KASUS
- Kasus
Bapak
Hartanto ( Bpk.H) 76 tahun adalah bekas seorang kepala desa. Bpk.H sekarang
tinggal di rumah bersama isteri dan satu anaknya. Sedangkan 4 anaknya yang lain
ada diluar kota bahkan anak yang pertama ada di luar pulau. Sehari hari Bpk.H
menikmati masa pensiunnya dari PNS bersama isterinya di rumah. Jalan-jalan
menyapa tetangga sekitar dan hal positif lainnya. Sikapnya yang ramah
membuatnya sangat dihargai oleh tetangga sekitar.
Pasien
merupakan penderita tekanan darah tinggi, gout dan rematik. Sebulan sebelumnya
pasien mengalami serangan stroke namum mampu bertahan. Tapi seminggu belakangan
kondisi pasien mulai menurun dan pasien menjadi lebih sering kesakitan. Pasien
sendiri masih mampunyai adik yang masih hidup dan sangat dekat diwaktu muda
dulu namun sekarang sudah ajrang bertemu. Pasien berharap dapat bertemu dengan
adiknya tersebut untuk terakhir kalinya. Di lain sisi, sang adik yang berada di
luar kota tidak mampu mengadakan perjalanan yang jauh, Pasein merasa sedih
mendengarnya.
Banyak
tetangga yang mengunjunginya di rumah sakit saat ini, namun pasien akhir-akhir
ini Bapak H ingin keadaan yang lebih tenang dan nyaman dengan keluarganya. Dia
tidak meninggalkan catatan khusus bagaimana dia ingin meninggal, hanay
menyampaikan kepada isterinya bahwa ia tidak ingin penanganan yang berlebihan.
Dan Istrinya juga telah menandatangani form DNR. Terdapat diskusi di tenaga kesehatan untuk
memberikan makanan dan minuman secara IV dan Tube dan pendapat keluarga dan
tenaga kesehatan berbeda. Bagaimana penerapan teori peacefull EOL pada pasien
ini?
Cornellia M Rulannd |
B. Penerapan
teori dalam praktek
Teori
ini dikembangkan berdasar logika deduktif dan induktif. Fitur unik dari teori
ini adalah dia dikembangkan dari standart pelayanan. The Peacefull EOL standart diciptakan oleh perawat ahli dalam
respon kurangnya managemen untuk mengatasi kompleksnya masalah dalam menghadapi
pasien terminal. Standart ini dikembangkan untuk unit layanan Surgical gastroenterological
di rumah sakit pendidikan Norway. Kemudian, standart ini menjadi jembatan logis
antara praktek dan teori. Standart ini untuk menyediakan pernyataan kredibel
yang menjelaskan peran praktisi dan tanggung jawab serta outcome yang diharapkan
yang dapat dievaluasi.
Dalam perkembangan pengetahuan yang instan ini,
standart pelayanan ini dapat pertimbangkan sebagai tahap sementara yang secara
efektif menghubungkan antara teori dan praktek. Teori Peaceful end of live memiliki
batas-batas tertentu yang berkaitan
dengan waktu, pengaturan, dan populasi pasien. itu
dikembangkan untuk digunakan pada
orang dewasa yang sakit parah dan
keluarga mereka yang menerima
perawatan dalam setting perawatan
akut. Teori Peacefull EOL ini berfokus kepada 5 Kriteria utama dalam perawatan
end of life pasien yaitu :1) bebas nyeri, 2) merasa nyaman, 3) merasa berwibawa dan dihormati, 4) damai, 5) kedekatan dengan anggota keluarga
dan pihak penting lainnya.
- Not being in Pain
Bebas
dari penderitaan atau gejala disstres adalah hal yang utama diinginkan pasien
dalam pengalaman EOL (The Peaceful End Of Life). Nyeri merupakan hal sensori
yang tidak nyaman atau pengalaman emosi yang dihubungkan dengan aktual atau
potensial kerusakan jaringan (Lenz, Suffe, Gift, Pugh, & Milligan, 1995;
Pain terms, 1979).
