2.1
Background of The Theorist
Dorothea Orem lahir di Baltimore, anak
terakhir dari dua bersaudara, keduanya perempuan. Ia terdaftar sebagai siswa
Providence Hospital School of Nursing di Fahsington, DC. Setelah lulus tahun
1930, ia kemudian melanjutkan kuliahnya meraih gelar BSc (Bachelor of science) di bidang pendidikan keperawatan tahun 1939,
dan meraih gelar Master of Science
bidang pendidikan keperawatan tahun 1945 dari Universitas Katolik Amerika.
Selama kurun waktu itu dia mengerjakan tugas pribadi, staf keperawatan, mengajar
dan menjadi asisten Direktur Providence
Division of the School of Nursing, Universitas Katolik Amerika. Setelah mendapat gelar masternya
Orem menjabat sebagai direktu Providence
Hospital School of Nursing dan Direktur Nursing Service Rumah Sakit Detroit,
dari tahun 1942 samapi 1945 (Alligood, 2010).
Dari tahun 1949 sampai 1957, Orem menjadi
konsultan perawat pada Division of Health
and Institutional Service di Departemen Kesehatan Negara again Indiana,
selama kurun waktu ini, Orem mulai membangun kembali definisi-definisinya
mengenai keperawatan (nursing) dan
praktik keperawatan (nursing practice).
Orem meninggalkan Indiana tahun 1957 untuk menjalai sebagai konsultan
pengajaran (kurikulum) di Kantor Pendidikan Departemen Kesehatan, Pendidikan
dan Kesejahteraan (HEW) Amerika Serikat di Washington, DC dari tahun 1958
sampai 1960. Pada saat di HEW dia
bekerja pada proyekuntuk meningkatkan pelatihan praktik keperawatan yang
mendorong munculnya pertanyaan “Apa mata pelajaran utamandalam keperawatan?”.
Hasil pengalaman ini dipublikasikan tahun 1959, Guides for Developing Currcula for the education for Practical Nurses (Alligood,
2010).
Tahun 1959 Orem menjabat sebagai
Asisten Professor Pendidikan Keperawatan di Universitas Katolik Amerika.
Setelah itu dia menjadi Dekan Pelaksana di Sekolah Keperawatan dan menjadi
Associate Professor Pendidikan Keperawatan. Ia meneruskan membangun konsep
keperawatan dan self-care (perawatan pribadi) sewaktu di Universita Katolik,
dan tahun 1971, ia menerbitkan bukunya, Nursing
Concepls of practice. Edisi kedua dan ketiga, diterbitkan tahun 1980 dan
1985, memperdalam lebih jauh konsep selg-care deficit praktik keperawatan (Alligood,
2010)..
Di tahun 1965
anggota-anggota fakultas yang tertarik pada tulisan tersebut membentuk Nursing
Model Committe of the Nursing Faculty oh The Catholic Universiyu of Amerika
untuk menengah dan mengembangkan suatu model dalam memberikan paduan bagi riset
ilmu keperawatan. “Mereka memahami perlunya mengisolasi elemen-elemen
konseptual yang umumdalam keperawatan yang akan memberikan arahan untuk
mengenali masalah-masalah yang secara khusus merupakan masalah-masalah ilmu
keperawatan dan untuk organisasi pengetahuan yang bertambah dari riset pada
wilayah-wilayah masalah” (They recognized
the need to isolate the general conceptual elements of nursing that would give
direction to the recognition of problems that are specifically nursing problems
and to the organization of knowledge accuruing from research in problem areas)
(Alligood, 2010).
Tiga tahun
kemudian lima orang dari anggota komite tersebut dan enam orang kolega dengan
berbagai latar belakang membentuk Nursing
Development Conference Group karena “berbagai ketidakpuasan dengan dan
sebagai kepedulian bagi pengembangan Ilmu Keperawatan sebagai suatu disiplin
ilmu. Ketiadaan sebuah kerangka kerja (framework)
yang terorganisasi untuk pemgetahuan ilmu keperawatan dan adanya keyakinan
kelompok tersebut bahwa penggunaan konsep umum ilmu keperawatan akan membantu
upaya formalisasi kerangka kerja tersebut memberikan dasar bagi pekerjaan (action)”. (dissatisfactions with and concerns for the development of nursing as a
discipline. The absence of on organizing framework jo nesing knoeledge and the
group”s comition that the use of a general consept of nursing would aid in
formalizing such a framework provided the base for action) (Alligood, 2010).
