2.1 ANALISIS TEORI KEPERAWATAN MARTHA
E. ROGERS (UNITARY HUMAN BEINGS)
1.
Background
of the teorist
Martha E. Rogers lahir 12 Mei 1914 di
Dallas, Texas anak tertua dari empat bersaudara, dari pasangan Bruce Tailor
Rogers dan Lucy Mulholland Keener Rogers. Ia memulai pendidikan tingginya di
Universitas Tennessee di Knoxville, dimana ia mempelajari ilmu pengetahuan dari
tahun 1931 sampai 1933. Ia meraih diploma ilmu keperawatan dari General
Hospital School of Nursing di tahun 1936. Tahun 1937 ia menerima B.S. dari
George Peabody College di Nashville, Tennessee. Gelar sarjana lainnya adalah
M.A. di bidang public health nursing supervision dari Teacher’s Collage,
Universitas Collumbia, New York tahun 1945; M.P.H. tahun 1952 dan Sc,D. tahun
1954. Keduanya dari Universitas John Hopkins di Baltimore (Tomey &
Alligood: 2006)
Selama 21 tahun dari tahun 1954 sampai
1975, ia menjadi profesor dan Kepala Divisi Keperawatan di Universitas New
York. Sejak tahun 1975, ia diangkat menjadi profesor dan di tahun 1979 ia
menjadi profesor emeritus. Praktek awal keperawatan Rogers di perawatan
kesehatan publik pedesaan di Michigan dan pengawas perawat tamu, pendidikan dan
praktek di Connecticut. Rogers kemudian mendirikan praktek Pelayanan Kunjungan
Perawat Phoenix di Arizona. Ia memegang gelar profesor ini sampai ia meninggal
pada 13 Maret 1994 pada umur 79 tahun.
Karya-karyanya termasuk tiga buku dan 200
artikel, ia terus menulis dan menerbitkannya secara luas. Ia pernah memberi
kuliah di 46 negara bagian diantaranya adalah Columbia, Puerto Rico, Mexico,
Belanda, China Newfoundland, Brazil dan negara-negara lain (M. Rogers, personal
communication: 1988 dalam Tomey & Alligood: 2006). Rogers mendapatkan gelar
doktor kehormatan dari beberapa lembaga-lembaga terkenal seperti Universitas
Duquesne, Universitas San Diego, Iona College, Universitas Farfield,
Universitas Emory, Universitas Adelphi, Mercy College, dan Universitas Topeka,
Washburn. Berbagai penghargaan bagi kontribusinya dan kepemimpinan dalam
keperawatan bagi inspirasi kepemimpinan di Field Intergroup Relations oleh Chi
Eta Phi Sorority, sebagai pengakuan atas kontribusi luar biasa bagi keperawatan
oleh Universitas New York, dan untuk gelar kehormatan pada pelayanan
keperawatan oleh Teachers College. Selain itu Universitas New York membuat
rumah khusus Martha E. Rogers sebagai pusat untuk pembelajaran ilmu
keperawatan. Pada tahun 1996, Rogers secara anumerta dilantik sebagai Hall of
Fame American Nurses Association.
2.
Philosophical
underpinnings of the theory
Keaslian sistem konsepnya terlihat dan
terus menerus mengalami pengembangan saat ia terlibat dalam seni liberal dan
pengetahuan. Modelnya yang pertama dipublikasikan tahun 1970, yaitu An
Introduction to The Theoritical Basis of Nursing. Rogers kemudian melanjutkan
dengan memperjelas dan mendefinisikan konsep-konsepnya dalam buku-buku dan
presentasi-presentasi berikutnya, seperti “The Science of Unitary Human Beings:
A Paradigm for Nursing.”
Rogers mengambil pengetahuan dari
antropologi, psikologi, sosiologi, astronomi, agama, filsafat, sejarah,
biologi, fisika, matematika, sastra dan sumber-sumber lainnya yang membangun
modelnya berdasarkan kesatuan manusia (unitary human beings) dan lingkungan
sebagai bidang-bidang energi yang menyatu dengan proses kehidupan.
