APLIKASI
GOOGLE MAPS DALAM PENYEBARAN TENAGA PENOLONG SAAT BENCANA
Bagian
1 : Analisa masalah
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa
yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan,
baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis
(Peraturan pemerintah no.21 th.2008).
Bencana mengakibatkan kerusakan di berbagai bidang. Menurut
peraturan pemerintah no.21 th.2008 bencana dapat mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Salah satu dampak bencana pada
lingkungan fisik yang sering terjadi adalah rusaknya akses jalan disebuah
wilayah. Seperti laporan BPBD yang dijelaskan Zaiful 15 lokasi tersebut sedang
diajukan PAK yang terdiri dari 4 rumah terbakar, dan hanyut akibat banjir, dan
9 tebing jalan , dan 3 jembatan ambles akibat banjir.
Tahun 2013 telah memasuki
bulan keempat. Selama tri
wulan pertama ini bencana tidak henti‐hentinya terjadi di berbagai wilayah di
Indonesia, mulai dari banjir, tanah longsor, angin
puting beliung, hingga gempabumi dan letusan
gunungapi. Berdasarkan pencatatan
BNPB, data sementara menyebutkan telah
terjadi lebih dari 300 kejadian bencana di
triwulan pertama ini, dengan demikian rata‐rata 10 kali kejadian terjadi setiap harinya. Hal ini
membuktikan begitu besarnya ancaman
bencana bagi kehidupan masyarakat di Indonesia
terutama yang tinggal di daerah rawan
bencana. Sebanyak 95% lebih merupakan
bencana hidrometeorologi seper banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung (BNPB, 2013).
Penyelenggaraan penanggulangan bencana adalah
serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko
timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, dan
rehabilitasi (Peraturan pemerintah no.21 th.2008). Maka dalam penanggulangan bencana ini,
pemerintah menciptakan suatu sistem penanggulangan bencana. Sistem ini disebut
SPGDT yaitu Sistem Penanggulangan Kegawat Daruratan Terpadu. SPGDT adalah suatu
tatanan pelaksanaan pelayanan
kedaruratan medik baik trauma dan atau nontrauma untuk menurunkan morbiditas
dan mortalitas. Sistem Penanggulangan Kegawat Daruratan Terpadu
secara umum terbagi ke dalam beberapa fase yaitu : Fase Prevensi dan Mitigasi,
Fase Persiapan, Fase Respon, dan Fase Rehabilitasi.
Pada saat bencana, kerusakan jalan, jembatan,
lingkungan dan lainnya seringkali terjadi. Terputusnya alur transportasi
seringkali menghambat upaya penanggulangan bencana. Salah satunya adalah
menghambat penyaluran bantuan. Bantuan bencana menjadi terhambat seperti
penyaluran sembako ke daerah yang membutuhkan. Begitu pula dengan penyaluran
bantuan tenaga kesehatan. Tim penolong seringkali terhambat sampai di tempat
tujuan karena tim penolong terkendala jalur transportasi. Jalan yang terputus
sering membuat tim untuk mencari alternatif lain. Akhirnya tim penolong tidak dapat segera
memberikan bantuan.
Permasalahan lain yang sering terjadi adalah pada Tim
penolong sendiri. Pada saat terjadi bencana besar yang membutuhkan sumber daya
penolong yang lebih, tim bantuan dari luar daerah dapat membantu. Tim bantuan
dari luar daerah ini tentu saja tidak mengerti akan daerah yang dituju atau
minim informasi tentang wilayah tersebut. Bagaimana pembagian wilayahnya,
jalan-jalan atau akses yang tersedia, rute-rute yang dapat dilewati dan lain
sebagainya. Hal ini memperlambat kinerja dari tim bantuan ini sendiri.
Bab.2 : Solusi
Pemecahan Masalah
Google Maps adalah sebuah jasa peta globe
virtual gratis dan online disediakan oleh Google dapat
ditemukan di http://maps.google.com. Ia menawarkan peta yang dapat diseret dan gambar
satelit untuk seluruh dunia dan baru-baru ini, Bulan, dan juga menawarkan
perencana rute dan pencari letak bisnis di U.S., Kanada, Jepang, Hong Kong, Cina, UK, Irlandia (hanya
pusat kota) dan beberapa bagian Eropa ( Wikipedia, 2013).
