Wednesday, November 22, 2017

ANALISA GRAND TEORI DOROTHEA ELISABETH OREM (part 1)





2.1  Background of The Theorist

Dorothea Orem lahir di Baltimore, anak terakhir dari dua bersaudara, keduanya perempuan. Ia terdaftar sebagai siswa Providence Hospital School of Nursing di Fahsington, DC. Setelah lulus tahun 1930, ia kemudian melanjutkan kuliahnya meraih gelar BSc (Bachelor of science) di bidang pendidikan keperawatan tahun 1939, dan meraih gelar Master of Science bidang pendidikan keperawatan tahun 1945 dari Universitas Katolik Amerika. Selama kurun waktu itu dia mengerjakan tugas pribadi, staf keperawatan, mengajar dan menjadi asisten Direktur Providence Division of the School of Nursing, Universitas Katolik   Amerika. Setelah mendapat gelar masternya Orem menjabat sebagai direktu Providence Hospital School of Nursing dan Direktur Nursing Service Rumah Sakit Detroit, dari tahun 1942 samapi 1945 (Alligood, 2010).
   Dari tahun 1949 sampai 1957, Orem menjadi konsultan perawat pada Division of Health and Institutional Service di Departemen Kesehatan Negara again Indiana, selama kurun waktu ini, Orem mulai membangun kembali definisi-definisinya mengenai keperawatan (nursing) dan praktik keperawatan (nursing practice). Orem meninggalkan Indiana tahun 1957 untuk menjalai sebagai konsultan pengajaran (kurikulum) di Kantor Pendidikan Departemen Kesehatan, Pendidikan dan Kesejahteraan (HEW) Amerika Serikat di Washington, DC dari tahun 1958 sampai 1960.  Pada saat di HEW dia bekerja pada proyekuntuk meningkatkan pelatihan praktik keperawatan yang mendorong munculnya pertanyaan “Apa mata pelajaran utamandalam keperawatan?”. Hasil pengalaman ini dipublikasikan tahun 1959, Guides for Developing Currcula for the education for Practical Nurses (Alligood, 2010).




Image result for orem theorist

Tahun 1959 Orem menjabat sebagai Asisten Professor Pendidikan Keperawatan di Universitas Katolik Amerika. Setelah itu dia menjadi Dekan Pelaksana di Sekolah Keperawatan dan menjadi Associate Professor Pendidikan Keperawatan. Ia meneruskan membangun konsep keperawatan dan self-care (perawatan pribadi) sewaktu di Universita Katolik, dan tahun 1971, ia menerbitkan bukunya, Nursing Concepls of practice. Edisi kedua dan ketiga, diterbitkan tahun 1980 dan 1985, memperdalam lebih jauh konsep selg-care deficit praktik keperawatan (Alligood, 2010)..
Di tahun 1965 anggota-anggota fakultas yang tertarik pada tulisan tersebut membentuk Nursing Model Committe of the Nursing Faculty oh The Catholic Universiyu of Amerika untuk menengah dan mengembangkan suatu model dalam memberikan paduan bagi riset ilmu keperawatan. “Mereka memahami perlunya mengisolasi elemen-elemen konseptual yang umumdalam keperawatan yang akan memberikan arahan untuk mengenali masalah-masalah yang secara khusus merupakan masalah-masalah ilmu keperawatan dan untuk organisasi pengetahuan yang bertambah dari riset pada wilayah-wilayah masalah” (They recognized the need to isolate the general conceptual elements of nursing that would give direction to the recognition of problems that are specifically nursing problems and to the organization of knowledge accuruing from research in problem areas) (Alligood, 2010).
Tiga tahun kemudian lima orang dari anggota komite tersebut dan enam orang kolega dengan berbagai latar belakang membentuk Nursing Development Conference Group karena “berbagai ketidakpuasan dengan dan sebagai kepedulian bagi pengembangan Ilmu Keperawatan sebagai suatu disiplin ilmu. Ketiadaan sebuah kerangka kerja (framework) yang terorganisasi untuk pemgetahuan ilmu keperawatan dan adanya keyakinan kelompok tersebut bahwa penggunaan konsep umum ilmu keperawatan akan membantu upaya formalisasi kerangka kerja tersebut memberikan dasar bagi pekerjaan (action)”. (dissatisfactions with and concerns for the development of nursing as a discipline. The absence of on organizing framework jo nesing knoeledge and the group”s comition that the use of a general consept of nursing would aid in formalizing such a framework provided the base for action) (Alligood, 2010).
Meskipun komposisi kelompok-kelompok tersebut selalu berubah setiap waktu, namun hasil karya yang dilakukan oleh Nursing Model Committee yang kemudian dilanjutkan oleh The Nursing Development Conference Group tertuang dalam buku Concept Formalization in Nursing: Proces and Product. Edisi pertama terbit tahun 1973, yang mendefinisikan dan menjelaskan struktur konseptual ilmu keperawatan. Tahun 1979 edisi kedua lebih jauh mengembangkan struktur konseptual tersebut (Alligood, 2010).
Di tahun 1970 Orem mengundurkan diri dari Fakultas tersebut, lalu mendirikan firma konsultasi sendiri Orem & Shields di Chevy Chase. Md. Terakhir dia bekerja sebagai konsultan Ilmu Keperawatan dan Pendidikan Keperawatan. Orem pernah menerima berbagai macam gelar kehormatan. Ia mendapat gelar dokter kehormatan dari Georgetoen University, Washington, D.C., pada tahun 1976, dan juha dari Incarnate World College, San Antonio, Texax, tahun 1980. Di tahun 1980 ia meraih penghargaan The Catholic University of America’s Alumni Achivement Award untuk teori ilmu keperawatannya (Alligood, 2010).
     Di tahun 1956 Orem menulis, “Seni dalam keperawatan adalah melatih “berbuat untuk” orang-orang penderita cacat, dengan cara menolongnya untuk belajar untuk berbuat bagi dirinya sendiri” dan atau dengan jalan ‘menolongnya untuk belajar agar dapat berbuat untuk. dirinya sendiri” (The art of nursing is practiced by doing for the person with disability and/or by ‘helping him to do for himself). Hal ini adalah benar sebagaimana yang terjadi sekarang dimana kemudian dijelaskan esensi dari ilmu keperawatan (Alligood, 2010).