Pernyataannya yang sering diulang dalam tulisannya, “Man is a unified whole
possesing his own integrity and manifesting characteristics that are more than
and different from the sum of his parts” yang artinya (manusia merupakan
kesatuan keseluruhan integritasnya dan manifestasi karakteristik-karakteristik
yang lebih dan berbeda dengan jumlah bagian-bagiannya). Prolognya dalam buku
yang berjudul An Introduction to The Theoritical Basis of Nursing, ia
menyatakan, “Warisan-warisan biologis, fisik, sosial, psikologis dan spiritual
manusia merupakan kesatuan yang tidak dapat dibagi sebagai fakta-fakta ilmiah
yang digabungkan dengan keramahan manusia.
Beberapa sumber memberi pengaruh pada
teori-teori Rogers. Selama pertengahan abad 19, pendapat-pendapat Florence
Nightingale dan data statistik, yang menempatkan manusia sebagai kerangka kerja
dari dunia yang natural. Ini merupakan dasar dari ilmu keperawatan modern yang
memulai investigasi keperawatan tentang hubungan manusia dengan lingkungan
(Rogers: 1970 dalam Tomey & Alligood: 2006). Newman (1997) dalam Tomey
& Alligood (2006) mendiskripsikan ilmu kesatuan manusia sebagai “studi
tentang pergerakan, pengalaman intuitif dari perawat dalam proses yang saling
berhubungan dengan orang yang mereka layani.”
Tahun 1935 Burr dan “The Electro
Dynamic Theory oh Life” karya Northrop menyatakan konsep-konsep pola dan
organisasi bidang elektrodinamis, hasil dari aktivitas keseluruhan, organisasi,
dan kontinuitas. Rogers menyatakan, “Bidang elektris mengubah sel sebagai unit
fundamental sistem-sistem biologis.” Tahun 1950-an Von Bertainty memperkenalkan
teori sistem-sistem umum, yang menyajikan ilmu pengetahuan umum menyeluruh. Istilah
negentropy telah digunakan untuk menerangkan peningkatan urutan (order),
kompleksitas dan heterogenitas. Topik dari tulisan-tulisan dan pembahasan Roger
dapat dinyatakan, “Anda tidak dapat memahami keseluruhan (whole) dengan
mempelajari bagian-bagiannya, dan keseluruhan itu lebih dan berbeda dengan
jumlah bagian-bagiannya.” (Tomey & Alligood: 2006).
3.
Major
assumption, concept, and relationship
a.
Concept
Di tahun 1970 model konsep perawatan
karya Roger meletakkan sekumpulan asumsi-asumsi dasar yang menggambarkan proses
kehidupan manusia. Proses kehidupan dicirikan oleh kesatuan (wholeness),
keterbukaan (openness), kesatuan arah (unidirectionality), pola (pattern) dan
organisasi (organization), sentience dan pemikiran (thought) pada karakteristik
proses kehidupan (Rogers: 1970 dalam Tomey & Alligood: 2006).
Di dalam paradigmanya 1983 ia
merumuskan empat blok bangunan sebagai modelnya. Yakni bangunan energi (energy
field), banguna keuniversalan sistem terbuka (a universe of open system), pola
(pattern), dan empat kedimensian (pandimensionality).
1.
Energy
field
Merupakan unit mendasar dari kehidupan
dan non-kehidupan. Field merupakan konsep kesatuan dan energy menerangkan sifat
dinamis bangunan. “Bangunan-banguna energi bersifat tk terbatas. Dua bangunan
yang dikenali: bangunan makhluk hidup dan bangunan lingkungan.” Keduanya tidak
dapat dikurangi (irreducible).
2.
A
universe of open system
Konsep keuniversalan sistem-sistem
terbuka menganggap bahwa bangunan energi bersifat tak terbatas (infinite) dan
terbuka, menyatu (integral) satu dengan yang lain.