Dari
kasus yang dialami oleh Bpak H. Kenyamana dapat dikaji secara fisik dan
spiritual. Secara Fisik didapatkan data bahwa pasien selama seminggu terakhir
mengalami rasa skit. Berdasarkan Teori EOL ini, bebas dari rasa nyeri adalah salah
satu standart yang diajukan sehingga perawat harus memberikan intervensi untuk
mengatasinya.
Di dalam
teori juga disebutkan bahwa untuk mencapa keadaan yang bebas nyeri, perawat
dapat melakukan dua hal, yaitu pemantauan dan pegelolaan rasa sakit serta
intervensi baik dalam bentuk farmakologis atau non-farmakologis. Dalam
pengelolaan nyeri, perawat dapat menggunakan metode skala nyeri untuk dapat
menentukan perkembangan nyeri. Dalam intervensi non-farmakologis, perawat dapat
menggunakan tekhnik relaksasi dan juga distraksi. Relaksasi dengan cara message
atau lingkungan yang nyaman, Distraksi dapat dilakukan dengan cara memberikan
pasien tontonan atau bacaan yang sesuai dengan keinginan pasien. Untuk
intervensi farmakologis, tentunya perawat harus mengkonsultasikan-nya kepada
dokter untuk pemberian obat anti-nyeri.
- Experience of Comfort
Nyaman/ atau
perasaan menyenangkan didefinisikan inclusive, menggunakan Kolcaba dan
Kolcaba’s (1991) dalam pekerjaan adalah
sebagai “ pembebasan dari ketidaknyaman, untuk mencapai bagian yang nyaman dan
puas untuk tenang dan apapun yang membuat hidup menjadi mudah atau
menyenangkan” (Ruland and Moore, 1998, p 172).
Di dalam kasus
didapatkan data bahwa Bapak H cenderung merasa tidak nyaman dengan adanya
kungjungan terus menerus oleh tetangga. Beliau ingin lebih dekat dan tenang
dengan keluarganya.
Berdasarkan
teori Peacefull EOL Ada 3 hal yang dapat dilakukan. Yang pertama adalah
Mencegah, memonitor dan membebaskan ketidaknyamanan fisik. Berikutnya adalah
memasilitasi istirahat, relaksasi, dan kesukaan. Yang terakhir untuk kenyamanan
pasien adalah mencegah komplikasi yang dapat mengganggu kenyamanan.
Intervensi
pertama dapat dilakukan untuk membebaskan ketidaknyamanan fisik yang mungkin
dirasakan pasien. Perawat dapat meminta persetujuan keluarga untuk tidak
memasang/melepas alat-alat medis yang terpasang seperti infus, ngt dan lainnya.
Konsultasi dengan keluarga serta pasien tentunya dilakukan terlebih dahulu.
Berikutnya
adalah untuk memberikan waktu istirahat kepada pasien. Perawat dapat memberikan
waktu-waktu tertentu dimana pasien ignin beristirahat, Perawat dapat
melakukannya dengan cara tidak melakukan tindakan-tindakan pada waktu tersebut
sehingga pasein tidak terganggu. Kedatangan/kunjungan tetangga pasien dirasakan
pasien mengganggu di akhir-akhir waktunya, sehingga kita sebagai perawat dapat
memfasilitasinya dengan memberikan batasan terhadap tetangga yang ingin
berkungjung.
Yang terakhir
adalah dengan mencegah komplikasi yang dapat mengganggu kenyamanan. Pasien
merupakan pasien pasca stroke yang mempunyai masalah tekanan darah tinggi.
Menjaga tekanan darah pasien tetap normal sehingga tidak menghasilkan
ketidaknyamanan seperti rasa pusing dan lainnya dapat dijadikan dasar
intervensi keperawatan.