Meskipun komposisi kelompok-kelompok
tersebut selalu berubah setiap waktu, namun hasil karya yang dilakukan oleh
Nursing Model Committee yang kemudian dilanjutkan oleh The Nursing Development Conference Group tertuang dalam buku Concept Formalization in Nursing: Proces and
Product. Edisi pertama terbit tahun 1973, yang mendefinisikan dan
menjelaskan struktur konseptual ilmu keperawatan. Tahun 1979 edisi kedua lebih
jauh mengembangkan struktur konseptual tersebut (Alligood, 2010).
Di tahun 1970
Orem mengundurkan diri dari Fakultas tersebut, lalu mendirikan firma konsultasi
sendiri Orem & Shields di Chevy Chase. Md. Terakhir dia bekerja sebagai
konsultan Ilmu Keperawatan dan Pendidikan Keperawatan. Orem pernah menerima
berbagai macam gelar kehormatan. Ia mendapat gelar dokter kehormatan dari
Georgetoen University, Washington, D.C., pada tahun 1976, dan juha dari
Incarnate World College, San Antonio, Texax, tahun 1980. Di tahun 1980 ia
meraih penghargaan The Catholic University of America’s Alumni Achivement Award
untuk teori ilmu keperawatannya (Alligood, 2010).
Di tahun 1956 Orem menulis, “Seni dalam
keperawatan adalah melatih “berbuat untuk” orang-orang penderita cacat, dengan
cara menolongnya untuk belajar untuk berbuat bagi dirinya sendiri” dan atau
dengan jalan ‘menolongnya untuk belajar agar dapat berbuat untuk. dirinya
sendiri” (The art of nursing is practiced
by doing for the person with disability and/or by ‘helping him to do for
himself). Hal ini adalah benar sebagaimana yang terjadi sekarang dimana
kemudian dijelaskan esensi dari ilmu keperawatan (Alligood, 2010).
2.2 Philosophical Underpinnings of the theory
Meskipun Oren menyebutkan Eugenia K.
Spaulding sebagai teman terhebat dan gurunya, namun ia tidak menunjukkan telah
dipengaruhi secara langsung oleh pemimpin-pemimpin dalam ilmu keperawatan dalam
karyanya. Dia meyakini bahwa selama bekerjasama dengan banyak teman perawat,
dan kolega-koleganya selama bertahun-tahun, juga kerjasama dengan
mahasiswa-mahasiswanya merupakan usaha yang berharga dan memiliki pengaruh
terhadap teorinya. Teman-teman lain yang memberikan masukan tentang ilmu
keperawatan kepadanya diantaranya Abdellah, Henderson, Johnson, King, Levine,
Nightingale, Orlando, Peplau, Reihl, Rogers, Roy, Travelbee, dan Wiendebach.
Orem juga menyebutkan sejumlah penulis dari disiplin ilmu lain yang mendasari teorinya
diantaranya adalah Gordon, Allport, Chester Barnard, Rene, Dubos, Erich Fromm,
Gartly Jaco, Robert Katz, Kurt Lewin, Ernest Nagel, Talcott Parsons, Hans
Selye, dan Ludwig Von Bertalanffy (Alligood, 2010).
2.3
Asumsi Utama dan Konsep
Orem
menyebut teori SCDNTnya sebagai teori general/grand theory yang tersusun dari 3 teori yang saling berhubungan
berikut :
1. Teori perawatan diri, yang menggambarkan mengapa dan
bagaimana manusia merawat diri mereka sendiri.
2. Teori defisit perawatan diri, yang menggambarkan dan
menjelaskan mengapa manusia dapat dibantu melalui keperawatan.
3. Teori sistem keperawatan, yang menggambarkan dan
menjelaskan hubungan yang harus dibangun dan dipertahankan agar keperawatan
menjadi produktif.
Teori ini mempunyai beberapa elemen konsep yaitu self care, agency/agen, dan keperawatan. Dalam teorinya orem menetapkan empat
konsep yang pada akhirnya bersama teori keperawatan yang lain membentuk metaparadigma
keperawatan, yaitu: human being, lingkungan, kesehatan, dan keperawatan (gambar
2.1).
