1.
Human being (manusia)
Orem memberikan pandangan tentang human
being yaitu sebagai seorang individu, agen, pengguna beberapa symbol
tertentu, organism, dan sebagai obyek. Sebagai seorang individu, manusia
memiliki hak untuk dapat hidup berdampingan dengan manusia lain, mempunyai
privasi, dan hak untuk berubah tanpa harus membahayakan dirinya sendiri maupun
orang lain. Sebagai agen, individu dilihat sebagai seseorang yang dapat membawa
perubahan kondisi yang sebelumnya belum pernah ada di lingkungan. Sebagai
pengguna symbol, individu dilihat sebagai seseorang yang menggunakan symbol
tertentu yang dapat menterjemahkan kepada orang lain tentang identitas dirinya
untuk dapat menyampaikan ide, dan mengkomunikasikan ide serta informasi yang
mereka punyai. Sebagai organism, individu dilihat sebagai suatu unit yang
tumbuh dan berkembang yang mempunyai karakteristik biologis homo sapiens.
Sebagai obyek, individu dilihat sebagai seseorang yang dapat menjadi sasaran
dari kekuatan alam saat diri mereka tidak dapat mempertahankan diri dari
kekuatan tersebut. Kemampuan individu untuk bertahan dari kekuatan alam
dapat terjadi karena individu itu sendiri ataupun karena kondisi lingkungan
(Parker, 2001).Bila
dikaitkan dengan Teori Orem, maka klien adalah individu atau kelompok yang
tidak mampu secara terus menerus mempertahankan self care untuk
hidup dan sehat, pemulihan dari sakit/trauma atau coping dan efeknya.
2. Lingkungan.
Orem melihat lingkungan dalam dua dimensi: yang pertama
adalah lingkungan fisik, kimia, dan biologi; dan yang kedua adalah lingkungan
sosialekonomi. Dimensi yang pertama melihat lingkungan lebih kepada
cuaca, polutan, bakteri, hewan peliharaan, dan sebagainya. Dimensi yang kedua
melihat lingkungan lebih kepada keluarga, komunitas, gender, usia, budaya,
kebiasaan, dan sebagainya. Lingkungan berkaitan dengan self care adalah tatanan dimana klien
tidak dapat memenuhi kebutuhan keperluan self care dan perawat termasuk di
dalamnya tetapi tidak spesifik.
3. Kesehatan
Orem mengartikan kesehatan sebagai
suatu keadaan fisik, mental, dan social seorang individu, bukan hanya bebas dari
penyakit dan ketidakmampuan.
Berkaitan dengan Teori Orem maka keadaan sehat
merupakan kemampuan individu atau kelompok memenuhi tuntutan self care yang berperan untuk
mempertahankan dan meningkatkan integritas struktural fungsi dan perkembangan.
4. Keperawatan
Orem melihat keperawatan sebagai suatu seni bagaimana
seorang perawat memberikan bantuan pada klien dengan ketidakmampuan.
Keperawatan mencakup tindakan perawat yang ditujukan kepada individu atau
kelompok dengan tujuan mempertahankan atau merubah kondisi mereka maupun
lingkungannya.
Keperawatan
adalah pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau kegiatan yang dilakukan untuk
membantu individu, keluarga dan kelompok masyarakat dalam mempertahankan seft
care yang mencakup integrias struktural, fungsi dan perkembangan.
2.4. Usefulness
Perawatan diri terapeutik
meliputi tindakan-tindakan perawat, pasien, dan orang lain yang mengatur
kemampuan perawatan diri dan memenuhi kebutuhan perawatan diri. Perawat
mengkaji kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri mereka dan
potensi hambatan untuk melakukan perawatan diri mereka. Perawat terlibat dalam
memilih proses yang valid dan reliabel atau teknologi atau tindakan untuk
memenuhi kebutuhan perawatan diri. Komponen perawatan diri terapeutik adalah
kompensasi keseluruhan, kompensasi sebagian, dan suportif-edukatif. Berdasar
Orem (1985) dan Orem dan Taylor (1986).
