Monday, December 5, 2016

ANALISIS TEORI KEPERAWATAN MARTHA E. ROGERS (UNITARY HUMAN BEINGS)




2.1 ANALISIS TEORI KEPERAWATAN MARTHA E. ROGERS (UNITARY HUMAN BEINGS)
       1.    Background of the teorist
Martha E. Rogers lahir 12 Mei 1914 di Dallas, Texas anak tertua dari empat bersaudara, dari pasangan Bruce Tailor Rogers dan Lucy Mulholland Keener Rogers. Ia memulai pendidikan tingginya di Universitas Tennessee di Knoxville, dimana ia mempelajari ilmu pengetahuan dari tahun 1931 sampai 1933. Ia meraih diploma ilmu keperawatan dari General Hospital School of Nursing di tahun 1936. Tahun 1937 ia menerima B.S. dari George Peabody College di Nashville, Tennessee. Gelar sarjana lainnya adalah M.A. di bidang public health nursing supervision dari Teacher’s Collage, Universitas Collumbia, New York tahun 1945; M.P.H. tahun 1952 dan Sc,D. tahun 1954. Keduanya dari Universitas John Hopkins di Baltimore (Tomey & Alligood: 2006)

Selama 21 tahun dari tahun 1954 sampai 1975, ia menjadi profesor dan Kepala Divisi Keperawatan di Universitas New York. Sejak tahun 1975, ia diangkat menjadi profesor dan di tahun 1979 ia menjadi profesor emeritus. Praktek awal keperawatan Rogers di perawatan kesehatan publik pedesaan di Michigan dan pengawas perawat tamu, pendidikan dan praktek di Connecticut. Rogers kemudian mendirikan praktek Pelayanan Kunjungan Perawat Phoenix di Arizona. Ia memegang gelar profesor ini sampai ia meninggal pada 13 Maret 1994 pada umur 79 tahun.
 Karya-karyanya termasuk tiga buku dan 200 artikel, ia terus menulis dan menerbitkannya secara luas. Ia pernah memberi kuliah di 46 negara bagian diantaranya adalah Columbia, Puerto Rico, Mexico, Belanda, China Newfoundland, Brazil dan negara-negara lain (M. Rogers, personal communication: 1988 dalam Tomey & Alligood: 2006). Rogers mendapatkan gelar doktor kehormatan dari beberapa lembaga-lembaga terkenal seperti Universitas Duquesne, Universitas San Diego, Iona College, Universitas Farfield, Universitas Emory, Universitas Adelphi, Mercy College, dan Universitas Topeka, Washburn. Berbagai penghargaan bagi kontribusinya dan kepemimpinan dalam keperawatan bagi inspirasi kepemimpinan di Field Intergroup Relations oleh Chi Eta Phi Sorority, sebagai pengakuan atas kontribusi luar biasa bagi keperawatan oleh Universitas New York, dan untuk gelar kehormatan pada pelayanan keperawatan oleh Teachers College. Selain itu Universitas New York membuat rumah khusus Martha E. Rogers sebagai pusat untuk pembelajaran ilmu keperawatan. Pada tahun 1996, Rogers secara anumerta dilantik sebagai Hall of Fame American Nurses Association.