3.
Pattern
“Patterns identifies energy fields. It
is the distinguishing characteristic of a field and is perceived as a single
wave. The nature of the pattern changes continously and innovatively. Each
human field pattern is unique and is integral with is own environmental field.”
(pola menerangkan bangunan-bangunan energi. Ini membedakan karakteristik suatu
bangunan dan dirasakan sebagai gelombang tunggal. Sifat pola berubah secara
kontinyu dan inovatif. Setiap pola bangunan makhluk hidup adalah unik dan
menyatu dengan bangunan lingkungannya sendiri.
4.
Pandimensionality
Pandimensionality didefinisikan
sebagai domain non-linier tanpa atribut-atribut yang renggan (spatial) atau
temporal. “Seluruh realitas dirumuskan menjadi pandimensionality”.
b.
Major
Assumption
1.
Keperawatan
Keperawatan
adalah ilmu humanisti/humanitarian yang menggambarkan dan memperjelas bahwa
manusia dalam strategi yang utuh dan dalam perkembangan hipotesis secara umum
dengan memperkirakan prinsip – prinsip dasar untuk ilmu pengetahuan praktis.
Ilmu keperawatan adalah ilmu kemanusiaan, mempelajari tentang alam dan
hubungannya dengan perkembangan manusia.
Rogers
mengungkapkan bahwa aktivitas yang di dasari prinsip – prinsip kreatifitas,
seni dan imaginasi. Aktifitas keperawatan dinyatakan Rogers merupakan aktifitas
yang berakar pada dasar ilmu pengetahuan abstrak, pemikiran intelektual, dan
hati nurani. Rogers menekankan bahwa keperawatan adalah disiplin ilmu yang
dalam aktifitasnya mengedepankan aplikasi keterampilan, dan teknologi.
Aktivitas keperawatan meliputi pengkajian, intervensi, dan pelayanan
rehabilitatif senantiasa berdasar pada konsep pemahaman manusia / individu
seutuhnya.
2.
Manusia
Berdasarkan pada kerangka konsep yang dikembangkan oleh
Roger ada 5 asumsi mengenai manusia, yaitu :
a) Manusia
merupakan makhluk yang memiliki kepribadian unik, antara satu dan lainnya
berbeda di beberapa bagian. Secara signifikan mempunyai sifat-sifat yang khusus
jika semuanya jika dilihat secara bagian perbagian ilmu pengetahuan dari suatu
subsistem tidak efektif bila seseorang memperhatikan sifat-sifat dari sistem
kehidupan manusia. Manusia akan terlihat saat bagiannya tidak dijumpai.
b) Berasumsi
bahwa individu dan lingkungan saling tukar-menukar energi dan material satu
sama lain. Beberapa individu mendefenisikan lingkungan sebagai faktor eksternal
pada seorang individu dan merupakan satu kesatuan yang utuh dari semua hal.
c) Bahwa
proses kehidupan manusia merupakan hal yang tetap dan saling bergantung dalam
satu kesatuan ruang waktu secara terus menerus. Akibatnya seorang individu
tidak akan pernah kembali atau menjadi seperti yang diharapkan semula.
d) Perilaku
pada individu merupakan suatu bentuk kesatuan yang inovatif.
e) Manusia
bercirikan mempunyai kemampuan untuk abstrak, membayangkan, bertutur bahasa dan
berfikir, sensasi dan emosi. Dari seluruh bentuk kehidupan di dunia hanya
manusia yang mampu berfikir dan menerima dan mempertimbangkan luasnya dunia.
3.
Kesehatan
Roger menggunakan
kesehatan dalam berbagai tulisan terdahulu tanpa menjelaskan definisi polanya.