Berikut akan dijelaskan masing-masing teori diatas.
1.
Teori Perawatan Diri
(self-care)
Perawatan diri terdiri
dari aktivitas dimana orang dewasa berinisiatif dan memperlihatkan, dalam
periode waktu, kepentingan mereka dalam minat mempertahankan hidup, berfungsi
secara sehat, melanjutkan perkembangan pribadi dan kehidupan melalui pemenuhan kebutuhan
yang diketahui untuk peraturan perkembangan dan fungsional.
Definisi lain mengenai perawatan diri : suatu
pelaksanaan kegiatan yang diprakarsai dan dilakukan oleh individu itu sendiri
untuk memenuhi kebutuhan guna mempertahankan kehidupan, kesehatan dan
kesejahteraannya sesuai keadaan, baik sehat maupun sakit (Orem’s 1980).
Teori ini memandang
bahwa seorang individu akan selalu menginginkan adanya keterlibatan dirinya
terhadap perawatan diri, dan bahwa individu tersebut juga mempunyai keinginan
untuk dapat merawat dirinya secara mandiri. Kebutuhan seorang individu untuk
terlibat dan merawat dirinya sendiri inilah yang disebut sebagai self care
therapeutic demand atau disebut juga self care requisites (Parker,
2001). Self care merupakan sesuatu yang dapat dipelajari dan kemampuan
individu untuk menentukan tindakan yang diambil sebagai respon dari adanya
kebutuhan.
a.
Kebutuhan Perawatan Diri (self-care
requisites)
Kebutuhan perawatan diri
diformulasikan dan diekspresikan kedalam mengenai tindakan yang ditampilkan
yang diketahui sebagai atau dianggap perlu dalam pengaturan
aspek-aspek perkembangan dan fungsional manusia, terus-menerus atau dengan
kondisi tertentu.
Self care requisites
terdapat tiga macam yaitu: universal self care requisites, developmental
self care requisites, dan health deviation self care requisites (Ladner,
2002).
1) Kebutuhan
perawatan diri universal (universal self care requisites)
Adalah
kebutuhan yang ada pada setiap manusia dan berkaitan
dengan fungsi kemanusiaan dan proses kehidupan, biasanya mengacu pada kebutuhan
dasar manusia : 8 kebutuhan dasar setiap manusia yaitu
kebutuhan akan: udara, makanan, air, eliminasi, keseimbangan aktivitas dan
istirahat, keseimbangan untuk menyendiri dan berinteraksi social, bebas dari
ancaman, dan pengembangan pribadi dalam kelompok sesuai dengan kemapuan
masing-masing individu (Alligood, 2006).
2) Kebutuhan
perawatan diri sesuai perkembangan (developmental self care requisites)
Terbagi
atas tiga bagian yaitu: syarat kondisi yang memerlukan suatu pengembangan,
keterlibatan dalam pengembangan diri, perlindungan terhadap kondisi dan situasi
kehidupan yang mengancam pengembangan diri (Alligood, 2010). Kebutuhan ini terjadi berhubungan dengan tingkat perkembangan individu dan lingkungan
dimana tempat mereka tinggal, yang berkaitan dengan perubahan hidup seseorang
atau tingkat siklus kehidupan.
3) Kebutuhan
perawatan diri saat mengalami gangguan kesehatan (health deviation self care
requisites)
Ada
pada orang yang sakit atau terluka, yang mempunyai bentuk spesifik dari kondisi
patologis atau gangguan, termasuk defek dan ketidakmampuan, dan yang sedang
dalam proses pengobatan dan perawatan (Alligood, 2010). Kebutuhan ini merupakan kebutuhan-kebutuhan yang menjadi
nyata karena sakit atau ketidakmampuan yang menginginkan perubahan prilaku
dalam self care.
Penyakit/cedera tidak hanya mempengaruhi
struktur dan mekanisme fisiologikal/psikologikal tertentu, tapi juga fungsi
manusia secara menyeluruh. Saat fungsi integrasi secara serius dipengaruhi
(retardasi mental berat, status koma atau autisme), perkembangan individu
secara serius juga rusak secara temporer atau permanen. Dalam status kesehatan
abnormal, kebutuhan perawatan diri timbul baik dari keadaan sakitnya dan juga
tindakan yang dilakukan dalam diagnosis atau pengobatan.
b. Therapeutic Self-Care Demands
Keseluruhan tindakan keperawatan yang
diperlukan dalam kurun waktu tertentu untuk memenuhi semua kebutuhan perawatan
diri khususnya dalam keadaan demikian disebut therapeutic self-care demand.