Bila kita sebelumnya masih menggunakan peta konvensional
untuk mencari sebuah tempat. Sekarang kita hanya perlu mengklik atau mencari
nama tempat tersebut dan kemudia sistem Google maps lah yang akan memberikan
panduan jalan lengkap dimana kita harus belok. Sistem Google maps sangat
lengkap, tidak hanya bisa mencari suatu wilayah saja, tapi juga tempat-tempat
umum seperti pom bensin, tempat makan dan sebagainya.
Pemanfaatan Google
Maps untuk Koordinasi dan Penyebaran Sumber daya.
Google maps menyediakan peta/map
dari sebuah wilayah. Peta yang disediakan terdiri dari 2 versi, versi maps dan
real view. Dalam versi maps, jalan-jalan di sebuah wilayah akan lebih jelas
terlihat dan memudahkan pengguna untuk menelusuri wilayah. Dalam versi real view,
pengguna disuguhkan secara langsung tampilan dari internet yang sudah difoto
sebelumnya (bukan tampilan live).
Tampilan
‘maps’ Google Maps dapat membantu tim penolong untuk segera menemukan lokasi
yang telah ditentukan untuk dituju. Tim penolong bisa melihat jalan-jalan yang
ada dalam sebuah wilayah, melihat rute mana yang diambil untuk mencapai tujuan.
Bila ada masalah dengan rute yang ada, Tim bisa mencari jalan alternatif dengan
segera melalaui tampilan yang ada atau segera berpindah ke tampilan ‘real view’
untuk mencari jalur alternatif yang mungkin tidak melalui jalan raya.
Manfaat
berikutnya adalah untuk koordinasi penyebaran sumber daya tim penolong di suatu
wilayah bencna. Sebelumnya harus ada program tertentu yang dapat memaksimalkan
fungsi dari Google Maps ini sendiri. Tim pembuat program ini mungkin bisa
bekerja sama dengan kantor cabang Google di Jakarta atau dengan cara lainnya.
Intinya dengan program ini nanti, tim penanggulangan bencana (misal BNPB) dapat
mengupload data tentang wialyah bencana tersebut. Data ini meliputi :
-
Peta wilayah bencana : Luas wilayah,
batas wilayah dan data topografi lainnya
-
Data jumlah masyarakat, jumlah korban
dan demografi lainnya.
-
Level kehancuran : berisi tentang
seberapa besar suatu wilayah tertentu terkena dampak dari bencana,
-
Sumber daya yang telah tersedia di
lokasi bencana. Baik sumber daya alam atau seumber daya manusia atau organisasi
penolong yang telah datang.
-
Pusat tim penanggulangan bencana dan
lainnya.
Bab.3 : Sistem pakar
Program ini berjalan setelah bencana terjadi. Program dimulai
dengan masuknya assestment tentang dampak bencana terhadap suatu wilayah.
Assestment ini akan masuk kedalam sistem utama BNPB. Data yang masuk berupa
- Data
korban bencana : meliputi korban selamat, korban meninggal, korban yang
mengalami cidera dan lain lain.
- Data
Kerusakan bangunan : bangunan rumah yang hancur, rusak. Aliran listrik,
fasilitas umum dan lain lain.
- Sumber
daya kesehatan : meliputi petugas kesehatan, fasilitas kesehatan, alat2
kesehtn yang tersedia/berfungsi dll.
- Ketahanan
daerah : meliputi adanya sistem penanganan bencana, perangkat desa, tim
penolong dll.
Setiap
data yang masuk akan dianalisa. Analisa akan mengubah data yang masuk ke dalam
skor-skor. Skor 1-4, Skor 5-7 dan skor 8-10. Skor ini kemudian akan menentukan
masuk kedalam level/prioritas manakah wilayah tersebut berada. Prioritas 3
adalah prioritas terendah (warna hijau), prioritas kedua adalah warna kuning
dan prioritas pertama adalah warna merah.
Data-data
ini kemudian diupload kedalam sistem BNPB yang terintegrasi dengan sistem
Google Maps. Sehingga apabila sebuah tim penolong/pihak meng-klik sebuah
wilayah, sudah ada terlihat prioritas wilayah tersebut dan juga aspek lainnya.
Sistem
ini kemudian juga bisa digunakan oleh BNPB untuk mengkoordinasikan tim-tim
penolong yang tersebar.
0 comments:
Post a Comment