- Experience
o Dignity
Setiap akhir
penyakit pasien adalah “ ingin dihormati dan dinilai sebagai manusia” (Ruland
& Moore, 1998,p, 172). Di konsep ini memasukkan ide personal tentang nilai,
sebagai ekspresi dari prinsip etik
otonomi atau rasa hormat untuk orang, yang mana pada tahap ini individu
diperlakukan sebagai orang yang menerima hak otonomi, dan mengurangi hak
otonomi orang sebagai awal untuk proteksi (United states, 1978).
Didalam
teori Peacefull EOL ada tiga standart yang dapat dijadikan pedoman. Yang
pertama adalah Mengikutsertakan pasien dan pihak penting lain dalam pengambilan
keputusan. Seperti contohnya tadi adalah keputusan tentang pembebasan rasa
nyeri atau menjaga kenyamanan pasien. Perawat dapat mengikutsertakan pasien dan
keluarga dalam melakukan pilihan alternati penatalaksanaan agar martabat pasien
terjaga dan pasien merasa dihargai. Yang kedua adalah melayani pasien dengan
empati, hormat dan menghargai martabatnya. Hal ini dapat dilakukan dalam
keseharian interaksi perawat dengan pasien, baik waktu tindakan atau tidak.
Menyapa klien dengan ramah setiap bertemu, menghargai cerita pasien atau
sekedar tersenyum daapt memberikan makna positif. Standart terakhir adalah
menjadi perhatian terhadap kebutuhan pasien. Seperti misalnya pasien terlihat
menahan nyeri maka perawat dengan aktif dapat menanyakannya dan memberikan
pilihan penatalakanaannya. Keinginan pasien juga menjadi perhatian, bila
mungkin pasien ingin kehadiran keluarga, maka perawat tentunya dapat
mengakomodasikannya dengan menghubungi keluarga pasien.
- Being at peace
Damai adalah “Perasaan yang tenang, harmonis, dan perasaan
puas, (bebas) dari kecemasan, kegelisahan, khawatir, dan ketakutan” (Ruland
& Moore, 1998, p 172). Tenang meliputi fisik, psikologis, dan dimensi
spiritual.
Ada 5 kritetia yang diberikan oleh Ruland and Marlyn dalam
poin ini. Yang pertama adalah untuk memberikan dukungan emosional kepada
pasien. Disaat menjelang akhir hidupnya, pasien pasti merasakan kegelisahan
emosional. Perawat dapat memberikan intervensi psikologis yang ada untuk
membantu menenangkan pasien Yang kedua adalah dengan memonitoring kebutuhan
pasien akan obat anti-cemas. Dalam hal ini pasien tidak merasakan kecemasan
yang berarti sehingga tidak membutuhkan pengobatan. Ketiga adalah dengan
menunjukkan kepercayaan. Agar pasien merasakan kedamaian, maka dianjurkan dalam
teori ini untuk mewujudkan hubungan saling percaya antara perawat dengan
pasien. Yang keempat adalah memberikan
bimbingan kepada pasien dan orang terdekat dalam permasalahan praktek yang
dihadapi semisal pasien atau keluarga mengalami masalah terhadap bantuan
memberi makan pasien. Terakhir adalah dengan Menyediakan bantuan fisik dari
caregiver lain, jika diperlukan.
- Closeness To
Significant Others
Kedekatan adalah “perasaan menghubungkan antara antara
manusia dengan orang yang menerima pelayanan” (Ruland & Moore, 1998, p
172). Ini melibatkan kedekatan fisik dan emosi yang diekspresikan dengan
kehangatan, dan hubungan yang dekat (intim).
Pada Kasus diatas terdapat sebuah poin yang cukup penting dimana
sebenarnya pasien ingin bertemu dengan adiknya yang sudah lama tak berjumpa.
Maka sesuai dengan kriteria pertama dari pon kedekatan dengan orang penting
bagi pasien, perawat dapat memfasilitasi akan kehadiran orang tersebut. Karena
adik pasien tidak dapat hadir secara fisik, maka dengan perkembangan zaman kita
dapat memberikan fasilitas telepon untuk pasien sehingga persaan dekat dengan
orang penting/keluarga dapat tercapai.