Untuk memenuhi therapeutic self-care demand digunakan 2 metode yaitu:
1) Mengontrol atau mengatur
factor yang diidentifikasi dalam kebutuhan, aspek pengaturan fungsi manusia
(ketercukupan air, udara, makanan).
2) Memenuhi elemen aktifitas
dari kebutuhan (memelihara, promosi, preventif, dan provision).
c. Self-Care
Agency dan Dependent
Care Agent
Kemampuan kompleks yang didapat individu
dewasa untuk mengetahui dan memenuhi kebutuhan untuk mengatur perkembangan dan
fungsinya disebut self care agency. Self care agency dapat
berubah setiap waktu dipengaruhi oleh kondisi kesehatan seorang individu.
Ketika terjadi ketidakseimbangan antara self care agency dengan therapeutic
self-care demand, maka terjadilah self care deficit (Parker, 2001).
Seseorang yang mempunyai kemampuan untuk melakukan tindakan self-care disebut
sebagai agen. Seorang manusia dewasa yang dapat menerima dan memenuhi tanggung
jawab untuk mengetahui dan memenuhi therapeutic self-care demand orang
lain yang secara social tergantung padanya atau untuk mengatur perkembangan dan
latihan self care agency orang tersebut disebut dengan dependent-care
agent.
2.
Teori
Self
Care Deficit
Self care deficit
adalah hubungan antara therapeutic self care demands seseorang dengan
kekuatan self care agency mereka dimana kemampuan self care dalam
self care agency tidak adekuat untuk mengetahui dan memenuhi beberapa
atau seluruh komponen therapeutic self care demand (Orem dalam IOS ,2010).
Self Care Defisit
merupakan bagian penting dalam perawatan secara umum di mana segala perencanaan
keperawatan diberikan pada saat perawatan dibutuhkan. Keperawatan dibutuhkan
seseorang pada saat tidak mampu atau terbatas untuk melakukan self carenya
secara terus menerus. Self care defisit dapat diterapkan pada :
Ø anak
yang belum dewasa
Ø kebutuhan
yang melebihi kemampuan
Ø adanya
perkiraan penurunan kemampuan dalam perawatan dan tuntutan dalam peningkatan self
care, baik secara kualitas maupun kuantitas.
Sewaktu ada keinginan untuk mengasuh dirinya sendiri dan seseorang itu mampu
untuk menemukan keinginannya, maka self
care itu dimungkinkan. Tetapi bila keinginan itu lebih besar dari kapasitas
individual atau kemampuan untuk menemukannya, terjadilah ketidak seimbangan dan
ini dikatakan sebagai self care
deficit.
a. Nursing Agency
Kemampuan yang telah berkembang dari seorang
perawat yang memperkuat mereka sebagai perawat dalam legalitasnya untuk
bertindak, mengetahui dan menolong manusia dengan hubungan tertentu untuk
memenuhi therapeutic self-care demands mereka dan untuk mengatur atau
melatih self-care agency mereka disebut sebagai nursing agency.
b. Nursing Design
Dalam teori deficit perawatan dirinya, Orem
juga menyebutkan istilah nursing design, yaitu fungsi professional saat
sebelum maupun setelah diagnosa keperawatan dan resep, yang memungkinkan
perawat, dengan dasar penilaian praktis tentang kondisi pasien, untuk
mensintesis elemen situasional konkrit kedalam hubungan sesuai unit struktur
operasional. Tujuan rancangan keperawatan untuk memberikan panduan untuk
mencapai tujuan keperawatan.
3.
Teori
Sistem Keperawatan
Sistem keperawatan adalah rangkaian
tindakan praktikal yang dilakukan perawat dengan berkoordinasi dengan tindakan
pasien untuk memenuhi komponen therapeutic self-care demands pasien
mereka dan untuk melindungi dan mengatur latihan atau perkembangan self care
agency pasien (Alligood, 2006). Komponen dari self-care dan self-care defisit tergabung
dalam teori sistem keperawatan. Teori sistem keperawatan inilah yang
menghubungkan antara tindakan dan peran perawat dengan tindakan dan peran
pasien (Hartweg, 1995).