2.2 Philosophical Underpinnings of the theory
Meskipun Oren menyebutkan Eugenia K. Spaulding sebagai teman terhebat dan gurunya, namun ia tidak menunjukkan telah dipengaruhi secara langsung oleh pemimpin-pemimpin dalam ilmu keperawatan dalam karyanya. Dia meyakini bahwa selama bekerjasama dengan banyak teman perawat, dan kolega-koleganya selama bertahun-tahun, juga kerjasama dengan mahasiswa-mahasiswanya merupakan usaha yang berharga dan memiliki pengaruh terhadap teorinya. Teman-teman lain yang memberikan masukan tentang ilmu keperawatan kepadanya diantaranya Abdellah, Henderson, Johnson, King, Levine, Nightingale, Orlando, Peplau, Reihl, Rogers, Roy, Travelbee, dan Wiendebach. Orem juga menyebutkan sejumlah penulis dari disiplin ilmu lain yang mendasari teorinya diantaranya adalah Gordon, Allport, Chester Barnard, Rene, Dubos, Erich Fromm, Gartly Jaco, Robert Katz, Kurt Lewin, Ernest Nagel, Talcott Parsons, Hans Selye, dan Ludwig Von Bertalanffy (Alligood, 2010).

2.3  Asumsi Utama dan Konsep
Orem menyebut teori SCDNTnya sebagai teori general/grand theory yang tersusun dari 3 teori yang saling berhubungan berikut :
1.    Teori perawatan diri, yang menggambarkan mengapa dan bagaimana manusia merawat diri mereka sendiri.
2.    Teori defisit perawatan diri, yang menggambarkan dan menjelaskan mengapa manusia dapat dibantu melalui keperawatan.
3.    Teori sistem keperawatan, yang menggambarkan dan menjelaskan hubungan yang harus dibangun dan dipertahankan agar keperawatan menjadi produktif.

