TINJAUAN TEORI
2.1 Tujuan
Teori
Teori
filosofikal, ilmiah dasar dan aplikasi praktis yang dikembangkan oleh Kari
Marie Martinsen berfokus pada telaah di sisi moral keperawatan, dan etika
keperawatan serta caring.
Pandangan dunia fenomenologis berbasis Martinsen adalah manusia tidak dapat
dipahami atau dipertimbangkan dalam isolasi dari lingkungannya. Manusia dan
lingkungan merupakan suatu perangkat yang menyebabkan setiap situasi tergantung
konteks dan bersifat unik.
Caring
yang
berhubungan atau menekankan rasa empati, refleksi, keterbukaan dan kemurahan
hati dan kepercayaan. Pada pelaksanaan asuhan keperawatan di masyarakat saling
terkait satu sama lainnya, karena pelayanan yang diberikan haruslah bersifat
komprehensif dan berkesinambungan karena kebutuhan tiap individu berbeda satu
sama lainnya, maka perawat haruslah bersikap sesuai dengan kebutuhan pasien
saat itu (Alligood, M. R., & Tomey, A. M, 2010).
2.2.
Konsep Dasar Terkait Paradigma Dalam Keperawatan dan Definisinya (Alligood, M. R.,
& Tomey, A. M, 2010).
1. Keperawatan
Asumsi
dasar philosophical caring termasuk dalam hal praktik keperawatan dimana
perawat memberikan asuhan keperawatan merawat dan peduli pada orang lain. Hal
yang harus diperhatikan ketika melakukan caring ke pasien yaitu : caring
berkaitan dengan hubungan, praktik, dan moral. Caring dapat praktikkan dalam
kasus nyata dimana caring melibatkan setidaknya dua orang atau lebih yang
saling berinteraksi. Caring yang berkaitan dengan moral dapat diartikan sebagai
situasi dalam mencapai tujuan yang diinginkan didasarkan pada evaluasi tindakan
keperawatan.
2. Manusia
Menurut
Martinsen (1975), manusia tidak dapat dipisahkan dari lingkungan sosial dan
komunitasnya. Martinsen berpendapat bahwa terdapat hubungan yang paralel antara
manusia dengan tubuhnya. Sebagai tubuh, manusia berhubungan dengan diri
sendiri, orang lain, dan dunia, sedangkan manusia adalah tubuh itu sendiri
dimana sebagai tubuh, manusia mempunyai persepsi dan pemahaman. Tubuh terdiri
dari jasmani dan jiwa.
3. Kesehatan
Sehat
adalah refleksi dari kondisi organisme, selain itu juga merupakan ekspresi
tingkat kompetensi dalam pengobatan. Dampak yang membahayakan dari pengobatan
dan pelayanan yang tidak adekuat bagi orang yang menderita penyakit kronis
menyebabkan Martinsen kembali berpikir ke konsep konservatif yaitu sehat secara
ideal.
4. Lingkungan
Manusia
selalu berada dalam situasi yang berbeda dari satu tempat ke tempat yang lain
dan dalam ruang yang satu ke ruang yang lain (berada dalam tempat dan ruang
khusus). Dilihat dari dimensi ruang terdapat waktu, ambience, dan
kekuatan. Martinsen menyatakan bahwa waktu, arsitektur, dan pengetahuan dapat
bekerja terhadap ambience suatu dimensi ruang. Arsitektur, hubungan
dengan orang lain, penggunaan obyek, kata-kata, pengetahuan, keberadaan kita di
dalam ruangan, semuanya tersusun teratur dalam ruang dan situasi. Manusia masuk
dalam ruang universal, ruang alami, tetapi melalui penciptaan ruang budaya.
Kita membangun rumah dengan ruangan-ruangan dan aktivitas pelayanan kesehatan
menempati ruangan yang berbeda.