        2.    Philosophical underpinnings of the theory
Keaslian sistem konsepnya terlihat dan terus menerus mengalami pengembangan saat ia terlibat dalam seni liberal dan pengetahuan. Modelnya yang pertama dipublikasikan tahun 1970, yaitu An Introduction to The Theoritical Basis of Nursing. Rogers kemudian melanjutkan dengan memperjelas dan mendefinisikan konsep-konsepnya dalam buku-buku dan presentasi-presentasi berikutnya, seperti “The Science of Unitary Human Beings: A Paradigm for Nursing.”
Rogers mengambil pengetahuan dari antropologi, psikologi, sosiologi, astronomi, agama, filsafat, sejarah, biologi, fisika, matematika, sastra dan sumber-sumber lainnya yang membangun modelnya berdasarkan kesatuan manusia (unitary human beings) dan lingkungan sebagai bidang-bidang energi yang menyatu dengan proses kehidupan. Pernyataannya yang sering diulang dalam tulisannya, “Man is a unified whole possesing his own integrity and manifesting characteristics that are more than and different from the sum of his parts” yang artinya (manusia merupakan kesatuan keseluruhan integritasnya dan manifestasi karakteristik-karakteristik yang lebih dan berbeda dengan jumlah bagian-bagiannya). Prolognya dalam buku yang berjudul An Introduction to The Theoritical Basis of Nursing, ia menyatakan, “Warisan-warisan biologis, fisik, sosial, psikologis dan spiritual manusia merupakan kesatuan yang tidak dapat dibagi sebagai fakta-fakta ilmiah yang digabungkan dengan keramahan manusia.
Beberapa sumber memberi pengaruh pada teori-teori Rogers. Selama pertengahan abad 19, pendapat-pendapat Florence Nightingale dan data statistik, yang menempatkan manusia sebagai kerangka kerja dari dunia yang natural. Ini merupakan dasar dari ilmu keperawatan modern yang memulai investigasi keperawatan tentang hubungan manusia dengan lingkungan (Rogers: 1970 dalam Tomey & Alligood: 2006). Newman (1997) dalam Tomey & Alligood (2006) mendiskripsikan ilmu kesatuan manusia sebagai “studi tentang pergerakan, pengalaman intuitif dari perawat dalam proses yang saling berhubungan dengan orang yang mereka layani.”
Tahun 1935 Burr dan “The Electro Dynamic Theory oh Life” karya Northrop menyatakan konsep-konsep pola dan organisasi bidang elektrodinamis, hasil dari aktivitas keseluruhan, organisasi, dan kontinuitas. Rogers menyatakan, “Bidang elektris mengubah sel sebagai unit fundamental sistem-sistem biologis.” Tahun 1950-an Von Bertainty memperkenalkan teori sistem-sistem umum, yang menyajikan ilmu pengetahuan umum menyeluruh. Istilah negentropy telah digunakan untuk menerangkan peningkatan urutan (order), kompleksitas dan heterogenitas. Topik dari tulisan-tulisan dan pembahasan Roger dapat dinyatakan, “Anda tidak dapat memahami keseluruhan (whole) dengan mempelajari bagian-bagiannya, dan keseluruhan itu lebih dan berbeda dengan jumlah bagian-bagiannya.” (Tomey & Alligood: 2006).