Dia menggunakan pola kesehatan pasif untuk mencirikan kondisi yang tidak bagus
dan adanya penyakit serta sakit yang umum. Dia mempromosikan kesehatan positif
berkonotasi langsung dalam membantu dengan peluang yang teratur. Kemudian dia
menulis bahwa kondisi tidak sehat adalah pola lebih baik karena pola kesehatan sangat ambigu. Roger menggunakan
kesehatan sebagai nilai yang didefinisikan oleh budaya atau individu. Sehat dan
sakit adalah manifestasi dari pola dan telah dipertimbangkan untuk menunjukkan
tingkah laku yang mempunyai nilai tinggi dan nilai rendah. Bahkan
dimanifestasikan dalam perluasan mengindikasi proses hidup untuk memberikan
penghargaan kesehatan yang
maksimal berdasarkan beberapa sistem yang bernilai. Dalam ilmu Roger,
fenomena utama dalam konsep sistem keperawatan adalah proses kehidupan manusia.
Proses kehidupan tersebut beragam kreatif dan dinamis, terpisahkan dari
lingkungan, dan ditandai oleh keutuhan.
4.
Lingkungan
Roges
mendefinisikan lingkungan sebagai dimensi yang tereduksi ditandai dengan pola
dan perbedaan manifestasi karakteristik dari semua bagian. Masing2 lingkungan
spesifik memberikan ke manusia,
perubahan terus menerus dan kreatif. Lingkungan adalah jumlah tak
terbatas dan perubahan secara
kontinu inovatif, tak
terprediksi dan ditandai oleh peningkatan keragaman. Lingkungan dan manusia
dapat diidentifikasi oleh
manifestasi perubahan gelombang pola
secara terus menerus. Lingkungan dan manusia berkesinambungan dan proses
sejajar.
c.
Relationship
Sebagai sistem hidup dan
sumber energi, individu mampu mengambil energi dan informasi dari lingkungan
dan menggunakan energi dan informasi untuk lingkungan. Karena pertukaran
ini individu adalah sistem terbuka yang mendasari dan membatasi
asumsi-asumsi utama Martha E Roger. Menurut Martha E Roger ilmu tentang
keperawatan berhubungan langsung dengan proses kehidupan manusia dan bertujuan
untuk menjelaskan dan memperkirakan kealamiahan dan hubungannya dengan
perkembangan. Untuk memperkuat teorinya Martha E. Rogers mengkombinasikan
konsep manusia seutuhnya dengan prinsip homeodinamik yang kemudian di
kemukakannya.
Dari konsep ini, Rogers menurunkan prinsip-prinsip
Hemodinamikanya, yang merumuskan suatu cara merasakan kesatuan manusia. Teori hemodinamikanya menyatakan
bahwa dalam keperawatan dipergunakan prinsip hemodinamika untuk melayani
manusia, yaitu :
1.
Integritas (Integrality), adalah proses berhubungan yang menguntungkan antar
manusia dan lingkungannya secara berkesinambungan.
2.
Resonansi (Resonancy), Prinsip ini membicarakan tentang alam dan perubahan yang
terjadi antara manusia dan lingkungan. Resonansi dapat dijelaskan sebagai suatu
pola-pola gelombang yang ditunjukkan dengan perubahan-perubahan dari frekuensi
terendah ke frekuensi yang lebih tinggi pada gelombang perubahan.
3.
Helicy, Prinsip yang menyatakan bahwa keadaan alami dan hubungan manusia dan
lingkungan adalah berkesinambungan, inovatif, ditunjukkan dengan peningkatan
jenis pola-pola perilaku manusia dan lingkungan yang menimbulkan kesinambungan,
menguntungkan, merupakan interaksi yang simultan antara manusia dan lingkungan
bukan menyatakan ritmitasi.
4.
Usefulness
a.