Menurut Orem (2001), perawatan
merupakan fokus khusus pada manusia yang membedakan keperawatan dari pelayanan
masyarakat lainnya. Dari sudut pandang ini, peran keperawatan dalam masyarakat
untuk memampukan individu dalam mengembangkan dan melatih kemampuan perawatan
diri mereka agar mereka dapat memenuhi kebutuhan perawatan yang berkualitas dan
memadai pada diri mereka sendiri. Menurut teori ini, individu yang mempunyai
kebutuhan perawatan diri melebihi kemampuan untuk memenuhi kebutuhan tersebut
disebut defisit perawatan diri dan mengindikasikan bahwa orang tersebut
membutuhkan keperawatan. Oleh karena itu, Orem menjelaskan mengapa keperawatan
diperlukan.
Praktik keperawatan berbasis Orem
telah dikembangkan dalam perawatan pasien berbagai usia dengan segala jenis
kebutuhan perawatan diri penyimpangan kesehatan dan kebutuhan perkembangan
(Parker, 2006). Misalnya untuk pasien remaja dengan penerima transplantasi dan
Norris (1991, dalam Parker, 2006) menyatakan bahwa pelayanan keperawatan
berdasar teori Orem signifikan dalam peningkatan kualitas hidup populasi
remaja. Hass (1990, dalam Parker, 2006) juga menyatakan bahwa kegunaan Teori
Defisit Perawatan Diri Orem sebagai basis praktik keperawatan yang bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan perawatan anak dengan masalah kesehatan kronis.
2.5
Testability
Penelitian
yang berkaitan atau berasal dari teori Orem dapat diklasifikasikan menjadi 3
area berikut :
1) Pengembangan
instrument penelitian untuk menganalisis elemen konseptual dari teori.
2) Penelitian yang menguji elemen
teori dalam populasi spesifik.
3) Pengembangan model baru atau middle
range theory.
Penelitian spesifik tentang penggunaan teori
dalam situasi klinis dibahas dalam bagian sebelumnya dalam penerimaan praktek. Banfield (1997) dan Taylor
dan kolega (2000) meneliti dasar filosofikal dari teori Orem. Beberapa
instrumen penelitian telah dikembangkan dan dikritik. Harris dan Frey (2000)
meneliti pengukuran konsep terkait dengan praktek dependent dan care
self care. SCDNT merupakan kerangka kerja konseptual untuk Exercise of
Self Care Agency (ESCA) (Kearney & Fleischer, 1972), DSCAI (Denyes,
1980) dan Hanson dan Bickel’s Perception of Self Care Agency di tahun
1981 (Mc.Bride, 1991). Mc. Bride (1991) melakukan studi komparatif analisis
terhadap 3 instrumen berikut untuk mengukur self care agency : (1) DSCAI
(2) Kleiner & Fleischer ESCA, (3) Hanson dan Bickel’s Perception of Self
Care Agency. Hasil penelitian mendukung multidimensi dari konsep Orem
tentang self care agency. Mc. Bride (1987) juga menggarisbawahi bahwa
penggunaan hanya 1 instrumen tidak secara adekuat merefleksikan multidimensi.
Geden dan Taylor (1991, 1999) menguji validitas konstruksi dan empiris SCI dan
menemukan bahwa validitas teoritikalnya kuat tapi merekomendasikan untuk
pengujian validitas yang lebih jauh. Skala The Aprraisal of Self Care Agency
(ASA) dikembangkan untuk mengukur konsep utama SCDNT Orem.
Berikut beberapa contoh penggunaan alat ukur tersebut.
Moore (1995) menggunakan the Child and Adolescent Self Care Practice
Questionairre, DSCAI dan ESCA saat dia mengukur praktek perawatan diri anak
dan remaja. Mc. Caleb dan Edgil (1994) menggunakan DCSPI untuk mengukur konsep
diri dan praktek perawatan diri pada remaja sehat. ESCA dan ASA digunakan untuk
mengkaji faktor dasar dan kemampuan perawatan diri terkait kesehatan wanita
hamil dan bayinya. SCI digunakan untuk menggambarkan sistem perawatan kolaboratif
pada dewasa (Geden dan Taylor, 1999) dan kualitas hidup pasien kanker ovarium
(Nicholson, 2002).