         3.    Major assumption, concept, and relationship
a.    Concept
Di tahun 1970 model konsep perawatan karya Roger meletakkan sekumpulan asumsi-asumsi dasar yang menggambarkan proses kehidupan manusia. Proses kehidupan dicirikan oleh kesatuan (wholeness), keterbukaan (openness), kesatuan arah (unidirectionality), pola (pattern) dan organisasi (organization), sentience dan pemikiran (thought) pada karakteristik proses kehidupan (Rogers: 1970 dalam Tomey & Alligood: 2006).
Di dalam paradigmanya 1983 ia merumuskan empat blok bangunan sebagai modelnya. Yakni bangunan energi (energy field), banguna keuniversalan sistem terbuka (a universe of open system), pola (pattern), dan empat kedimensian (pandimensionality).
1.    Energy field
Merupakan unit mendasar dari kehidupan dan non-kehidupan. Field merupakan konsep kesatuan dan energy menerangkan sifat dinamis bangunan. “Bangunan-banguna energi bersifat tk terbatas. Dua bangunan yang dikenali: bangunan makhluk hidup dan bangunan lingkungan.” Keduanya tidak dapat dikurangi (irreducible).
2.    A universe of open system
Konsep keuniversalan sistem-sistem terbuka menganggap bahwa bangunan energi bersifat tak terbatas (infinite) dan terbuka, menyatu (integral) satu dengan yang lain.
3.    Pattern
“Patterns identifies energy fields. It is the distinguishing characteristic of a field and is perceived as a single wave. The nature of the pattern changes continously and innovatively. Each human field pattern is unique and is integral with is own environmental field.” (pola menerangkan bangunan-bangunan energi. Ini membedakan karakteristik suatu bangunan dan dirasakan sebagai gelombang tunggal. Sifat pola berubah secara kontinyu dan inovatif. Setiap pola bangunan makhluk hidup adalah unik dan menyatu dengan bangunan lingkungannya sendiri.
4.    Pandimensionality
Pandimensionality didefinisikan sebagai domain non-linier tanpa atribut-atribut yang renggan (spatial) atau temporal. “Seluruh realitas dirumuskan menjadi pandimensionality”.
b.    Major Assumption
1.    Keperawatan
Keperawatan adalah ilmu humanisti/humanitarian yang menggambarkan dan memperjelas bahwa manusia dalam strategi yang utuh dan dalam perkembangan hipotesis secara umum dengan memperkirakan prinsip – prinsip dasar untuk ilmu pengetahuan praktis. Ilmu keperawatan adalah ilmu kemanusiaan, mempelajari tentang alam dan hubungannya dengan perkembangan manusia.
Rogers mengungkapkan bahwa aktivitas yang di dasari prinsip – prinsip kreatifitas, seni dan imaginasi. Aktifitas keperawatan dinyatakan Rogers merupakan aktifitas yang berakar pada dasar ilmu pengetahuan abstrak, pemikiran intelektual, dan hati nurani. Rogers menekankan bahwa keperawatan adalah disiplin ilmu yang dalam aktifitasnya mengedepankan aplikasi keterampilan, dan teknologi. Aktivitas keperawatan meliputi pengkajian, intervensi, dan pelayanan rehabilitatif senantiasa berdasar pada konsep pemahaman manusia / individu seutuhnya.
2.    Manusia
Berdasarkan pada kerangka konsep yang dikembangkan oleh Roger ada 5 asumsi mengenai manusia, yaitu :
a)  Manusia merupakan makhluk yang memiliki kepribadian unik, antara satu dan lainnya berbeda di beberapa bagian. Secara signifikan mempunyai sifat-sifat yang khusus jika semuanya jika dilihat secara bagian perbagian ilmu pengetahuan dari suatu subsistem tidak efektif bila seseorang memperhatikan sifat-sifat dari sistem kehidupan manusia. Manusia akan terlihat saat bagiannya tidak dijumpai.
b)  Berasumsi bahwa individu dan lingkungan saling tukar-menukar energi dan material satu sama lain. Beberapa individu mendefenisikan lingkungan sebagai faktor eksternal pada seorang individu dan merupakan satu kesatuan yang utuh dari semua hal.
c)  Bahwa proses kehidupan manusia merupakan hal yang tetap dan saling bergantung dalam satu kesatuan ruang waktu secara terus menerus. Akibatnya seorang individu tidak akan pernah kembali atau menjadi seperti yang diharapkan semula.
d)  Perilaku pada individu merupakan suatu bentuk kesatuan yang inovatif.
e)  Manusia bercirikan mempunyai kemampuan untuk abstrak, membayangkan, bertutur bahasa dan berfikir, sensasi dan emosi. Dari seluruh bentuk kehidupan di dunia hanya manusia yang mampu berfikir dan menerima dan mempertimbangkan luasnya dunia.

3.    Kesehatan
Roger menggunakan kesehatan dalam berbagai tulisan terdahulu tanpa menjelaskan definisi polanya. Dia menggunakan pola kesehatan pasif untuk mencirikan kondisi yang tidak bagus dan adanya penyakit serta sakit yang umum. Dia mempromosikan kesehatan positif berkonotasi langsung dalam membantu dengan peluang yang teratur. Kemudian dia menulis bahwa kondisi tidak sehat adalah pola lebih baik  karena pola kesehatan sangat ambigu. Roger menggunakan kesehatan sebagai nilai yang didefinisikan oleh budaya atau individu. Sehat dan sakit adalah manifestasi dari pola dan telah dipertimbangkan untuk menunjukkan tingkah laku yang mempunyai nilai tinggi dan nilai rendah. Bahkan dimanifestasikan dalam perluasan mengindikasi proses hidup untuk memberikan penghargaan kesehatan yang maksimal berdasarkan beberapa sistem yang bernilai. Dalam ilmu Roger, fenomena utama dalam konsep sistem keperawatan adalah proses kehidupan manusia. Proses kehidupan tersebut beragam kreatif dan dinamis, terpisahkan dari lingkungan, dan ditandai oleh keutuhan.