Praktik
Rogerian
model adalah sebuah system abstrak yang berdasarkan pendekatan praktek
keperawatan. Model Rogers, menekankan totalitas pengalaman dan eksistensi yang
sejalan/relevan dengan sistem perawatan kesehatan saat ini di mana rangkaian
perawatan lebih penting daripada episodic
illness dan rawat inap. Model ini memberikan kerangka filosofis untuk
melihat fenomena kesatuan lingkungan hidup manusia. Dalam kerangka Rogerian,
keperawatan didasarkan pada pengetahuan teoritis yang membimbing praktek
keperawatan. Praktek keperawatan yang professional adalah yang kreatif dan
imajinatif dan keberadaannya untuk melayani orang-orang atau masyarakat. Hal
ini mengakar dalam penilaian intelektual, pengetahuan abstrak, dan perasaan
manusia.
Secara
historis, keperawatan menyamakan antara latihan/praktek dengan praktis dan
teori dengan tidak praktis. Lebih tepatnya, teori dan praktek adalah dua
komponen yang saling berkaitan dalam praktek keperawatan. Alligood (1994)
menjelaskan bagaimana teori dan praktek saling terkait satu sama lain, kedua
hal tersebut saling mendukung dalam memperluas dan meningkatkan ilmu
keperawatan. Ilmu keperawatan memberikan kerangka untuk penerapan emergentartistic untuk keperawatan
(Rogers, 1970).
Di
dalam Model Roger, praktek proses berpikir secara kritis dapat dibagi menjadi
tiga komponen: pola penilaian, saling
mempola, dan evolusi. Cooding
(1990) memperkenalkan template untuk
pola berbasis praktik keperawatan. Template ini dikembangkan dari ilmu Rogerian
dan diterima secara luas oleh perawat. Bultemeier (2002), yang mengembangkan
ide-ide Cowling dan mengatakan bahwa Rogerian model adalah berdasarkan teori
dan praktek, dia juga mengatakan bahwa dengan adanya praktek akan membentuk
perspektif kesatuan.
Cowling
(1993, 2000) menyatakan bahwa pola penaksiran(pattern appraisal) bertujuan untuk menghindari kategori reduksionistik fisik, mental, spiritual,
emosional, budaya, dan kerangka penilaian sosial. Melalui observasi dan
partisipasi, perawat fokus pada ekspresi manusia, pengalaman, dan persepsi
untuk membentuk profil pasien. Eksplorasi
Reksa pola muncul untuk mengidentifikasi tema yang dominan didalam proses
dibidang kesatuan pandimensional
manusia dan lingkungan. Saling
pengertian berarti mengetahui
partisipasi tetapi tidak menyebabkan perawat merubah resep atau memprediksi
hasil. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Cowling (2000)"Sebuah ciri penting
dari proses apresiasi pola kesatuan, penyembuhan melalui proses apresiasi, dan
juga penyembuhan melalui apresiasiasi secara menyeluruh, adalah kesediaan dari
ilmuwan atau praktisi untuk tidak mengharapakan adanya perubahan” . Evaluasi
berpusat pada persepsi yang muncul
ketika saling mempola.
Pola
modalitas noninvasif digunakan dalam
praktek Rogerian, namun tidak dibatasi pada therapeutic
touch, massage, guided imagery, meditation, self-reflection, guided
reminiscence, journal keeping, humor, hypnosis, sleep, hygiene, dietary
manipulation, music, and physical exercise (Alligood, 1991a; Barrett, 2000;
Bultemeier, 1993; Covington, 2001; Malinski, 1986; Smith, Kemp, Hemphill, dan
Vojir, 2002; Wright, 1987). Barret (1998) mencatat bahwa integral modalitas ini
adalah dialog yang bermakna, terpusat, dan keaslian pandimensional (keaslian,
kepercayaan, penerimaan, dan kepedulianpengetahuan)". Perawat
berpartisipasi dalam pengalaman hidup kesehatan dalam berbagai peran, termasuk “fasilitator dan pendidik, advoka, asesor,
perencana, koordinator, dan kolaborator" dengan menerima keragaman,
mengenali pola, melihat perubahansebagaihal yang positif, dan menerima
keterkaitan hidup (Malinski, 1986, p . 27)
dalamperan-perantersebutperawatdiperlukan untuk "meninggalkan ide-ide yang
lama dari waktu, ruang, dan hasil "(Malinski, 1997, hal. 115).