Berikut
ini adalah penelitian lain yang menggunakan teori Orem:
2.6 Parsimony
1. Kejelasan Teori
Istilah yang digunakan Orem didefinsikan secara cermat.
Bahasa teori konsisten dengan bahasa yang digunakan pada aplikasi teori dan
filosofi. Terminologi teori sebangun seluruhnya. Istilah self care
memiliki makna yang berbeda pada berbagai disiplin; Orem telah mendefinisikan
istilah dan merincikan struktur substantif dari konsep dengan cara yang unik,
tapi tetap sebangun dengan interpretasi yang lain. Referensi telah dibuat untuk
mengatasi kesulitan bahasa Orem; bagaimanapun kelemahan umum terletak pada
kurang familiarnya pembaca dengan ilmu praktikal dan area ilmu yang langsung
tindakan.
2. Kesederhanaan Teori
Teori Orem diekspresikan dalam
istilah dengan jumlah yang terbatas. Istilah ini didefinisikan dan digunakan
dengan konsisten dalam mengekpresikan teori. Teori umum Orem, SCDNT terdiri
atas 3 teori konstituen berikut : (1) self care, (2) self care
deficit, (3) nursing system. The self care deficit theory of nursing merupakan
sintesis pengetahuan tentang 8 entitas, yang termasuk selfcare (dan dependent
care), self care agency (dan dependent care agency); therapeutic
self care demands, self care deficit, nursing agency dan nursing system.
Perkembangan teori menggunakan entitas ini adalah dengan hemat. Kedalaman
perkembangan konsep memberikan kompleksitas teori yang diperlukan untuk
menggambarkan dan memahami disiplin praktek manusia.
3. Keumuman Teori
Orem (1995) memberi komentar
pada keumuman teori atau keuniversal-an teori sebagai berikut :
Teori keperawatan self care
deficit bukanlah sebuah penjelasan situasi konkrit praktek keperawatan
secara individual, tapi lebih pada ekspresi kombinasi tunggal ciri-ciri konsep
yang umum untuk semua instansi keperawatan. Sebagai teori yang umum, itu
memberikan pelayanan pada perawat yang terlibat dalam praktek keperawatan,
dalam pengembangan dan validasi pengetahuan keperawatan, dan dalam pengajaran
dan mempelajari keperawatan.
Review terhadap penelitian dan
literatur lain membuktikan terhadap generalitas teori.
4. Ketepatan Empiris
Teori Orem telah digunakan untuk
penelitian kualitatif dan kuantitatif. Entitas teoritikal didefinisikan dengan
baik, namun instrumen belum dikembangkan untuk semua entitas. Ketepatan empiris
tergantung pada definisi operasional yang disusun peneliti untuk populasi yang
akan diteliti. Lebih jauh, nilai entitas teoritikal tidak konstan disemua
populasi. Dennis dan Jesek-Hale (2003) mendemonstrasikan hal ini dalam karya
mereka dalam teori self care deficit. A self care deficit adalah
fungsi self care requsites dan faktor kodisioning dasar. Ini memerlukan
pengembangan multipel instrumen untuk meneliti/mengukur therapeutic self
care demands. Moore dan Pichler (2000) meneliti penelitian tentang faktor
kondisioning dasar dan menyebutkan adanya kesulitan dalam menggali kesepakatan
dalam definisi dan pengukuran, mengusulkan beberapa strategi pengukuran.
Metode yang paling cocok untuk
menyelidiki teori ini dan semua teori keperawatan terus berkembang. Terdapat
laporan metodologi hermeneutik, ethnographic, fenomenologikal, dan tradisional
quantitatif yang dipakai untuk menguji komponen SCDNT atau menguji fenomena
klinik dengan memakai komponen SCDNT. Kecantikan teori Orem ada pada skopenya,
kompleksitas dan manfaat klinisnya; berguna untuk membangun hipotesa dan
menambahkan pada batang tubuh pengetahuan yaitu keperawatan.