4.    Lingkungan
Roges mendefinisikan lingkungan sebagai dimensi yang tereduksi ditandai dengan pola dan perbedaan manifestasi karakteristik dari semua bagian. Masing2 lingkungan spesifik memberikan ke manusia, perubahan terus menerus dan kreatif. Lingkungan adalah jumlah tak terbatas dan perubahan secara kontinu inovatif, tak terprediksi dan ditandai oleh peningkatan keragaman. Lingkungan dan manusia dapat diidentifikasi oleh manifestasi  perubahan gelombang pola secara terus menerus. Lingkungan dan manusia berkesinambungan dan proses sejajar.
c.    Relationship
Sebagai sistem hidup dan sumber energi, individu mampu mengambil energi dan informasi dari lingkungan dan menggunakan energi dan informasi untuk lingkungan. Karena pertukaran ini individu adalah sistem terbuka yang mendasari dan membatasi asumsi-asumsi utama Martha E Roger. Menurut Martha E Roger ilmu tentang keperawatan berhubungan langsung dengan proses kehidupan manusia dan bertujuan untuk menjelaskan dan memperkirakan kealamiahan dan hubungannya dengan perkembangan. Untuk memperkuat teorinya Martha E. Rogers mengkombinasikan konsep manusia seutuhnya dengan prinsip homeodinamik yang kemudian di kemukakannya.
Dari konsep ini, Rogers menurunkan prinsip-prinsip Hemodinamikanya, yang merumuskan suatu cara merasakan kesatuan manusia.  Teori hemodinamikanya menyatakan bahwa dalam keperawatan dipergunakan prinsip hemodinamika untuk melayani manusia, yaitu :
1. Integritas (Integrality), adalah proses berhubungan yang menguntungkan antar manusia dan lingkungannya secara berkesinambungan.
2. Resonansi (Resonancy), Prinsip ini membicarakan tentang alam dan perubahan yang terjadi antara manusia dan lingkungan. Resonansi dapat dijelaskan sebagai suatu pola-pola gelombang yang ditunjukkan dengan perubahan-perubahan dari frekuensi terendah ke frekuensi yang lebih tinggi pada gelombang perubahan.
3. Helicy, Prinsip yang menyatakan bahwa keadaan alami dan hubungan manusia dan lingkungan adalah berkesinambungan, inovatif, ditunjukkan dengan peningkatan jenis pola-pola perilaku manusia dan lingkungan yang menimbulkan kesinambungan, menguntungkan, merupakan interaksi yang simultan antara manusia dan lingkungan bukan menyatakan ritmitasi.