Teori
sistem keperawatan ingin menyatakan bahwa keperawatan adalah suatu tindakan
manusia; sistem keperawatan adalah sistem tindakan yang direncanakan dan
dihasilkan oleh perawat. Sistem keperawatan tersebut dihasilkan melalui
pengalaman mereka merawat orang dengan
penurunan kesehatan atau ketidakmampuan berhubungan dengan kesehatan
dalam merawat diri sendiri, atau orang yang mengalami ketergantungan (Alligood,
2010).
Dalam pemenuhan perawatan diri sendiri serta membantu
dalam proses penyelesaian masalah, Orem memiliki metode untuk proses tersebut
yaitu metode membantu (helping methods).
Dari perspektif keperawatan, metode membantu adalah rangkaian bertahap dari
tindakan, dimana jika dilakukan akan mengatasi atau menggantikan keterbatasan
individu dalam hal kesehatan. Perawat menggunakan semua metode, memilih dan
menggabungkannya dalam hubungannya dengan tindakan yang diperlukan oleh
individu sedang dalam perawatan dan keterbatasan tindakan pemeliharaan
kesehatan tersebut, seperti :
a. Bertindak
atau berbuat untuk orang lain
b. Sebagai
pembimbing dan mengarahkan orang lain
c. Memberi
dukungan fisik/psikologi
d. Memberikan
dan mempertahankan lingkungan yang mendukung perkembangan personal
e. Mengajarkan
atau mendidik pada orang lain.
Penjelasan Skema/Model Konsep
Sebagai teori umum keperawatan, SCDNT menampilkan
gambaran lengkap keperawatan, yang dijelaskan melalui 3 teori berikut :
1.
Teori
System Keperawatan
2.
Teori
Defisit Perawatan Diri
3.
Teori
Perawatan Diri
Teori system keperawatan mengandung semua elemen penting
dan termasuk teori deficit perawatan diri dan perawatan diri. Teori deficit
perawatan diri membangun alasan mengapa individu memperoleh keuntungan dari
keperawatan. Sedangkan teori perawatan diri, merupakan dasar untuk
yang lain, menguraikan tujuan, metode, dan hasil merawat diri sendiri.
1.
Teori Sistem Keperawatan
Teori system keperawatan
mengemukakan bahwa keperawatan adalah tindakan manusia (human action);
system keperawatan adalah system tindakan yang dibentuk (dirancang dan
diproduksi) oleh perawat melalui penerapan nursing agency mereka untuk
individu dengan keterbatasan kesehatan dalam perawatan diri atau dependent
care.
Teori Sistem Keperawatan merupakan
teori yang menguraikan secara jelas bagaimana kebutuhan perawatan diri pasien
terpenuhi oleh perawat atau pasien sendiri. Gambar 2.1 memperlihatkan dasar
system keperawatan yang dikelompokkan berdasarkan hubungan antara tindakan
perawat dan pasien. Sistem keperawatan dapat dibuat untuk individu, untuk orang
yang membutuhkan perawatan dependen, untuk kelompok dengan anggota memiliki therapeutic
self-care demands atau memiliki kesamaan keterbatasan untuk terlibat dalam self-care
atau untuk keluarga atau kelompok lainnya.
1.
Sistem Bantuan Secara Penuh (Wholly
Compensatory System).
Merupakan
suatu tindakan keperawatan dengan memberikan bantuan secara penuh pada pasien
dikarenakan ketidakmampuan pasien dalam memenuhi tindakan perawatan secara
mandiri yang memerlukan bantuan dalam pergerakan, pengontrolan, dan
ambulasi serta adanya manipulasi gerakan. Contoh: pemberian bantuan pada pasien
koma.
2.
Sistem Bantuan Sebagian (Partially
Compensatory System).
Merupakan
sistem dalam pemberian perawatan diri sendiri secara sebagian saja dan
ditujukan kepada pasien yang memerlukan bantuan secara minimal. Contoh:
perawatan pada pasien post operasi abdomen di mana pasien tidak memiliki
kemampuan untuk melakukan perawatan luka.
3.
Sistem Supportif dan Edukatif (Supportive-Educative
System).