5. Konsekuensi Yang Ditimbulkan
Kelemahan untuk teori Orem
sangat sulit untuk ditemukan karena dilihat dari kejelasan teori, teori ini
sangat jelas didefinisikan, dari kemudahan, teori Orem mudah untuk digambarkan
dalam sebuah diagram dan diterapkan dalam system keperawatan. Untuk sifat keumuman teori, teori Orem
tidak hanya ditujukan pada situasi tertentu tapi bisa diterapkan hamper di
semua tatanan layanan kesehatan, pendidikan, dan penelitian. Teori ini telah
diteliti baik secara kualitatif dan kuantitatif dan dapat diterapkan untuk disiplin
yang lain (Alligood, 2006), seperti yang
diterapkan pada NHS direct.
Kelemahan
dalam teori ini terletak pada beberapa hal, antara lain: focus Orem melihat
manusia atau humanbeing sebagai manusia dewasa dan bukan anak-anak yang
mempunyai tahap perkembangan yang berbeda dengan manusia dewasa. Kelemahan
berikutnya adalah berbagai definisi yang ada sehingga jika belum memahami
konsep Orem secara keseluruhan mungkin akan terjadi kebingungan, serta teori
Orem lebih menekankan pada hal-hal yang bersifat fisik sehingga kebutuhan yang
bersifat emosional belum banyak dijelaskan.
2.7 Value of
Extending Nursing Science
Teori self-care deficit atau di negara
barat sering disingkat sebagai SCDNT (Self-Care Deficit Nursing Theory) Orem
telah mencapai tingkat penerimaan yang signifikan oleh komunitas keperawatan
dibuktikan oleh banyaknya buku yang telah dicetak dan diterima masyarakat.
Lebih dari 800 referensi dapat ditemukan melalui pencarian terkomputerisasi
dengan variasi topic yang luas; dengan demikian berikut hanya sample dari
literature. Dalam review penelitian menggunakan SCDNT atau komponennya, jumlah
studi dan kualitas karyanya telah berkembang sejalan waktu (Taylor et all dalam
IOS, 2010).
Teori SCDNT memiliki daya tarik yang
besar terhadap perawat praktek, dibuktikan dengan literature dan panggilan
telepon serta pesan email dan pertanyaan yang masuk ke halaman web SCDNT. Teori
Orem telah diterjemahkan ke Bahasa Italia, Prancis, Spanyol, Belanda dan
Jepang; ada juga terjemahan beberapa karya beliau dalam Bahasa Jerman, Thailand
dan Norwegia. Teori Orem dipakai di seluruh dunia. Perawat praktek di Inggris
Raya, Taiwan, China, Hongkong, Thailand, Jepang, Korea, Kanada, Australia,
Selandia Baru, Afrika Selatan, Israel, Pakistan, Belgia, Belanda, Finlandia,
Swedia, Swiss, Slovenia, Brazil, Bolivia, Colombia, Uruguay, dan Meksiko
melaporkan penggunaan Teori Orem. Kongres Internasional teori self-care yang
ke-8 di Ulm, Jerman tahun 2004 menampilkan presenter dari Iran, USA, Afrika
Selatan, Jerman, Norwegia, Thailand, Jepang, Polandia, Republik Czech dan
lainnya Penelitian yang berkaitan atau berasal dari teori Orem dapat
diklasifikasikan menjadi 3 area berikut :
1. Pengembangan
instrument penelitian untuk menganalisis elemen konseptual dari teori.
2. Penelitian yang menguji elemen
teori dalam populasi spesifik.
3. Pengembangan model baru atau middle
range theory.