      4.    Usefulness
a.    Praktik
      Rogerian model adalah sebuah system abstrak yang berdasarkan pendekatan praktek keperawatan. Model Rogers, menekankan totalitas pengalaman dan eksistensi yang sejalan/relevan dengan sistem perawatan kesehatan saat ini di mana rangkaian perawatan lebih penting daripada episodic illness dan rawat inap. Model ini memberikan kerangka filosofis untuk melihat fenomena kesatuan lingkungan hidup manusia. Dalam kerangka Rogerian, keperawatan didasarkan pada pengetahuan teoritis yang membimbing praktek keperawatan. Praktek keperawatan yang professional adalah yang kreatif dan imajinatif dan keberadaannya untuk melayani orang-orang atau masyarakat. Hal ini mengakar dalam penilaian intelektual, pengetahuan abstrak, dan perasaan manusia.
                        Secara historis, keperawatan menyamakan antara latihan/praktek dengan praktis dan teori dengan tidak praktis. Lebih tepatnya, teori dan praktek adalah dua komponen yang saling berkaitan dalam praktek keperawatan. Alligood (1994) menjelaskan bagaimana teori dan praktek saling terkait satu sama lain, kedua hal tersebut saling mendukung dalam memperluas dan meningkatkan ilmu keperawatan. Ilmu keperawatan memberikan kerangka untuk penerapan emergentartistic untuk keperawatan (Rogers, 1970).
                        Di dalam Model Roger, praktek proses berpikir secara kritis dapat dibagi menjadi tiga komponen: pola penilaian, saling mempola, dan evolusi. Cooding (1990) memperkenalkan template untuk pola berbasis praktik keperawatan. Template ini dikembangkan dari ilmu Rogerian dan diterima secara luas oleh perawat. Bultemeier (2002), yang mengembangkan ide-ide Cowling dan mengatakan bahwa Rogerian model adalah berdasarkan teori dan praktek, dia juga mengatakan bahwa dengan adanya praktek akan membentuk perspektif kesatuan.
                        Cowling (1993, 2000) menyatakan bahwa pola penaksiran(pattern appraisal) bertujuan untuk menghindari kategori reduksionistik fisik, mental, spiritual, emosional, budaya, dan kerangka penilaian sosial. Melalui observasi dan partisipasi, perawat fokus pada ekspresi manusia, pengalaman, dan persepsi untuk membentuk profil pasien. Eksplorasi Reksa pola muncul untuk mengidentifikasi tema yang dominan didalam proses dibidang kesatuan pandimensional manusia dan lingkungan.  Saling pengertian berarti  mengetahui partisipasi tetapi tidak menyebabkan perawat merubah resep atau memprediksi hasil. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Cowling (2000)"Sebuah ciri penting dari proses apresiasi pola kesatuan, penyembuhan melalui proses apresiasi, dan juga penyembuhan melalui apresiasiasi secara menyeluruh, adalah kesediaan dari ilmuwan atau praktisi untuk tidak mengharapakan adanya perubahan” . Evaluasi berpusat pada persepsi  yang muncul ketika saling mempola.
                        Pola modalitas noninvasif digunakan dalam praktek Rogerian, namun tidak dibatasi pada therapeutic touch, massage, guided imagery, meditation, self-reflection, guided reminiscence, journal keeping, humor, hypnosis, sleep, hygiene, dietary manipulation, music, and physical exercise (Alligood, 1991a; Barrett, 2000; Bultemeier, 1993; Covington, 2001; Malinski, 1986; Smith, Kemp, Hemphill, dan Vojir, 2002; Wright, 1987). Barret (1998) mencatat bahwa integral modalitas ini adalah dialog yang bermakna, terpusat, dan keaslian pandimensional (keaslian, kepercayaan, penerimaan, dan kepedulianpengetahuan)". Perawat berpartisipasi dalam pengalaman hidup kesehatan dalam berbagai peran, termasuk “fasilitator dan pendidik, advoka, asesor, perencana, koordinator, dan kolaborator" dengan menerima keragaman, mengenali pola, melihat perubahansebagaihal yang positif, dan menerima keterkaitan hidup (Malinski, 1986, p . 27) dalamperan-perantersebutperawatdiperlukan untuk "meninggalkan ide-ide yang lama dari waktu, ruang, dan hasil "(Malinski, 1997, hal. 115).
                        Model Rogerian memberikan kerangka yang menantang dan inovatif untuk merencanakan dan melaksanakan praktik keperawatan, Barrett (1998) mendefinisikan Rogerian sebagai "proses yang berkesinambungan (kesediaan saling membentuk) dimana perawat membantu klien untuk bebas memilih dengan kesadaran untuk berpartisipasi dalam kesejahteraan mereka"
b.    Pendidikan
Rogers mangemukakan dengan jelas pedoman untuk pendidikan keperawatan dalam ilmu kesatuan manusia. Roger membahas struktur program pendidikan keperawatan untuk mengajar perawat sebagai ilmu dan sebagai profesi yang dipelajari. Barrett (1990b) menyebut Rogers sebagai "pendapat yang konsisten yang menolak antieducationalism dan ketergantungan" (hal.306). Model Roger menggambarkan dengan jelas nilai-nilai dan keyakinan tentang manusia, kesehatan, keperawatan, dan proses pendidikan. Dengan demikian, model Roger tersebut telah digunakan untuk memandu pengembangan kurikulum di semua tingkat pendidikan keperawatan (Barrett, 1990b;Hellwig & Ferrante, 1993; Mathwig, Young & Pepper, 1990). Rogers (1990) menyatakan bahwa perawat harus berkomitmen untuk belajar sepanjang hayat dan memegang"sifat praktik keperawatan (penggunaan pengetahuan untuk kemajuan manusia)"