Model Rogerian
memberikan kerangka yang menantang dan inovatif untuk merencanakan dan
melaksanakan praktik keperawatan, Barrett (1998) mendefinisikan Rogerian
sebagai "proses yang berkesinambungan (kesediaan saling membentuk) dimana
perawat membantu klien untuk bebas memilih dengan kesadaran untuk
berpartisipasi dalam kesejahteraan mereka"
b.
Pendidikan
Rogers mangemukakan dengan jelas
pedoman untuk pendidikan keperawatan dalam ilmu kesatuan manusia. Roger
membahas struktur program pendidikan keperawatan untuk mengajar perawat sebagai
ilmu dan sebagai profesi yang dipelajari. Barrett (1990b) menyebut Rogers
sebagai "pendapat yang konsisten yang menolak antieducationalism dan ketergantungan"
(hal.306). Model Roger menggambarkan dengan jelas nilai-nilai dan keyakinan
tentang manusia, kesehatan, keperawatan, dan proses pendidikan. Dengan
demikian, model Roger tersebut telah digunakan untuk memandu pengembangan
kurikulum di semua tingkat pendidikan keperawatan (Barrett, 1990b;Hellwig &
Ferrante, 1993; Mathwig, Young & Pepper, 1990). Rogers (1990) menyatakan
bahwa perawat harus berkomitmen untuk belajar sepanjang hayat dan
memegang"sifat praktik keperawatan (penggunaan pengetahuan untuk kemajuan
manusia)"
Rogers mendukung lisensi terpisah
untuk perawat yang dipersiapkan dengan gelar yang setingkat dengan gelar
sarjana muda. Mengenali bahwa ada perbedaan antara teknisoriented dan perawat
profesional. Dalam pandangannya, perawat profesional harus berpengetahuan
luas dan berpendidikan ilmuhumaniora, dan keperawatan. Program tersebut akan
mencakup pendidikan dasar dalam bahasa,
matematika, logika, filsafat, psikologi, sosiologi, musik, seni, biologi,
mikrobiologi, fisika, dan kimia,
mata kuliah pilihan dapat mencakup ekonomi,
etika, ilmu politik,antropologi, dan
ilmu komputer (Barret, 1990b). Sehubungan dengan komponen penelitian
kurikulum, Rogers (1994b) berpendapat sebagai berikut;
Mahasiswa S1 (BA) harus mampu
untuk mengidentifikasi masalah, mempunyai alat penyelidikan dan untuk
melakukan studi yang akan memungkinkan mereka untuk menggunakan pengetahuan
untuk perbaikan praktek, dan mereka harus mampu membaca literatur secara
cerdas. Orang-orang yang memiliki gelar master harus dapat melakukan
penelitian terapan .... sedangkan penelitianteoritis, penelitian pokok/dasar
akan dilakukan di program doktor difokuskan padakeperawatansebagai
tempatuntuk belajar.
|
Barrett (1990b)
mencatat bahwa dengan meningkatnya penggunaan teknologi dan tingkat keparahan
penyakit pasien rawat inap, siswa mungkin dibatasi untuk mencari pengalaman
observasi di lembaga-lembaga tertentu. Oleh karena itu, pemerolehan
keterampilan teknis manipulatif harus dicapai ketika praktek di laboratorium
atau ditempat yang lain, seperti klinik dan lembaga kesehatan di rumah. Sisi
lain dari pendidikan meliputi kesehatan,
program promosi, program-managed care, tempat penampungan tunawisma, dan senior centers.
c.