2.3 Proposisi (Junaidi , 2011).
1. Perawatan
2. Penilaian Profesional
3. Praktik Moral Ditemukan
Dalam Perawatan
4. Person Oriented
Professional
5. Ungkapan Hidup Tertinggi
6. Area Yang Tak Dapat
Disentuh
7. Vokasi
8. Mata Hati
9. The Registering Eye
2.4. Struktur Ide Philosophy of Caring (Alligood,
M. R., & Tomey, A. M, 2010).
1. Perawatan
Perawatan
adalah suatu bentuk yang bukan hanya sekadar nilai dasar keperawatan, tetapi
juga merupakan nilai dasar hidup kita. Perawatan ialah perkembangan positif
individu ke arah yang lebih baik. Perawatan berbentuk trinitas, terdiri dari
hubungan, praktik, dan moral yang terjadi secara simultan. Perawatan mempunyai
arah untuk menuju situasi orang lain. Dalam konteks profesional, perawatan
memerlukan pendidikan dan latihan. Tanpa pengetahuan profesional, hubungan
dengan pasien akan berubah menjadi sentimentil. Tanpa perwalian, tidak ada
kelalaian, dan tidak sentimentil merupakan ekspresi dari perawatan.
2. Penilaian Profesional
Penilaian
profesional menunjukkan kualitas suatu hubungan yang sebenarnya. Hal ini bisa
dicapai melalui latihan menilai secara profesional baik dalam praktik maupun
kehidupan sehari-hari berdasarkan observasi klinis kita. Penilaian profesional
tidak hanya dilatih dengan melihat, mendengar dan menyentuh secara klinis,
tetapi juga perlu dilatih bagaimana melihat, mendengar, dan menyentuh secara
klinis dengan cara yang baik dan benar.
Pasien memberikan kesan yang
berbeda-beda pada kita (perawat) karena persepsi seseorang memiliki analog
dengan variasi karakter yang ditimbulkannya dan bergantung pada situasi
tertentu. Satu hal yang perlu diingat dan direnungkan adalah adanya hubungan
antara kesan dengan situasi, pengetahuan profesional yang dimiliki, dan
pengalaman sebelumnya. Kebijaksanaan menunjukkan pengetahuan profesional
melalui kepekaan alami dan bahasa sehari-hari.
3. Praktik Moral Ditemukan
Dalam Perawatan
Praktik
moral dapat terjadi bila empati dan refleksi ditampilkan secara bersama-sama
saat bekerja sehingga caring dapat diekspresikan dalam tindakan
keperawatan. Moral itu ada dalam situasi nyata yang harus diperhitungkan.
Tindakan kita perlu dipertanggungjawabkan, yang didasarkan pada empati dan
refleksi.
4. Person Oriented
Professional
Person
Oriented Professional mempunyai makna bahwa perawat sebagai
tenaga profesional memandang pasien sebagai orang yang menderita dan harus dilindungi
integritasnya. Hal ini memberikan tantangan bagi profesional untuk meningkatkan
kompetensi dirinya dalam menjalin hubungan yang saling menguntungkan dan
bersifat manusiawi dengan tujuan untuk melindungi dan merawat pasien. Selain
itu, profesionalisme berbasis individu juga berbicara tentang pemahaman
terhadap posisi masing-masing pihak
dimana pihak satu membutuhkan pihak lainnya, dan menempatkan pasien sebagai
fokus dari caring.
5. Ungkapan Hidup Tertinggi
Ungkapan
hidup tertinggi adalah keterbukaan, kemurahan hati, kepercayaan, harapan, dan
cinta. Hal ini merupakan fenomena yang dapat kita terima seperti kita menerima
waktu, ruang, udara, air, dan makanan. Tanpanya hidup menjadi kacau, dan caring
tidak dapat dilaksanakan (Hem,
M. H., & Pettersen, T, 2011).
6. Area Yang Tak Dapat
Disentuh
Ungkapan
ini menunjukkan bahwa ada area-area yang tidak boleh kita masuk ke dalamnya,
menemui orang lain ataupun menemui alam lain. Terdapat batasan yang harus kita
hormati. Dalam caring, area yang tidak tersentuh adalah kesatuan, yang
merupakan lawan dari keterbukaan. Keterbukaan dan area yang tak tersentuh
merupakan suatu hal yang kontradiktif dalam caring.
7. Vokasi
Vokasi
adalah suatu kebutuhan hidup yang membuat manusia merasa sempurna dalam
berhubungan dan merawat (peduli) terhadap orang lain.
8. Mata Hati
Hati
bicara tentang eksistensi individu, derita orang lain dan situasi yang ada
didalamnya. Mata hati berhubungan dengan perhatian yang didasarkan pada
hubungan resiprokal yang saling memahami .
9. The Registering Eye
The
Registering Eye adalah objektifitas dan perspektif dari
pengamat. Hal itu berkaitan dengan mencari koneksi, sistematisasi, peringkat,
klasifikasi, dan menempatkan dalam sistem. The registering eye merupakan
aliansi antara ilmu pengetahuan alam modern, teknologi, dan industrialisasi.