Rogers mendukung lisensi terpisah untuk perawat yang dipersiapkan dengan gelar yang setingkat dengan gelar sarjana muda. Mengenali bahwa ada perbedaan antara teknisoriented dan perawat profesional. Dalam pandangannya, perawat profesional harus berpengetahuan luas dan berpendidikan ilmuhumaniora, dan keperawatan. Program tersebut akan mencakup pendidikan dasar dalam bahasa, matematika, logika, filsafat, psikologi, sosiologi, musik, seni, biologi, mikrobiologi, fisika, dan kimia, mata kuliah pilihan dapat mencakup ekonomi, etika, ilmu politik,antropologi, dan ilmu komputer (Barret, 1990b). Sehubungan dengan komponen penelitian kurikulum, Rogers (1994b) berpendapat sebagai berikut;
Mahasiswa S1 (BA) harus mampu untuk mengidentifikasi masalah, mempunyai alat penyelidikan dan untuk melakukan studi yang akan memungkinkan mereka untuk menggunakan pengetahuan untuk perbaikan praktek, dan mereka harus mampu membaca literatur secara cerdas. Orang-orang yang memiliki gelar master harus dapat melakukan penelitian terapan .... sedangkan penelitianteoritis, penelitian pokok/dasar akan dilakukan di program doktor difokuskan padakeperawatansebagai tempatuntuk belajar.
Barrett (1990b) mencatat bahwa dengan meningkatnya penggunaan teknologi dan tingkat keparahan penyakit pasien rawat inap, siswa mungkin dibatasi untuk mencari pengalaman observasi di lembaga-lembaga tertentu. Oleh karena itu, pemerolehan keterampilan teknis manipulatif harus dicapai ketika praktek di laboratorium atau ditempat yang lain, seperti klinik dan lembaga kesehatan di rumah. Sisi lain dari pendidikan meliputi kesehatan, program promosi, program-managed care, tempat penampungan tunawisma, dan senior centers.
c.    Penelitian
Model konseptual yang dikemukakan oleh Roger memberikan stimulus dan arah untuk penelitian dan pengembangan teori dalam ilmu keperawatan. Fawcett (2000), menegaskan bahwa tingkat abstraksi mempengaruhi pengamatan empiris langsung dan pengujian, mendukung ketetapan ilmu kesatuan manusia sebagai model konseptual daripada teori pokok. Dia menyatakan dengan jelas bahwa tujuan pekerjaan adalah sebagai penentu kategorinya jika, seperti dalam kasus ilmu kesatuan manusia, tujuan dari pekerjaan ini adalah untuk menjelaskan kerangka dari pengetahuan khusus, pekerjaan adalah sebagai model konseptual (Frawcett 1995, hal.27).
Dari Model  yang dikemukan oleh Roger, muncul  teori yang menjelaskan fenomena manusia dan mengarahkan praktik keperawatan.Dengan asumsi implisit, model Rogerian memberikan prinsip-prinsip secara luas yang pengembangan teori konseptual langsung. Model konseptual memberikan stimulus dan arah untuk kegiatan ilmiah. Hubungan antara fenomena yang diidentifikasi menghasilkan teori pokok/inti (pengembangan lebih lanjut dari salah satu aspek model) dan menengah (deskripsi, penjelasan, atau prediksi aspek konkrit) ( Fawcett, 1995).
Rogers (1986) menyatakan bahwa penelitian di keperawatan harus memeriksa/menguji kesatuan manusia secaraterintegrasi dengan lingkungan mereka. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian keperawatan adalah untuk memeriksa/menguji dan memahami fenomena, dari pemahaman ini, kegiatan membentuk pola yang mempromosikan penyembuhan dilakukan. Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih jelas dari pengalaman hidup, persepsi seseorang dan kesadaran hidup terhadap apa yang terjadi adalah suatukeharusan. Berbagai acara yang berkaitan dengan fenomena manusia memberikan data pengalaman untuk penelitian yang diarahkan untuk medapatkan dinamis kehidupan manusia, dan perubahan dari pengalaman hidup manusia. Memilih metodologi yang benar untuk meneliti orang dan lingkungan yang terkait dengan kesehatan adalah tantangan bagi Peneliti  Rogerian. Kedua pendekatan kuantitatif dan kualitatif telah digunakan dalam ilmu kesatuan penelitian manusia, meskipun tidak semua peneliti setuju bahwa keduanya cocok untuk digunakan. Para peneliti setuju bahwa ontologis dan epistemologis kesesuaian antara model dan pendekatan harus dipertimbangkan dan tercermin dari pertanyaan penelitian (research question) (Barrett, Cowling, Carboni, & Butcher, 1997). Kuantitatif eksperimental dan quasi - eksperimen tidak cocok untuk digunakan, karena tujuan dari kedua jenis penelitian ini adalah untuk mengungkapkan hubungan kausal. Penelitian deskriptif, explanatory, dan korelasional desain lebih tepat untuk digunakan, karena jenis penelitian ini bertujuan untuk mengenali "sifat kesatuan phenomena/masalah yang dikaji/diteliti" dan mungkin "memberikan bukti pola perubahan antar variabel" (Sherman, 1997, hal. 132).
Metodologi penelitian khusus yang muncul dari teori tingkat menengah (middle range theories) adalah berdasarkan model Rogerian dengan tujuan untuk mengetahui fenomena – manusia dan lingkungan. Sebagai sarana untuk mengetahui kesatuan manusia, Cowling (1998) menjelaskan proses pola apresiasi dengan menggunakan metode penelitianstudi kasus dan penelitian gabungan. Studi kasus bisa digunakan oleh semua orang (irreducibility), yang bertujuan untuk memahami esensi (pola), dan memperhatikan keterkaitan yang ada pada fenomena. Sebuah profil pola terdiri dari sinopsis dan sintesis data (Barrett, et al., 1997). Metode inovatif lainnya yang dapat digunakan untuk merekam dan masuk kedalam fenomena dibidang lingkungan hidup manusia adalahfoto -disclosure (Bultemeier, 1997), interpretasi teks hermeneutik (Alligood & Fawcett, 1999), dan pengukuran efek dialog dikombinasikan dengan modalitas non-invasif (Leddy & Fawcett, 1997).
Pengembangan instrumen Rogerian telah meluas dan terus berkembang. Dan berbagai macam instrumen untuk mengukur fenomena lingkungan-manusia telah ditemukan (Tabel 13-2). Munculnya teori, metodologi, dan instrumen secara terusmenerus menunjukan pentingnya ilmu Rogerian untuk keperawatan

