Practice theory lebih spesifik
dan jelas cakupannya dibanding middle range theory, teori pada
level ini juga didefinisikan juga sebagai prescriptive theory,
situations-spesific theory, dan micro theory. Practice
theorymenetukan tindakan atau intervensi keperawatan yang cocok untuk
mencapai tujuan tertentu, fokus pada fenomena keperawatan yang spesifik dengan
memberikan arahan langsung pada praktek keperawatan dan mempunyai pernyataan
teoritis yang jelas, hipotesis dengan menguraikan kejelasan fenomone. Practice
theorymenyediakan kerangka kerja untuk intervensi keperawatan dan
memprediksi hasil dan efek dari praktek keperawatan itu sendiri (Peterson &
Bredow, 2004).
Practice theory berkembang
dari middle range theory, pengalaman praktik keperawatan dan
uji empiris. Pengalaman praktik klinis perawat dapat menjadi sumber utama untuk
pengembangan practice theorykeperawatan. Kedalaman dan kompleksitas
teori keperawatan digambarkan dan dijelaskan melalui apresiasi secara mendalam
terhadap fenomena keperawatan dan hubungan antara aspek pada situasi
keperawatan (McKenna, 1997). Contoh Practice theory yaitu bonding
attachment theory, therapeutic touch, exercise as selfcare, caring for patient
with chronic skin disease, quality of care, dll (Peterson &
Bredow, 2004).
Konsep Mikro Teori/ Teori Praktek
Paradigma dan Teori Keperawatan dapat dijadikan kedalam satu kelompok, yaitu berdasarkahn urutan/hierarki Ilmu pengetahuan yang telah kita kenal yaitu (diurutkan berdasar yang paling abstrak hingga yang paling praktikal) :
1. Metaparadigma : Orang, Lingkungan, Kesehatan dan Keperawatan.
2. Philosophy : Nightingle
3. Model Konseptual : Neuman sistem model
4. Teori : Grand teori, Midle range teori,
(Alligood, M.R., & Tomey, A.M. 2006. Nursing Theory).
Konsep Mikro Teori/ Teori Praktek
Mikro teori/ teori praktek merupakan teori
yang dikembangkan berdasarkan perkembangan dari middle range theory, karenanya teori ini lingkupnya lebih sempit dan lebih konkrit keabstrakannya
dibandingkan dengan ketiga teori dalam
tingkatan teori. (Jacox, 1974 dalam McKenna, 1997). Lebih lanjut dikatakan,
teori praktek/ micro theory adalah
teori yang memberikan arahan langsung pada perawat untuk mencapai tujuan,
artinya teori ini memberikan suatu produk intervensi spesifik yang harus dilakukan perawat agar
dapat memberi efek pada kondisi pasien. Parker dan Smith (2010) menyatakan bahwa teori praktik
adalah deskripsi dan perkembangan dari tindakan keperawatan yang telah ada dan
dikembangkan untuk digunakan pada situasi keperawatan yang spesifik.
Berdasarkan Ellis dalam Reed et al,
2004, mengatakan bahwa semua pengetahuan keperawatan dikembangkan untuk
praktek, sehingga semua teori keperawatan tanpa menghiraukan tingkatannya maka
merupakan teori praktek.
Idealnya teori praktik berhubungan erat
dengan konsep dari middle range theory dan dibawah kerangka kerja dari grand theory. Contohnya tindakan
keperawatan yang dapat dikembangkan menjadi teori praktik yaitu perawat
mengetahui bahwa mereka dapat mengurangi nyeri pada pasien dengan melakukan
intervensi yang spesifik dan mengurangi kerusakan kulit karena tekanan dengan
perubahan posisi yang teratur (Parker & Smith, 2010). Wooldridge (1992)
dalam Mckenna (1997) menjelaskan beberapa ciri dari teori praktek/ micro
theory, yaitu:
1. Teori praktek dinyatakan dalam sebuah
hubungan sebab akibat antara makna dan tujuan yang dapat di uji secara empiris.
2. Focus pada penyebab yang dapat
dimanipulasi oleh perawat; efek yang dianggap relevan untuk mengevaluasi hasil
yang telah dicapai ; dan ketidaktentuan kondisi yang dapat diaplikasikan dalam
situasi praktik.
3. Fokus
pada makna yang dapat diasumsikan secara mandiri oleh profesi
perawat baik praktik manipulasi langsung maupun struktur panduan
praktik.