Jika seorang pasien dan seorang profesional menggunakan tatapan ini secara
sepihak, kasih sayang akan keluar dari situasi tersebut, dan kemauan untuk
hidup berkurang (Martinsen,
E. H, 2011).
2.5 Tentative (Junaidi, 2011)
Teori
filosofikal, ilmiah dasar dan aplikasi praktis yang dikembangkan oleh Kari
Marie Martinsen berfokus pada telaah di sisi moral keperawatan, dan etika
keperawatan serta caring, yang mengadopsi pada tiga
filsuf secara khusus, antara lain: filsuf jerman, politisi dan sosialis, Karl
Marx (1818-1883); filsuf jerman dan pendiri fenomenologi, Edmund Husserl
(1859-1938); serta filsuf Perancis dan fenomenolog tubuh, Merleau-Ponty (1908-1961
).
Martinsen
juga memperluas sumber-sumber teoritisnya dengan memasukkan filsuf lain,
teolog, dan sosiolog, antara lain: Martin Heidegger (1889 – 1976), seorang
fenomenologis Jerman dan murid dari Husserl; Knud Eiler Logstrup (1905 – 1981),
seorang filosofis Denmark dan teologis; Max Weber (1864 – 1920), seorang
sosiologis Jerman dan memiliki signifikansi yang besar dalam filsafat ilmu
sosial; Michel Foucault, seorang filosofis; Paul Ricoeur (1913 – sekarang),
seorang filosofis Perancis.
5.1.
Kesimpulan
1. Karie
Marie Martinsen adalah seorang perawat dan filosofer, mengungkapkan teori
keperawatan philosophical caring dengan asumsi dasar bahwa caring termasuk
dalam praktik keperawatan dimana perawat memberikan asuhan keperawatan, merawat
dan peduli pada orang lain. Hal yang harus diperhatikan ketika melakukan caring
kepada pasien yaitu: caring berkaitan dengan hubungan, praktik, dan
moral.
2. Menurut
Martinsen (1975), manusia tidak dapat dipisahkan dari lingkungan sosial dan
komunitasnya keduanya mempengaruhi kesehatan dimana sehat adalah refleksi dari
kondisi organisme, selain itu juga merupakan ekspresi tingkat kompetensi dalam
pengobatan.
3. Manusia
selalu berada dalam situasi yang berbeda dari satu tempat ke tempat yang lain
dan dalam ruang yang satu ke ruang yang lain (berada dalam tempat dan ruang
khusus).
4. Konsep
dasar dari teori yang diungkapkan filosofer Kari Marie Martinsen yaitu:
perawatan, penilaian profesional, praktik moral ditemukan dalam perawatan, person
oriented professional, ungkapan hidup tertinggi, area yang tidak dapat
disentuh, vokasi, mata hati, the registering eye.
5.2 Saran
1.
Setelah mempelajari tentang teori filosofikal keperawatan, sebaiknya mahasiswa
program magister keperawatan benar-benar bisa memahami tentang konsep caring
dan dapat menerapkannya dalam praktik keperawatan sehari-hari pada pasien.
2.
Seorang perawat sebagai tenaga professional di pelayanan kesehatan sebaiknya
mengetahui tentang konsep caring dan mengaplikasikannya dalam tugas
sehari-hari sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Alligood, M. R., & Tomey, A.
M. (2010). Nursing Theorist and Their Work (7 ed.). United State of
Amerika: Mosby Elsevier.
Hem, M. H., &
Pettersen, T. (2011). Mature care and nursing in psychiatry: Notions regarding
reciprocity in asymmetric professional relationships. Health Care Analysis :
HCA, 19(1), 65-76. doi:http://dx.doi.org/10.1007/s10728-011-0167-y
Keliat, B. A., Wiyono, A. P.,
& Susanti, H. (2011). Manajemen Kasus Gangguan Jiwa (CMHN: intermediet
course). Jakarta: EGC.
Martinsen, E. H.
(2011). Care for nurses only? medicine and the perceiving eye. Health Care
Analysis : HCA, 19(1), 15-27.
doi:http://dx.doi.org/10.1007/s10728-010-0161-9
Junaidi
(2011) Teori Filosofikal
Keperawatan Kari Martinsen. Retrieved from http:// no.jun.org
/wiki/ Kari Martinsen , 14 November ,2013.