Penelitian spesifik tentang penggunaan teori
dalam situasi klinis dibahas dalam bagian sebelumnya dalam penerimaan praktek. Banfield (1997) dan Taylor
dan kolega (2000) meneliti dasar filosofikal dari teori Orem. Beberapa
instrumen penelitian telah dikembangkan dan dikritik. Harris dan Frey (2000)
meneliti pengukuran konsep terkait dengan praktek dependent dan care
self care. SCDNT merupakan kerangka kerja konseptual untuk Exercise of
Self Care Agency (ESCA) (Kearney & Fleischer, 1972), DSCAI (Denyes,
1980) dan Hanson dan Bickel’s Perception of Self Care Agency di tahun
1981 (Mc.Bride, 1991). Mc. Bride (1991) melakukan studi komparatif analisis
terhadap 3 instrumen berikut untuk mengukur self care agency : (1) DSCAI
(2) Kleiner & Fleischer ESCA, (3) Hanson dan Bickel’s Perception of Self
Care Agency. Hasil penelitian mendukung multidimensi dari konsep Orem
tentang self care agency. Mc. Bride (1987) juga menggarisbawahi bahwa
penggunaan hanya 1 instrumen tidak secara adekuat merefleksikan multidimensi.
Geden dan Taylor (1991, 1999) menguji validitas konstruksi dan empiris SCI dan
menemukan bahwa validitas teoritikalnya kuat tapi merekomendasikan untuk
pengujian validitas yang lebih jauh. Skala The Aprraisal of Self Care Agency
(ASA) dikembangkan untuk mengukur konsep utama SCDNT Orem
(IOS, 2010).
Berikut beberapa contoh penggunaan alat ukur tersebut.
Moore (1995) menggunakan the Child and Adolescent Self Care Practice
Questionairre, DSCAI dan ESCA saat dia mengukur praktek perawatan diri anak
dan remaja. Mc. Caleb dan Edgil (1994) menggunakan DCSPI untuk mengukur konsep
diri dan praktek perawatan diri pada remaja sehat. ESCA dan ASA digunakan untuk
mengkaji faktor dasar dan kemampuan perawatan diri terkait kesehatan wanita
hamil dan bayinya. SCI digunakan untuk menggambarkan sistem perawatan
kolaboratif pada dewasa (Geden dan Taylor, 1999) dan kualitas hidup pasien
kanker ovarium (Nicholson, 2002).
Inggris bahkan telah menerapkannya
pada National Health Service Direct yaitu pelayanan kesehatan secara
online. Pada website NHS telah diberikan advis, leaflet, bahkan pilihan-pilihan
lain yang membantu seorang klien untuk mengenali kebutuhannya akan kesehatan
dan mencari tahu tentang kesehatan dirinya sendiri yang merupakan bagian dari self-care
agency (NHS, 2010). International Orem Society for
Nursing Science and Scholarship (IOS) didirikan di Missouri USA
pada tahun 1991 yang bertujuan untuk mengembangkan dan mendistribusikan teori
SCDNT ke seluruh dunia. Lembaga ini juga mengadakan kongres tahunan di Bangkok,
Thailand yang berisi presentasi ilmiah tentang penerapan teori tersebut di
berbagai tatanan (IOS, 2010).
a. Penerimaan Praktik
Keperawatan adalah sebuah disiplin
praktek, dengan demikian, banyak pertanyaan penelitian terkait dengan
pertanyaan praktek. Terdapat peningkatan jumlah studi kasus di literature,
tetapi yang dibutuhkan lebih banyak lagi (Cheung, 2002; Fialho, Pagliuca, &
Soares 2002; Garcia Velazquez, 2002; Silva, 2001). Dokumentasi pertama
penggunaan Teori Orem sebagai dasar untuk kerangka praktek ditemukan dalam
gambaran perawat manajer kllinik di Rumah Sakit John Hopkins tahun 1973
(Allison, 1973; Backsheider, 1974). Sejak saat itu, terdapat gambaran penggunaan Teori Orem dalam berbagai
populasi klinik dan kelompok usia. Literatur juga memasukkan penggunaan SCDNT
dalam beberapa populasi yang secara ethnic dan budaya berbeda. Sebagai contoh,
Villarruel & Denyes (1997) meneliti pengalaman nyeri pada budaya
Meksiko-Amerika, dan Wang (1997) meneliti pada wanita di Thailand. Rekonstruksi
satu dari studi awal yang memfokuskan pada kemampuan self-care dan
keperawatan yang diperlukan untuk manajemen diabetes mellitus dipublikasi
baru-baru ini (Allison, 2003). Situasi klinis atau masalah kesehatan yang telah
diteliti dengan menggunakan SCDNT atau komponen SCDNT termasuk semua kelompok
usia, gender spesifik, keluarga, isu onkologi, tunawisma, konsep psikiatri, isu
kehamilan, promosi kesehatan, perawatan primer dan konsep terkait penyakit
spesifik.