Penelitian
Model konseptual yang dikemukakan oleh Roger memberikan
stimulus dan arah untuk penelitian dan pengembangan teori dalam ilmu
keperawatan. Fawcett (2000), menegaskan bahwa tingkat abstraksi mempengaruhi
pengamatan empiris langsung dan pengujian, mendukung ketetapan ilmu kesatuan
manusia sebagai model konseptual daripada teori pokok. Dia menyatakan dengan jelas
bahwa tujuan pekerjaan adalah sebagai penentu kategorinya jika, seperti dalam
kasus ilmu kesatuan manusia, tujuan dari pekerjaan ini adalah untuk menjelaskan
kerangka dari pengetahuan khusus, pekerjaan adalah sebagai model konseptual
(Frawcett 1995, hal.27).
Dari Model yang
dikemukan oleh Roger, muncul teori yang
menjelaskan fenomena manusia dan mengarahkan praktik keperawatan.Dengan asumsi
implisit, model Rogerian memberikan prinsip-prinsip secara luas yang
pengembangan teori konseptual langsung. Model konseptual memberikan stimulus
dan arah untuk kegiatan ilmiah. Hubungan antara fenomena yang diidentifikasi
menghasilkan teori pokok/inti (pengembangan lebih lanjut dari salah satu aspek
model) dan menengah (deskripsi, penjelasan, atau prediksi aspek konkrit) (
Fawcett, 1995).
Rogers (1986) menyatakan bahwa penelitian di keperawatan
harus memeriksa/menguji kesatuan manusia secaraterintegrasi dengan lingkungan
mereka. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian keperawatan adalah untuk
memeriksa/menguji dan memahami fenomena, dari pemahaman ini, kegiatan membentuk
pola yang mempromosikan penyembuhan dilakukan. Untuk mendapatkan pemahaman yang
lebih jelas dari pengalaman hidup, persepsi seseorang dan kesadaran hidup
terhadap apa yang terjadi adalah suatukeharusan. Berbagai acara yang berkaitan
dengan fenomena manusia memberikan data pengalaman untuk penelitian yang
diarahkan untuk medapatkan dinamis kehidupan manusia, dan perubahan dari
pengalaman hidup manusia. Memilih metodologi yang benar untuk meneliti orang dan
lingkungan yang terkait dengan kesehatan adalah tantangan bagi Peneliti Rogerian. Kedua pendekatan kuantitatif dan kualitatif telah digunakan dalam ilmu kesatuan penelitian manusia,
meskipun tidak semua peneliti setuju bahwa keduanya cocok untuk digunakan. Para
peneliti setuju bahwa ontologis dan epistemologis kesesuaian antara model
dan pendekatan harus dipertimbangkan dan tercermin dari pertanyaan penelitian
(research question) (Barrett, Cowling, Carboni, & Butcher, 1997). Kuantitatif eksperimental dan quasi - eksperimen tidak cocok untuk
digunakan, karena tujuan dari kedua jenis penelitian ini adalah untuk
mengungkapkan hubungan kausal. Penelitian deskriptif,
explanatory, dan korelasional desain
lebih tepat untuk digunakan, karena jenis penelitian ini bertujuan untuk
mengenali "sifat kesatuan
phenomena/masalah yang dikaji/diteliti" dan mungkin "memberikan bukti pola perubahan antar
variabel" (Sherman, 1997, hal. 132).
Metodologi penelitian khusus yang muncul dari teori tingkat menengah (middle range theories)
adalah berdasarkan model Rogerian dengan tujuan untuk mengetahui fenomena –
manusia dan lingkungan. Sebagai sarana untuk mengetahui kesatuan manusia,
Cowling (1998) menjelaskan proses pola
apresiasi dengan menggunakan metode penelitianstudi kasus dan penelitian
gabungan. Studi kasus bisa digunakan oleh semua orang (irreducibility), yang
bertujuan untuk memahami esensi (pola), dan memperhatikan keterkaitan yang ada
pada fenomena. Sebuah profil pola terdiri dari sinopsis dan sintesis data
(Barrett, et al., 1997). Metode inovatif lainnya yang dapat digunakan untuk
merekam dan masuk kedalam fenomena dibidang lingkungan hidup manusia adalahfoto -disclosure (Bultemeier, 1997), interpretasi teks hermeneutik (Alligood
& Fawcett, 1999), dan pengukuran efek
dialog dikombinasikan dengan modalitas
non-invasif (Leddy & Fawcett, 1997).