      5.    Testability
Dua teori keperawatan yang menonjol yang didasarkan pada Model Rogers adalah teori dari Newman Kesehatan memperluas kesadaran dan teori Parse menjadi manusia (Fowcek, 2000). Banyak teori yang muncul dari tiga prinsip homeodynamic Rogers berikut: 1) ehlicy, 2) resonancy, dan 3) integralistik (gambar 13-1). Eksemplar dari teori yang berasal dari prinsip-prinsip homeodynamic termasuk kemampuan mengetahui partisipasi dalam perubahan (helicy) (Barrett, 1990a), teori disonansi (resonancy) (Bultemeier, 1993), dan teori interactive rhythms (integral) ( Floyd, 1983). Teori lainnya mencakup dibidang gerakan manusia (human motion) (Frence, 1986b), kreativitas, aktualisasi, dan empati (Alligood, 1991b) dan transendensi-diri (Reed, 1991).

      6.    Parsimony
Penelitian yang sedang berlangsung dalam model ini telah menyederhanakan dan menjelaskan beberapa konsep dan hubungannya. Namun, ketika model diperiksa/diuji dalam perspektif total, masih ada diantaranya yang tergolong kompleks. Dengan penggunaannya secara terus menerus dalam praktek, penelitian, dan pendidikan, perawat akan tertarik untuk menggunakan model tersebut. Whall (1987) mencatat, "Dengan hanya tiga prinsip, beberapa konsep utama, dan lima asumsi, Rogers telah menjelaskan sifat manusia dan proses kehidupan"

     7.    Value in extending nursing science
Rogers (1986a) meyakini bahwa pengembangan pengetahuan dalam model nya adalah "proses yang tiada akhir" dengan menggunakan "beragam pengetahuan dari berbagai sumber ... untuk menciptakan sebuah kaleidoskop dariprobabilitas" . Eksplorasi/temuan terbaru dari Rogerian adalah ulama menjadi Buddha, Hindu, dan filsafat aborigin( Madrid, 1997).
Faucet (2000) mengidentifikasi tiga teori dasar berikut yang dikembangkan oleh Rogers dari Ilmu Kesatuan Manusia:
1.      Theory of accelerating evolution
2.      Theory of rhythmical correlates of change
3.      Theory of paranormal phenomena




Baca Juga: TEORI MEDELINE LEININGER : TRANSCULTURAL NURSING


DAFTAR PUSTAKA

Fawcett, J. (2005). Contemporary Nursing Knowledge : Analysis and Evaluation of Nursing Models and Theories. Philadelphia F.A Davis Company.

Lisa Blumenschein, B., RN, BN. (2009). Analysis and Application of Rogers' Science of Unitary Human Beings. 16(1).

Martha Raile Alligood, R., PhD. (2004). An Interpretive Study of Martha Rogers Conception of Pattern. 12(1).

Tomey, A. M., & Alligood, M. R. (1998). Nursing Theorists and Their Work. St Louis Mosby-Year book Inc.

Violet M. Malinski, R. P. (2009). Evolving Paths of Transformative Change in Rogerian Nursing Science. 16(1).


0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Facebook Themes