Teori ini mempunyai beberapa elemen konsep yaitu self care, agency/agen, dan keperawatan. Dalam teorinya orem menetapkan empat konsep yang pada akhirnya bersama teori keperawatan yang lain membentuk metaparadigma keperawatan, yaitu: human being, lingkungan, kesehatan, dan keperawatan (gambar 2.1).
Berikut akan dijelaskan masing-masing teori diatas.
1.   Teori Perawatan Diri (self-care)
Perawatan diri terdiri dari aktivitas dimana orang dewasa berinisiatif dan memperlihatkan, dalam periode waktu, kepentingan mereka dalam minat mempertahankan hidup, berfungsi secara sehat, melanjutkan perkembangan pribadi dan kehidupan melalui pemenuhan kebutuhan yang diketahui untuk peraturan perkembangan dan fungsional.
Definisi lain mengenai perawatan diri : suatu pelaksanaan kegiatan yang diprakarsai dan dilakukan oleh individu itu sendiri untuk memenuhi kebutuhan guna mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraannya sesuai keadaan, baik sehat maupun sakit (Orem’s 1980).
Teori ini memandang bahwa seorang individu akan selalu menginginkan adanya keterlibatan dirinya terhadap perawatan diri, dan bahwa individu tersebut juga mempunyai keinginan untuk dapat merawat dirinya secara mandiri. Kebutuhan seorang individu untuk terlibat dan merawat dirinya sendiri inilah yang disebut sebagai self care therapeutic demand atau disebut juga self care requisites (Parker, 2001). Self care merupakan sesuatu yang dapat dipelajari dan kemampuan individu untuk menentukan tindakan yang diambil sebagai respon dari adanya kebutuhan.
a.  Kebutuhan Perawatan Diri (self-care requisites)
Kebutuhan perawatan diri diformulasikan dan diekspresikan kedalam mengenai tindakan yang ditampilkan yang diketahui sebagai atau dianggap perlu dalam pengaturan aspek-aspek perkembangan dan fungsional manusia, terus-menerus atau dengan kondisi tertentu.
Self care requisites terdapat tiga macam yaitu: universal self care requisites, developmental self care requisites, dan health deviation self care requisites (Ladner, 2002).
1)  Kebutuhan perawatan diri universal (universal self care requisites)
Adalah kebutuhan yang ada pada setiap manusia dan berkaitan dengan fungsi kemanusiaan dan proses kehidupan, biasanya mengacu pada kebutuhan dasar manusia : 8 kebutuhan dasar setiap manusia yaitu kebutuhan akan: udara, makanan, air, eliminasi, keseimbangan aktivitas dan istirahat, keseimbangan untuk menyendiri dan berinteraksi social, bebas dari ancaman, dan pengembangan pribadi dalam kelompok sesuai dengan kemapuan masing-masing individu (Alligood, 2006).
2)  Kebutuhan perawatan diri sesuai perkembangan (developmental self care requisites)
Terbagi atas tiga bagian yaitu: syarat kondisi yang memerlukan suatu pengembangan, keterlibatan dalam pengembangan diri, perlindungan terhadap kondisi dan situasi kehidupan yang mengancam pengembangan diri (Alligood, 2010). Kebutuhan ini terjadi berhubungan dengan tingkat perkembangan individu dan lingkungan dimana tempat mereka tinggal, yang berkaitan dengan perubahan hidup seseorang atau tingkat siklus kehidupan.
3)  Kebutuhan perawatan diri saat mengalami gangguan kesehatan (health deviation self care requisites) 
Ada pada orang yang sakit atau terluka, yang mempunyai bentuk spesifik dari kondisi patologis atau gangguan, termasuk defek dan ketidakmampuan, dan yang sedang dalam proses pengobatan dan perawatan (Alligood, 2010). Kebutuhan ini merupakan kebutuhan-kebutuhan yang menjadi nyata karena sakit atau ketidakmampuan yang menginginkan perubahan prilaku dalam self care.