SCDNT telah digunakan dalam berbagai variasi seting (Allison, 1973; Taylor,
1989; Taylor & McLaughlin, 1991). Bekel ((1998) menggambarkan penggunaan
teori dalam praktek di Jerman. Vancouver Health Department telah
melakukan penelitian mayor dalam merancang perawatan dasar berbasis populasi
komunitas menggunakan konsep Orem (Duncan & Murphy, 1988). Newark Beth Israel
adalah rumah sakit perawatan akut yang pertama dimana para praktisinya
merancang rujukan perawatan dan sistem dokumentasi dari Teori Orem (NLN
Editorial Review Board News, 1987). Beberapa perawatan kesehatan okupasi
mendasarkan prakteknya pada SCDNT. Masih banyak bahaya kesehatan dan faktor
resiko terkait pekerjaan yang harus diwaspadai perawat. Kemampuan untuk
mengidentifikasi masalah kesehatan, menginterpretasikan penemuan dan
menggambarkan kesimpulan konsep adalah hal-hal kritis terkait dalam keperawatan
okupasi (Komulainen, 1991). Binghamton General Hospital menggunakan
teori Orem sebagai bagian dari proses orientasi perawat baru lulus. Untuk
mereka, pengalaman kerja pertama kali sering adalah yang tersulit. Terjadi
beberapa konflik dengan pembelajaran di sekolah dan nilai-nilai kerja. Program
pendidikan berbasis SCDNT membantu perawat ini untuk menggabungkan pembelajaran
di sekolah dengan pekerjaan perawatan yang dilaksanakan setelah lulus
(Feldsine, 1982).
Teori Orem telah digunakan untuk mendefinisikan dan menggambarkan berbagai
peran perawat dalam multipel seting. Peran perawat klinis spesialis, peran
manajer kasus, peran praktek tingkat lanjut dan peran perawat primer
didokumentasikan sebagai peran yang memiliki penggalian makna melalui aplikasi
teori. Peran administratif dan pentingnya SCDNT dalam merancang sistem
perawatan juga dideskripsikan. Allison dan Repening (1999) menggambarkan baik
proses teori terntegrasi pada praktek dan contoh produknya, termasuk pengkajian
dan rencana perawatan. Evers (2000) mengeksplorasi kulitas asuransi di klinis
keperawatan. Terdapat beberapa laporan mengenai penggunaan SCDNT Orem dalam
pengembangan pendekatan pengukuran klinis. Karya mayor pertama yang dikerjakan
pada area ini diteliti oleh Horn dan Swain (1978). Mereka mengembangkan
kriteria tindakan perawatan yang berfokus pada universal self-care
requisites dan health deviation self care requisites. Karya ini
masih relevan dan berguna. Kemudian, beberapa instrumen klinik telah
dikembangkan. Moore dan Gaffney (1989) mengembangkan kuesioner dependent
care agen untuk mengukur aktivitas perawatan yang dilakukan oleh ibu-ibu
untuk anak mereka. Graff, Thomas, Hollingsworth, Cohen dan Rubin (1992)
mengembangkan form pengkajian diri post operatif menggunakan konsep Orem bahwa
perawat membantu pasien dalam perawatan diri. Riley (1996) mengembangkan skala
tindakan perawatan diri untuk pasien penyakit paru obstruksi menahum (PPOM). Denyes
self care agency instrument (DSCAI) dan Denyes Self Care Practice
Instrument (DSCPI) juga berguna dalam praktek klinis (Denyes, 1980).
Instrumen telah juga dikembangkan untuk meneliti pasien psikiatri dan hambatan
pemberi layanan (Pipatananond & Hanucharurnkul, 2003), osteoporosis
(Ailinger, Lasus dan Braun, 2003), inventory perawatan diri pasien gagal
jantung (Ahrens, 2001) dan perawatan diri wanita (Weber, 2000).