Pengembangan
instrumen Rogerian telah meluas dan terus berkembang. Dan berbagai macam
instrumen untuk mengukur fenomena lingkungan-manusia telah ditemukan (Tabel
13-2). Munculnya teori, metodologi, dan instrumen secara terusmenerus
menunjukan pentingnya ilmu Rogerian untuk keperawatan
5.
Testability
Dua teori keperawatan yang menonjol
yang didasarkan pada Model Rogers adalah teori dari Newman Kesehatan memperluas kesadaran dan teori Parse menjadi manusia (Fowcek, 2000). Banyak teori yang muncul dari tiga
prinsip homeodynamic Rogers berikut:
1) ehlicy, 2) resonancy, dan 3) integralistik (gambar 13-1). Eksemplar dari
teori yang berasal dari prinsip-prinsip homeodynamic
termasuk kemampuan mengetahui partisipasi dalam perubahan (helicy)
(Barrett, 1990a), teori disonansi (resonancy) (Bultemeier, 1993), dan teori interactive rhythms (integral) ( Floyd,
1983). Teori lainnya mencakup dibidang gerakan
manusia (human motion) (Frence, 1986b), kreativitas,
aktualisasi, dan empati
(Alligood, 1991b) dan transendensi-diri
(Reed, 1991).
6.
Parsimony
Penelitian yang sedang berlangsung dalam model ini telah
menyederhanakan dan menjelaskan beberapa konsep dan hubungannya. Namun, ketika
model diperiksa/diuji dalam perspektif total, masih ada diantaranya yang
tergolong kompleks. Dengan penggunaannya secara terus menerus dalam praktek,
penelitian, dan pendidikan, perawat akan tertarik untuk menggunakan model
tersebut. Whall (1987) mencatat, "Dengan hanya tiga prinsip, beberapa
konsep utama, dan lima asumsi, Rogers telah menjelaskan sifat manusia dan
proses kehidupan"
7.
Value
in extending nursing science
Rogers (1986a)
meyakini bahwa pengembangan pengetahuan dalam model nya adalah "proses
yang tiada akhir" dengan menggunakan "beragam pengetahuan dari
berbagai sumber ... untuk menciptakan sebuah kaleidoskop dariprobabilitas"
. Eksplorasi/temuan terbaru dari Rogerian adalah ulama menjadi Buddha, Hindu,
dan filsafat aborigin( Madrid, 1997).
Faucet (2000)
mengidentifikasi tiga teori dasar berikut yang dikembangkan oleh Rogers dari
Ilmu Kesatuan Manusia:
1. Theory
of accelerating evolution
2. Theory
of rhythmical correlates of change
3. Theory
of paranormal phenomena
Baca Juga: TEORI MEDELINE LEININGER : TRANSCULTURAL NURSING
DAFTAR
PUSTAKA
Fawcett, J.
(2005). Contemporary Nursing Knowledge : Analysis and Evaluation of Nursing
Models and Theories. Philadelphia F.A Davis Company.
Lisa
Blumenschein, B., RN, BN. (2009). Analysis and Application of Rogers' Science
of Unitary Human Beings. 16(1).
Martha Raile
Alligood, R., PhD. (2004). An Interpretive Study of Martha Rogers Conception of
Pattern. 12(1).
Tomey, A. M.,
& Alligood, M. R. (1998). Nursing Theorists and Their Work. St Louis
Mosby-Year book Inc.
Violet M.
Malinski, R. P. (2009). Evolving Paths of Transformative Change in Rogerian
Nursing Science. 16(1).
0 comments:
Post a Comment