Penyakit/cedera tidak hanya mempengaruhi struktur dan mekanisme fisiologikal/psikologikal tertentu, tapi juga fungsi manusia secara menyeluruh. Saat fungsi integrasi secara serius dipengaruhi (retardasi mental berat, status koma atau autisme), perkembangan individu secara serius juga rusak secara temporer atau permanen. Dalam status kesehatan abnormal, kebutuhan perawatan diri timbul baik dari keadaan sakitnya dan juga tindakan yang dilakukan dalam diagnosis atau pengobatan.

b.  Therapeutic Self-Care Demands
Keseluruhan tindakan keperawatan yang diperlukan dalam kurun waktu tertentu untuk memenuhi semua kebutuhan perawatan diri khususnya dalam keadaan demikian disebut therapeutic self-care demand. Untuk memenuhi therapeutic self-care demand digunakan 2 metode yaitu:
1)  Mengontrol atau mengatur factor yang diidentifikasi dalam kebutuhan, aspek pengaturan fungsi manusia (ketercukupan air, udara, makanan).
2)  Memenuhi elemen aktifitas dari kebutuhan (memelihara, promosi, preventif, dan provision).

c.   Self-Care Agency dan Dependent Care Agent
Kemampuan kompleks yang didapat individu dewasa untuk mengetahui dan memenuhi kebutuhan untuk mengatur perkembangan dan fungsinya disebut self care agency. Self care agency dapat berubah setiap waktu dipengaruhi oleh kondisi kesehatan seorang individu. Ketika terjadi ketidakseimbangan antara self care agency dengan therapeutic self-care demand, maka terjadilah self care deficit (Parker, 2001). Seseorang yang mempunyai kemampuan untuk melakukan tindakan self-care disebut sebagai agen. Seorang manusia dewasa yang dapat menerima dan memenuhi tanggung jawab untuk mengetahui dan memenuhi therapeutic self-care demand orang lain yang secara social tergantung padanya atau untuk mengatur perkembangan dan latihan self care agency orang tersebut disebut dengan dependent-care agent.

2.   Teori Self Care Deficit
Self care deficit adalah hubungan antara therapeutic self care demands seseorang dengan kekuatan self care agency mereka dimana kemampuan self care dalam self care agency tidak adekuat untuk mengetahui dan memenuhi beberapa atau seluruh komponen therapeutic self care demand (Orem dalam IOS ,2010).
Self Care Defisit merupakan bagian penting dalam perawatan secara umum di mana segala perencanaan keperawatan diberikan pada saat perawatan dibutuhkan. Keperawatan dibutuhkan seseorang pada saat tidak mampu atau terbatas untuk melakukan self carenya secara terus menerus. Self care defisit dapat diterapkan pada :
Ø anak yang belum dewasa
Ø kebutuhan yang melebihi kemampuan
Ø adanya perkiraan penurunan kemampuan dalam perawatan dan tuntutan dalam peningkatan self care, baik secara kualitas maupun kuantitas.

Sewaktu ada keinginan untuk mengasuh dirinya sendiri dan seseorang itu mampu untuk menemukan keinginannya, maka self care itu dimungkinkan. Tetapi bila keinginan itu lebih besar dari kapasitas individual atau kemampuan untuk menemukannya, terjadilah ketidak seimbangan dan ini dikatakan sebagai self  care deficit.
a. Nursing Agency
Kemampuan yang telah berkembang dari seorang perawat yang memperkuat mereka sebagai perawat dalam legalitasnya untuk bertindak, mengetahui dan menolong manusia dengan hubungan tertentu untuk memenuhi therapeutic self-care demands mereka dan untuk mengatur atau melatih self-care agency mereka disebut sebagai nursing agency.
b. Nursing Design
Dalam teori deficit perawatan dirinya, Orem juga menyebutkan istilah nursing design, yaitu fungsi professional saat sebelum maupun setelah diagnosa keperawatan dan resep, yang memungkinkan perawat, dengan dasar penilaian praktis tentang kondisi pasien, untuk mensintesis elemen situasional konkrit kedalam hubungan sesuai unit struktur operasional. Tujuan rancangan keperawatan untuk memberikan panduan untuk mencapai tujuan keperawatan.


