smith (2010) menyatakan bahwa teori praktik adalah deskripsi dan perkembangan dari tindakan keperawatan yang telah ada dan dikembangkan untuk digunakan pada situasi keperawatan yang spesifik. Berdasarkan Ellis dalam Reed et al, 2004, mengatakan bahwa semua pengetahuan keperawatan dikembangkan untuk praktek, sehingga semua teori keperawatan tanpa menghiraukan tingkatannya maka merupakan teori praktek.
Idealnya teori praktik berhubungan erat dengan  konsep dari middle range theory dan dibawah kerangka kerja dari grand theory. Contohnya tindakan keperawatan yang dapat dikembangkan menjadi teori praktik yaitu perawat mengetahui bahwa mereka dapat mengurangi nyeri pada pasien dengan melakukan intervensi yang spesifik dan mengurangi kerusakan kulit karena tekanan dengan perubahan posisi yang teratur (Parker & Smith, 2010). Wooldridge (1992) dalam Mckenna (1997) menjelaskan beberapa ciri dari teori praktek/ micro theory, yaitu:
1.       Teori praktek dinyatakan dalam sebuah hubungan sebab akibat antara makna dan tujuan yang dapat di uji secara empiris.
2.       Focus pada penyebab yang dapat dimanipulasi oleh perawat; efek yang dianggap relevan untuk mengevaluasi hasil yang telah dicapai ; dan ketidaktentuan kondisi yang dapat diaplikasikan dalam situasi praktik.
3.       Fokus  pada makna yang dapat diasumsikan secara mandiri oleh profesi perawat  baik praktik  manipulasi langsung maupun struktur panduan praktik.

      
      Perkembangan Teori Praktik/ Micro Theory
Teori praktik merupakan hasil dari sebuah proses refleksi  dari dunia nyata keperawatan klinis, dimana didalamnya dibutuhkan “engaging”, intuiting, dan envisioningEngaging berarti keterlibatan langsung perawat pada suatu situasi. Intuiting berarti perspektif subyektif yang dibawa perawat pada situasi tertentu berdasarkan pengalaman yang telah didapatkannya. Envisioning berarti intuisi kreatif  perawat dalam memberikan arti unik dalam situasi tersebut dan mengungkapkan kemungkinan-kemungkinan baru (Chin & Kramer, 1995 dalam McKenna, 1997). Refleksi bukan sebagai akhir dari pencarian pendekatan baru namun sebagi suatu proses yang berlanjut. Ada beberapa langkah dalam proses refleksi yaitu mengumpulkan pengalaman, konsentrasi pada perasaan sendiri, mengevaluasi kembali melalui asosiasi, integrasi, validasi dan ketepatan.
Untuk melakukan proses tersebut dilakukan dengan mengumpulkan data-data pengalaman dalam bentuk jurnal tertulis, melakukan studi studi dari jurnal ilmiah, diskusi dengan kolega. Parker dan Smith, 2010 menambahkan sumber sumber dari pengembangan mikroteori ini adalah pengalaman sehari-hari dari perawat, diskusi dengan perawat mahir berdasar kasus yang ditemuinya. Langkah kedua menurut mereka yaitu konsentrasi pada perasaan berarti tidak hanya mendeskripsikan perasaannya saja tentang pengalaman itu tetapi mencari bukti ilmiah/pertanggungjawaban dari perasaan itu. Kepercayaan kuno  tentang situasi itu tidak boleh mempengaruhi persepsi. Bahkan kepercayaan kuno tersebut sebaiknya diganti dengan hal hal yang baru dan terbuka. Hal ini dapat dicapai dengan menulis sebuah catatan ilmiah.
Langkah ketiga yaitu terdiri dari empat bagian. Yang pertama adalah asosiasi atau hubungan memungkinkan praktisi refleksi untuk menghubungkan situasi yang ada dengan pengetahuan yang telah ada dan tindakan yang dilakukan. Hasil akhirnya adalah praktisi tersebut mengganti perilaku atau ilmu yang lama dengan yang baru. Hal ini dapat dicapai dengan brainstorming dari kelompok, diskusi terbuka untuk mengklarifikasi pikiran dan perasaan agar muncul pendekatan baru.
Langkah berikutnya yaitu integrasi. Dalam langkah ini praktisi mulai mengelompokkan beberapa ide, perasaan, dan isu  yang muncul dalam langkah asosiasi. Hasil dari pengelompokkan ini didapatkan suatu hubungan lagi dan suatu kesimpulan. Disini konsep baru, proposisi awal dan asumsi dapat terlihat. Dapat juga hal tersebut berhubungan dengan teori yang sudah ada.Validasi berarti membandingkan hasil pendekatan baru dengan pengalaman, pengetahuan dan pendekatan dari praktisi lain untuk mengetahui keaslian dari ide praktisi. Validasi juga berarti mencoba hasil pendekatan praktisi di situasi lain. Cara terbaik untuk mevalidasi hasil pendekatan baru adalah mengembalikan pendekatan tersebut ke praktik klinik dan diuji disana.

Ketepatan adalah langkah terakhir dalam proses refleksi yaitu menggabungkan perilaku dan pendekatan baru dengan dasar pengatahuan kita. Sebagai hasilnya pengetahuan baru tersebut dapat digunakan di masa depan pada situasi yang sama saat pertama kali refleksi dilakukan.

Secara ringkastingkatan pengembangan teori  dapat dijelaskan sebagai berikut :
Philosophical theory
§  Falsafah keperawatan  merupakan karya awalyang mendahului era teori.
§  Falsafah berkontribusi umtuk  pengetahuan keperawatan dengan  memberikan arahan untuk disiplin  dan membentuk dasar untuk keilmuan professional, yang mengarah kepada pemahaman teoritis baru.

Grand theory
§  Cakupannya luas dan kompleks.
§  Membutuhkan penelitian yang spesifik sebelum dapat sepenuhnya di ujicobakan
§  Tidak memberikan panduan terhadap intervensi keperawatan yang spesifik,namun memberikan kerangka kerja struktural dan  ide yang abstrak.

Middle range theory
§  Cakupannya lebih terbatas dan kurang abstrak
§  Menjelaskan fenomena spesifik atau konsepdan mencerminkan  praktek keperawatan

Practice Theory
§  Lebih tidak abstraklebih spesifik dan cakupannya lebih sempit  di bandingkan dengan middle range theory.
·       Berorientasi pada suatu tindakan  nyata untuk tujuan yang spesifik.
§  Fokus kepada fenomena keperawatan spesifik yang mencerminkan praktek klinisdan hanya terbatas kepada  populasi atau bagian dari situasi pada teori.



Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Facebook Themes