Merupakan sistem bantuan yang diberikan pada pasien yang membutuhkan
dukungan pendidikan dengan harapan pasien mampu memerlukan perawatan secara
mandiri. Sistem ini dilakukan agara pasien mampu melakukan tindakan
keperawatan setelah dilakukan pembelajaran. Contoh: pemberian sistem ini dapat dilakukan pada pasien
yang memerlukan informasi pada pengaturan kelahiran.
1.
Teori Defisit Perawatan Diri
Ide sentral
dari teori ini adalah bahwa persyaratan individu untuk keperawatan berkaitan
dengan subyektifitas individu terhadap keterbatasan tindakan perawatan
kesehatan. Keterbatasan ini membuat mereka tidak mampu seluruhnya atau sebagian
untuk mengetahui dan memenuhi kebutuhan untuk perawatan mereka.
Defisit
perawatan diri adalah istilah yang mengekspresikan hubungan antara kemampuan
tindakan individu dan kebutuhan mereka akan perawatan. Defisit perawatan diri
adalah konsep abstrak yang jika diekspresikan dalam istilah keterbatasan tindakan,
memberikan pedoman pemilihan metode untuk membantu dan memahami peran pasien
dalam perawatan diri.
2. Teori Perawatan Diri
Perawatan diri
adalah fungsi pengaturan manusia dimana manusia harus menampilkan sendiri
untuk mempertahankan hidup, kesehatan dan kesejahteraan. Perawatan diri adalah
sistem tindakan. Penggabungan konsep self-care, self care demand dan self
care agency memberikan pondasi untuk memahami kebutuhan tindakan dan
keterbatasan tindakan individu yang mungkin medapat keuntungan dari
keperawatan. Perawatan diri sebagai fungsi pengaturan manusia berbeda dengan
tipe pengaturan fungsi dan perkembangan manusia lainnya seperti pengaturan
neuroendokrin. Perawatan diri harus dipelajari dan harus sengaja dilakukan
dengan berkelanjutan dan berkecocokan dengan syarat pengaturan individu. Syarat
ini berhubungan dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan, status kesehatan, status
perkembangan atau kesehatan spesifik yang diharapkan masa mendatang, tingkat
pengeluaran energi, dan faktor lingkungan. Teori perawatan diri juga
dikembangkan menjadi teori perawatan ketergantungan dimana tujuan, metode, dan
hasil perawatan orang lain ditampilkan (Alligood, 2006).
Orem menciptakan konsep umum tentang keperawatan. Konsep
umum tersebut memungkinkan pemikiran induktif dan deduktif dalam keperawatan.
Bentuk dari teori disajikan dalam berbagai model yang dikembangkan oleh Orem
dan ahli lain. Salah satu contoh model konsep umum tersebut tampak pada gambar
2.1 dan 2.2 berikut. Orem mendeskripsikan model dan pentingnya model tersebut
untuk pengembangan dan pemahaman terhadap realitas yang ada. Model tersebut
“mengarahkan menuju mengetahui kerangka proses operasional atau menjadi
operasional dalam menghasilkan system keperawatan, system perawatan bagi
individu, unit perawatan dependen atau komunitas yang diasuh oleh perawat”
(Alligood, 2006). Keseluruhan teori secara logis adalah sebangun
Asumsi
Mayor
Orem
menetapkan lima asumsi dasar untuk teori keperawatan, yaitu:
- Manusia membutuhkan input secara kontinyu, dengan sengaja untuk dirinya dan lingkungannya untuk tetap hidup dan berfungsi sesuai dengan sokongan alaminya.
- Human agency, kekuatan untuk bertindak dengan sengaja, yaitu dilatih dalam bentuk perawatan diri dan orang lain dalam mengenali kebutuhannya dan membuat input yang diperlukan.
- Manusia dewasa mengalami kekurangan dalam bentuk keterbatasan melaksanakan perawatan diri sendiri dan orang lain dalam hal mempertahankan kehidupan dan pengaturan fungsi input.
- Human agency dilatih untuk menemukan, mengembangkan, dan menyampaikan cara dan makna dalam mengidentifikasi kebutuhan dan membuat input untuk diri sendiri dan orang lain.
- Kelompok manusia dengan tugas kelompok yang terstruktur dalam hubungan dan alokasi kewajiban untuk memberikan perawatan untuk anggota kelompok yang mengalami kekurangan dalam membuat input yang diperlukan, disengaja diri sendiri dan orang lain.
0 comments:
Post a Comment