3.   Teori Sistem Keperawatan
Sistem keperawatan adalah rangkaian tindakan praktikal yang dilakukan perawat dengan berkoordinasi dengan tindakan pasien untuk memenuhi komponen therapeutic self-care demands pasien mereka dan untuk melindungi dan mengatur latihan atau perkembangan self care agency pasien (Alligood, 2006). Komponen dari self-care dan self-care defisit tergabung dalam teori sistem keperawatan. Teori sistem keperawatan inilah yang menghubungkan antara tindakan dan peran perawat dengan tindakan dan peran pasien (Hartweg, 1995).
Teori sistem keperawatan ingin menyatakan bahwa keperawatan adalah suatu tindakan manusia; sistem keperawatan adalah sistem tindakan yang direncanakan dan dihasilkan oleh perawat. Sistem keperawatan tersebut dihasilkan melalui pengalaman mereka merawat orang dengan  penurunan kesehatan atau ketidakmampuan berhubungan dengan kesehatan dalam merawat diri sendiri, atau orang yang mengalami ketergantungan (Alligood, 2010).
Dalam pemenuhan perawatan diri sendiri serta membantu dalam proses penyelesaian masalah, Orem memiliki metode untuk proses tersebut yaitu metode membantu (helping methods). Dari perspektif keperawatan, metode membantu adalah rangkaian bertahap dari tindakan, dimana jika dilakukan akan mengatasi atau menggantikan keterbatasan individu dalam hal kesehatan. Perawat menggunakan semua metode, memilih dan menggabungkannya dalam hubungannya dengan tindakan yang diperlukan oleh individu sedang dalam perawatan dan keterbatasan tindakan pemeliharaan kesehatan tersebut, seperti :
a.   Bertindak atau berbuat untuk orang lain
b.   Sebagai pembimbing dan mengarahkan orang lain
c.   Memberi dukungan fisik/psikologi
d.   Memberikan dan mempertahankan lingkungan yang mendukung perkembangan personal
e.   Mengajarkan atau mendidik pada orang lain.




Penjelasan Skema/Model Konsep

Sebagai teori umum keperawatan, SCDNT menampilkan gambaran lengkap keperawatan, yang dijelaskan melalui 3 teori berikut :
1.    Teori System Keperawatan
2.    Teori Defisit Perawatan Diri
3.    Teori Perawatan Diri
Teori system keperawatan mengandung semua elemen penting dan termasuk teori deficit perawatan diri dan perawatan diri. Teori deficit perawatan diri membangun alasan mengapa individu memperoleh keuntungan dari keperawatan. Sedangkan teori perawatan diri, merupakan dasar untuk yang lain, menguraikan tujuan, metode, dan hasil merawat diri sendiri.

1.   Teori Sistem Keperawatan
Teori system keperawatan mengemukakan bahwa keperawatan adalah tindakan manusia (human action); system keperawatan adalah system tindakan yang dibentuk (dirancang dan diproduksi) oleh perawat melalui penerapan nursing agency mereka untuk individu dengan keterbatasan kesehatan dalam perawatan diri atau dependent care.

Teori Sistem Keperawatan merupakan teori yang menguraikan secara jelas bagaimana kebutuhan perawatan diri pasien terpenuhi oleh perawat atau pasien sendiri. Gambar 2.1 memperlihatkan dasar system keperawatan yang dikelompokkan berdasarkan hubungan antara tindakan perawat dan pasien. Sistem keperawatan dapat dibuat untuk individu, untuk orang yang membutuhkan perawatan dependen, untuk kelompok dengan anggota memiliki therapeutic self-care demands atau memiliki kesamaan keterbatasan untuk terlibat dalam self-care atau untuk keluarga atau kelompok lainnya.

1.   Sistem Bantuan Secara Penuh (Wholly Compensatory System).
Merupakan suatu tindakan keperawatan dengan memberikan bantuan secara penuh pada pasien dikarenakan ketidakmampuan pasien dalam memenuhi tindakan perawatan secara mandiri yang memerlukan bantuan dalam pergerakan, pengontrolan,  dan ambulasi serta adanya manipulasi gerakan. Contoh: pemberian bantuan pada pasien koma.

2.   Sistem Bantuan Sebagian (Partially Compensatory System).
Merupakan sistem dalam pemberian perawatan diri sendiri secara sebagian saja dan ditujukan kepada pasien yang memerlukan bantuan secara minimal. Contoh: perawatan pada pasien post operasi abdomen di mana pasien tidak memiliki kemampuan untuk melakukan perawatan luka.
3.   Sistem Supportif dan Edukatif (Supportive-Educative System).
Merupakan sistem bantuan yang diberikan pada pasien yang membutuhkan dukungan pendidikan dengan harapan pasien mampu memerlukan perawatan secara mandiri. Sistem ini dilakukan agara pasien mampu melakukan tindakan keperawatan setelah dilakukan pembelajaran. Contoh: pemberian sistem ini dapat dilakukan pada pasien yang memerlukan informasi pada pengaturan kelahiran.