Perkembangan
Teori Praktik/ Micro Theory
Teori praktik merupakan hasil dari sebuah
proses refleksi dari dunia nyata
keperawatan klinis, dimana didalamnya dibutuhkan “engaging”, intuiting, dan
envisioning. Engaging
berarti keterlibatan langsung perawat pada suatu situasi. Intuiting berarti perspektif subyektif yang dibawa perawat pada
situasi tertentu berdasarkan pengalaman yang telah didapatkannya. Envisioning berarti intuisi kreatif perawat dalam memberikan arti unik dalam
situasi tersebut dan mengungkapkan kemungkinan-kemungkinan baru (Chin &
Kramer, 1995 dalam McKenna, 1997). Refleksi bukan sebagai akhir dari pencarian
pendekatan baru namun sebagi suatu proses yang berlanjut. Ada beberapa langkah
dalam proses refleksi yaitu mengumpulkan pengalaman, konsentrasi pada perasaan
sendiri, mengevaluasi kembali melalui asosiasi, integrasi, validasi dan
ketepatan.
Untuk melakukan proses tersebut dilakukan
dengan mengumpulkan data-data pengalaman dalam bentuk jurnal tertulis,
melakukan studi studi dari jurnal ilmiah, diskusi dengan kolega. Parker dan
Smith, 2010 menambahkan sumber sumber dari pengembangan mikroteori ini adalah
pengalaman sehari-hari dari perawat, diskusi dengan perawat mahir berdasar
kasus yang ditemuinya. Langkah kedua menurut mereka yaitu konsentrasi pada
perasaan berarti tidak hanya mendeskripsikan perasaannya saja tentang
pengalaman itu tetapi mencari bukti ilmiah/pertanggungjawaban dari perasaan
itu. Kepercayaan kuno tentang situasi
itu tidak boleh mempengaruhi persepsi. Bahkan kepercayaan kuno tersebut
sebaiknya diganti dengan hal hal yang baru dan terbuka. Hal ini dapat dicapai
dengan menulis sebuah catatan ilmiah.
Langkah ketiga yaitu terdiri dari empat
bagian. Yang pertama adalah asosiasi atau hubungan memungkinkan praktisi
refleksi untuk menghubungkan situasi yang ada dengan pengetahuan yang telah ada
dan tindakan yang dilakukan. Hasil akhirnya adalah praktisi tersebut mengganti
perilaku atau ilmu yang lama dengan yang baru. Hal ini dapat dicapai dengan brainstorming dari kelompok, diskusi
terbuka untuk mengklarifikasi pikiran dan perasaan agar muncul pendekatan baru.
Langkah berikutnya yaitu integrasi. Dalam
langkah ini praktisi mulai mengelompokkan beberapa ide, perasaan, dan isu yang muncul dalam langkah asosiasi. Hasil
dari pengelompokkan ini didapatkan suatu hubungan lagi dan suatu kesimpulan.
Disini konsep baru, proposisi awal dan asumsi dapat terlihat. Dapat juga hal
tersebut berhubungan dengan teori yang sudah ada.Validasi berarti membandingkan
hasil pendekatan baru dengan pengalaman, pengetahuan dan pendekatan dari
praktisi lain untuk mengetahui keaslian dari ide praktisi. Validasi juga
berarti mencoba hasil pendekatan praktisi di situasi lain. Cara terbaik untuk mevalidasi
hasil pendekatan baru adalah mengembalikan pendekatan tersebut ke praktik
klinik dan diuji disana.
Ketepatan adalah langkah terakhir dalam proses
refleksi yaitu menggabungkan perilaku dan pendekatan baru dengan dasar
pengatahuan kita. Sebagai hasilnya pengetahuan baru tersebut dapat digunakan di
masa depan pada situasi yang sama saat pertama kali refleksi dilakukan.
Secara ringkas, tingkatan pengembangan teori dapat dijelaskan sebagai berikut :
Philosophical theory
|
§ Falsafah keperawatan merupakan karya awalyang mendahului era teori.
§ Falsafah berkontribusi umtuk pengetahuan keperawatan dengan memberikan arahan untuk disiplin dan membentuk dasar untuk keilmuan professional, yang mengarah kepada pemahaman teoritis baru.
|
Grand theory
|
§ Cakupannya luas dan kompleks.
§ Membutuhkan penelitian yang spesifik sebelum dapat sepenuhnya di ujicobakan
§ Tidak memberikan panduan terhadap intervensi keperawatan yang spesifik,namun memberikan kerangka kerja struktural dan ide yang abstrak.
|
Middle range theory
|
§ Cakupannya lebih terbatas dan kurang abstrak
§ Menjelaskan fenomena spesifik atau konsepdan mencerminkan praktek keperawatan
|
Practice Theory
|
§ Lebih tidak abstrak, lebih spesifik dan cakupannya lebih sempit di bandingkan dengan middle range theory.
· Berorientasi pada suatu tindakan nyata untuk tujuan yang spesifik.
§ Fokus kepada fenomena keperawatan spesifik yang mencerminkan praktek klinisdan hanya terbatas kepada populasi atau bagian dari situasi pada teori.
|
0 comments:
Post a Comment