Kebanyakan literatur yang telah dipublikasikan terbatas pada teori Orem
tentang perawatan diri dan defisit perawatan diri atau komponen lain dari teori
tersebut sebagai cara untuk menjelaskan praktek. Orem menggarisbawahi bahwa
penggunaan yang sesuai dari SCDNT mengaitkan ketiga teori yaitu perawatan diri,
defisit perawatan diri dan sistem keperawatan. Sistem keperawatan
suportive-edukatif telah didokumentasikan efektif pada wanita hamil, pasien
dengan gagal jantung lanjut, dan anak dengan kanker (Betz, 2000; Hart dan
Foster, 1998; Jaarsma, Halfens, Senten, Saad dan Dracup, 1998; Rieg, 2000). Wholly
compensatory nursing care digambarkan oleh Evers berkaitan dengan intake
makanan per enteral. Teori sistem keperawatan dapat dilihat dari literatur,
bagaimanapun, itu tidak digunakan secara eksplisit, mungkin karena kompleksitas
dari praktek. Orem (2001) menegaskan bahwa ”keperawatan yang diteliti dari
perspektif ilmu praktis manusia adalah sangat kompleks” tapi bukan sebagai
alasan untuk bertolak dari visi keseluruhan dari ilmu keperawatan” .
b. Penerimaan Pendidikan
Teori ini pertama kali dikenal tahun 1950, lalu diformalkan dan pertama
kali dipublikasikan tahun 1972 untuk tujuan ”meletakkan kerangka pengetahuan
keperawatan dan mengarahkan domain pengetahuan keperawatan”(Taylor, 1998). Orem
memulai berpikir tentang perlunya sebuah struktur pengetahuan spesifik
keperawatan saat menjadi direktur sekolah Providence hospital di
Detroit. Orem menulis bab keperawatan untuk laporan pelayanan
keperawatan untuk Devision of Hospital and Institutional Services of the
Indiana State Board of Health (Orem, 1956). Orem kembali ke Washington D.C,
dan menjadi pegawai Kantor Pendidikan, seksi vokasional dari divisi teknis,
yang memiliki proyek untuk mengupgrade pelatihan perawat praktek. Saat
itu, Orem memulai kerja formal dalam menyusun teorinya. Orem menyimpulkan bahwa
pertanyaan berikut perlu jawaban : mengapa orang butuh keperawatan? Beberapa
elemen SCDNT tampak dan dilaporkan dalam Guides for Developing Curriculum
for the Education of Practical Nurses (Orem, 1959).
Setelah publikasi Guides for
Developing Curriculum for the Educational of Practical Nurses, Orem mulai
menyusun buku, Foundation on Nursing and Its Practice (Orem, 1967), yang
dipublikasikan secara privat dan digunakan di Morris Harvey College
(sekarang menjadi University of Charleston). Seksi pada pendidikan
ditemukan pada setiap publikasi buku Orem berikutnya.
Beberapa laporan di literature menggambarkan
penggunaan SCDNT sebagai basis untuk kurikulum (Berbiglia & Saenz, 2000;
Hartweg, 1995, 2000; Raithel & Meyer, 2000). Setidaknya 45 sekolah
keperawatan telah memakai SCDNT sebagai basis kurikulum mereka (data dari International
Orem Society). Taylor (1985a, 1985b) menggambarkan penggunaan teori dalam
pendidikan keperawatan preservice dan dalam pengajaran. The Sinclair
School of Nursing, University of Missouri di Kolombia telah menggunakan
SCDNT sebagai kerangka kurikulum dan pengajaran sejak 1978. Teori digunakan
pada seluruh level kurikulum dan pendidikan berkelanjutan. Oakland
University, College of St. Benedict, Oklahoma City University dan Anderson
College adalah empat (4) sekolah yang design kurikulumnya dengan SCDNT.
Hartweg (2000) menggambarkan pengalaman 20 tahun dengan teori di Ilinois
Wesleyan University, termasuk basis kurikulum dan perubahan yang telah
dilakukan. Illinois Wesleyan University menemukan SCDNT adalah kerangka
yang kuat dan efektif dalam merancang kurikulum.
0 comments:
Post a Comment