1.   Teori Defisit Perawatan Diri
Ide sentral dari teori ini adalah bahwa persyaratan individu untuk keperawatan berkaitan dengan subyektifitas individu terhadap keterbatasan tindakan perawatan kesehatan. Keterbatasan ini membuat mereka tidak mampu seluruhnya atau sebagian untuk mengetahui dan memenuhi kebutuhan untuk perawatan mereka.
Defisit perawatan diri adalah istilah yang mengekspresikan hubungan antara kemampuan tindakan individu dan kebutuhan mereka akan perawatan. Defisit perawatan diri adalah konsep abstrak yang jika diekspresikan dalam istilah keterbatasan tindakan, memberikan pedoman pemilihan metode untuk membantu dan memahami peran pasien dalam perawatan diri.
2.   Teori Perawatan Diri
Perawatan diri adalah fungsi pengaturan manusia dimana manusia harus menampilkan sendiri untuk mempertahankan hidup, kesehatan dan kesejahteraan. Perawatan diri adalah sistem tindakan. Penggabungan konsep self-care, self care demand dan self care agency memberikan pondasi untuk memahami kebutuhan tindakan dan keterbatasan tindakan individu yang mungkin medapat keuntungan dari keperawatan. Perawatan diri sebagai fungsi pengaturan manusia berbeda dengan tipe pengaturan fungsi dan perkembangan manusia lainnya seperti pengaturan neuroendokrin. Perawatan diri harus dipelajari dan harus sengaja dilakukan dengan berkelanjutan dan berkecocokan dengan syarat pengaturan individu. Syarat ini berhubungan dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan, status kesehatan, status perkembangan atau kesehatan spesifik yang diharapkan masa mendatang, tingkat pengeluaran energi, dan faktor lingkungan. Teori perawatan diri juga dikembangkan menjadi teori perawatan ketergantungan dimana tujuan, metode, dan hasil perawatan orang lain ditampilkan (Alligood, 2006).
Orem menciptakan konsep umum tentang keperawatan. Konsep umum tersebut memungkinkan pemikiran induktif dan deduktif dalam keperawatan. Bentuk dari teori disajikan dalam berbagai model yang dikembangkan oleh Orem dan ahli lain. Salah satu contoh model konsep umum tersebut tampak pada gambar 2.1 dan 2.2 berikut. Orem mendeskripsikan model dan pentingnya model tersebut untuk pengembangan dan pemahaman terhadap realitas yang ada. Model tersebut “mengarahkan menuju mengetahui kerangka proses operasional atau menjadi operasional dalam menghasilkan system keperawatan, system perawatan bagi individu, unit perawatan dependen atau komunitas yang diasuh oleh perawat” (Alligood, 2006). Keseluruhan teori secara logis adalah sebangun

Asumsi Mayor
Orem menetapkan lima asumsi dasar untuk teori keperawatan, yaitu:
  1. Manusia membutuhkan input secara kontinyu, dengan sengaja untuk dirinya dan lingkungannya untuk tetap hidup dan berfungsi sesuai dengan sokongan alaminya.
  2. Human agency, kekuatan untuk bertindak dengan sengaja, yaitu dilatih dalam bentuk perawatan diri dan orang lain dalam mengenali kebutuhannya dan membuat input yang diperlukan.
  3. Manusia dewasa mengalami kekurangan dalam bentuk keterbatasan melaksanakan perawatan diri sendiri dan orang lain dalam hal  mempertahankan kehidupan dan pengaturan fungsi input.
  4. Human agency dilatih untuk menemukan, mengembangkan, dan menyampaikan cara dan makna dalam mengidentifikasi kebutuhan dan membuat input untuk diri sendiri dan orang lain.
  5. Kelompok manusia dengan tugas kelompok yang terstruktur dalam hubungan dan alokasi kewajiban untuk memberikan perawatan untuk anggota kelompok yang mengalami kekurangan dalam membuat input yang diperlukan, disengaja diri sendiri dan orang lain.

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Facebook Themes