Intervensi kedua yaitu dengan memberikan suport kepada
keluarga dengan memasilitasi pertanyaan yang diajukan keluarga, mengantarkan
keluarga pasien dalam melewati fase berdukanya. Selanjutnya adalah memberi
peluang untuk keakraban keluarga. Perawat dapat melakukannya dengan memberikan
waktu dan tempat bagi keluarga untuk berduka terhadap kepergian pasien.
Inti dari teori ini adalah bagaimana
membantu pasien dan keluarga untuk mendapatkan perawatan yang berkualitas di
masa-masa akhir pasien. Cornelia dan Shirley membagi pelayanan yang berkualitas
ini kedalam 5 pokok hal penting seperti dijelaskan diatas. Kelima hal inilah
yang kemudian dapat menjadi standart bagi perawat untuk memberikan perawatan
BAB IV
PENUTUP
1.1
Kesimpulan
- Teori Peacefull End Of Lie yang
dikembangkan oleh Cornelia M Ruland dan Shirley M Moore ini adalah teori yang
memiliki setting pada perawatan akhir hidup pasien
- Teori ini berfokus bagaimana
memberikan pelayanan yang berkualitas pada pasien di masa akhirnya
- Teori ini membaginya ke dalam 5
Kriteria yaitu : 1) bebas nyeri, 2) merasa nyaman, 3) merasa berwibawa dan dihormati, 4) damai, 5) kedekatan dengan anggota
keluarga dan pihak penting lainnya.
- Kelebihan dari teori ini aadlah
teorinya yang baru, original serta dapat diaplikasikan dalam perawatan pasien
sehari-hari
- Sedangkan kekurangan dari aplikasi ini
adalah belum mengakomodir adanya faktor budaya serta hubungan diantara kelima
konsep tersebut.
1.2
Saran
Teori Peacefull EOL ini merupakan
teori yang bagus untuk dapat dijadikan standart pelayanan keperawatan palliatif
di Indonesia. Seperti saran terhadap teori ini sendiri, diperlukan lebih banyak
penelitian sebelum standart yang berdasar teori ini ditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Cahill
suzanne, et al. 2012. Guidelines for nursing homes delivering end-of-life care
to residents with dementia across the island of Ireland. Quality in ageing and
older adults, vol 13(1).
Kirchhoff,
Karin T. (2002). Promoting a peacefull
death in the ICU. School of Nursing, University of Wisconsin. USA. Crit
Care Nure Clins NA. Elsevier Science (USA)
Limerick, M. H. (2007). The process
used by surrogate decision makers to withhold and withdrawal life-sustaining
measures in an intensive care environment. Oncology Nursing Forum, 34(2),
331-339.
Murrish jennifer. 2010. Development
of an end-of-life care/decision Pamphlet in the ICU. California State
University, Chico
Nursing Theory Peaceful
End of Life-Cornelia Ruland and Shirley Moore. Nursing 5330 Theories and
Therapies Texas Tech University Health Sciences Center School of Nursing, Submitted
to: Yondell Masten, October 17, 2007.
Ningsih
sri ningning. 2011. Pengalaman perawat
dalam memberikan perawatan paliatif pada anak dengan kanker di wilayah Jakarta.
Universitas Indonesia. Jakarta
Ruland, Cornelia M. RN,
PhD & Moore, Shirley, M. RN, PhD. Theory Construction Based on Standards of
Care: A Proposed Theory of the Peaceful End of Life. Nursing Outlook,
1998, 46 (4), p.169-75.
Tomey, Ann Mariner &
Alligood, Martha Raile (2006). Middle range theories: Peaceful end of life
theory. Nursing Theorists and Their Work, (pp.775-781). Missouri: Mosby.
0 comments:
Post a Comment